Bus antar kota kini menjadi moda transportasi darat yang naik daun sejak adanya Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera. Untuk memikat calon penumpang, tak jarang awak bus melakukan modifikasi agar busnya menarik dan orang awam di terminal tergoda menaikinya.
Variasi atau modifikasi pada bus malam antar kota kini semakin beragam. Awak bus memiliki kreatifitas masing-masing dalam hal melakukan variasi atau modifikasi pada armada bawaan mereka.
Baca juga:
Mengenal Bus Mercedes-Benz OH 1521, Si Setir Tampah, Torsi Melimpah
Mengenal Mercedes-Benz 'Volgren', Bus Bikinan Australia Andalan PPD dan Damri
Mengenal Mercedes-Benz LP 911 ' Mercy Tepak', Bus Pesek yang Legendaris di Jawa-Sumatra Era 1970-an
Modifikasi bus di Indonesia ini beragam tujuannya, mulai dari membuat bus tersebut semarak hingga memberikan perlindungan lebih dalam perjalanan di daerah rawan. Hal inilah yang menjadikan bus menawarkan kenyamanan dalam perjalanan, dengan biaya yang masih bersahabat.
Uniknya, awak bus rela mengeluarkan biaya pribadi untuk mempercantik armada busnya. Mereka merogoh kocek pribadi dalam-dalam agar armada bus yang mereka kendarai menarik mata pengguna jalan lain.
Seperti apa sih modifikasi bus yang banyak dilakukan para awak bus di Indonesia? Berikut ini ulasannya.
Hal yang sering dilakukan awak bus menunjukkan rasa sayang mereka terhadap kendaraan yang mereka gunakan ialah dengan memasang stiker di kaca depan, samping, atau belakang. Entah stiker kata-kata julukan seperti 'Mensana In Corporesano, Elu yang Ke Sana Gue yang ke Sono', stiker bertema agamis seperti sholawat Nabi, atau stiker unik lainnya.
Bahkan untuk bus dengan rute ke daerah Cirebon dan Kuningan begitu identik dengan stiker raksasa di kaca depan dan samping, termasuk untuk trayek seperti 'Priok - Kuningan via Sindanglaut', stiker tokoh musik atau band seperti Iwan Fals atau Slank dan semacamnya.
Modifikasi bus lainnya yang umum kita jumpai ialah menambah aksesoris lampu variasi. Ada yang sederhana sampai terlalu meriah warna-warni. Lampu variasi ini biasanya dipasang di depan, belakang, dan juga lampu kolong.
Awalnya konsep lampu variasi ini menyerupai konsep di film Fast and Furious yang memasangi lampu kolong. Modifikasi berkembang dengan memasang panel lampu RGB di kap mesin belakang untuk variasi. Ada juga yang sekedar memasang lampu RGB sederhana untuk tambahan lampu sein karena versi bawaan kurang terlihat.
Agak disayangkan karena modifikasi lampu RGB atau aksesoris lampu di bagian belakang kadang berlebihan. Tentunya ini sangat berbahaya bagi pengguna jalan lain, terlebih yang ada di belakang bus tersebut karena nyala lampunya terlalu terang dan membuat silau.
Bus dengan rute lintas Sumatera sebagian memasang teralis atau jeruji besi. Tujuannya tak lain untuk melindungi kaca depan dari serangan lempar batu di tengah jalan saat melewati wilayah rawan kriminal.
Wajar saja, jeruji kaca depan ini begitu penting karena sekaligus melindungi pengemudi yang ada dibaliknya. Cukup sering terjadi kasus vandalisme lempar batu berukuran besar, yang kemudian membuat pengemudinya terluka serius bahkan beberapa tahun lalu pernah ada yang sampai meninggal dunia karena tekena lemparan batu.
Tren yang kembali naik daun sekarang ini yaitu aksesoris klakson variasi. Dulu pada medio 2016 sempat populer klakson telolet yang dipasang oleh awak bus.
Sempat menghilang, kini tren tersebut kembali muncul namun dengan irama yang berbeda. Adalah Basuri, tren klakson berirama yang suaranya cukup panjang.
Bagi yang belum tau Basuri, itu merk klakson telolet asal India. Klakson ini harganya begitu mahal, bisa mencapai Rp5-6 jutaan. Bahkan, harga klakson telolet pun masih relatif lebih murah di kisaran Rp2 jutaan.
Meskipun wujudnya merupakan mobil angkutan penumpang, namun sebagian awak bus ingin kendaraan yang mereka bawa terlihat racing. Cara yang mereka lakukan biasanya memasang winglet, atau bahkan spoiler belakang.
Secara aerodinamika jelas tidak ada pengaruhnya, karena cuma sekedar aksesoris pemanis. Namun ini membuat penampilan bus jadi ala-ala racing.
Agar suasana kabin terutama di bagian dashboard jadi lucu dan nyaman, kadang para awak bus menambahkan boneka maupun bantal warna-warni yang mereka taruh di balik dashboard sehingga terlihat dari kaca depan.
Dan yang tak kalah ikoniknya ialah aksesoris boneka tokoh kartun seperti Marsupilami dengan buntut panjang menjuntai di kaca depan. Bahkan sampai muncul anekdot yaitu 'apapun busnya, Marsupilami pajangannya' karena seringkali jadi pajangan di kaca depan bus.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2022 Toyota AGYA GR SPORT 1.2
8.521 km
1,5 tahun
Jawa Barat
2019 Toyota AGYA G TRD 1.2
16.531 km
3,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota AGYA G TRD 1.2
12.595 km
4,5 tahun
Jakarta
2020 Suzuki CARRY PICK UP 1.5
17.056 km
2,5 tahun
Jakarta
2020 Toyota AGYA G TRD 1.2
19.655 km
3,5 tahun
Jakarta