Mobil dengan transmisi otomatis kini semakin populer karena praktis digunakan. Salah satu komponen penting dalam sistem transmisi otomatis sebuah mobil ialah Torque Converter atau alat konversi torsi.
Sistem transmisi yang digunakan pada mobil matic cara kerjanya tergolong sangat pintar. Fungsi torque converter ini serupa dengan kopling pada transmisi manual.
Ketika mobil manual masih menggunakan sistem kopling gesek, maka torque converter mengandalkan sirkulasi oli transmisi secara otomatis. Oleh sebagian kalangan, perangkat ini juga disebut sebagai kopling hidrolik karena kerjanya tersebut.
Baca juga:
3 Ciri Transmisi CVT Rusak, Waspadai Sebelum Terlambat dan Ganti Hingga Puluhan Juta Rupiah
Mobil Dengan Transmisi Otomatis Bisa Lebih Irit Dari Manual, Apa Benar Begitu?
Ketahui Ciri Oli Transmisi Harus Diganti Jika Tak Mau Keluar Biaya Membengkak
Kerja torque converter kurang lebih mirip kopling manual, yaitu memutus dan menyambung aliran tenaga dari mesin ke transmisi. Torque Converter berisi minyak transmisi atau yang biasa disebut dengan Automatic Transmission Fluid (ATF).
Dikutip dari laman resmi Suzuki Indonesia, usia pemakaian dari konverter ini adalah sekitar 10 tahun, apabila sudah lebih maka beberapa kerusakan dari fungsi bisa saja mulai terjadi. Bila komponen ini rusak, maka transmisi otomatis tidak bekerja dengan baik.
Torque converter tak hanya digunakan pada mobil saja, tetapi juga jadi komponen penting pada alat berat. Sistem hidrolik dalam perangkat ini mampu meningkatkan torsi ketika terdapat output yang jadi beban.
Komponen torque converter sangatlah penting untuk mobil dengan transmisi otomatis. Perangkat ini tak ubahnya seperti kopling otomatis dalam mobil matic, yang dapat meredam ketika terjadi getaran atau kejutan pada mesin.
Lebih Lanjut, perangkat ini bekerja untuk meningkatkan momen yang dihasilkan mesin, sekaligus meratakan putaran pada mesin sehingga mencegah terjadinya stall. Itulah mengapa pada transmisi otomatis, mobil bisa langsung jalan perlahan saat tuas dalam posisi D walau tanpa injak gas.
Torque converter bekerja menggunakan prinsip perubahan energi dari energi putar ke energi tekan dan kembali ke energi putar memakai sistem hidrolik. Ketika mesin hidup dalam kondisi idle, maka putaran dari flywheel akan dihubungkan ke impeller pump melalui cover converter.
Kemudian, impeller yang berputar menimbulkan aliran fluida didalam cover, mengalir dari impeller masuk ke sirip turbin, kemudian masuk ke bagian tengah turbin. Lalu oli transmisi ini mengalir ke stator dan kembali ke impeller melalui pada bagian tengah impeller.
Dalam kondisi idle dan rpm rendah, maka tekanan yang dihasilkan belum mampu memutar turbin. Ini akan membuat sistem kopling yang terbebas. Saat mesin mulai digas dan putaran semakin cepat, tekanan fluida yang melewati sirip turbin semakin besar. Hal itu akan membuat turbin mulai berputar.
Semakin digas, maka putaran impeller makin cepat dan tekanan yang menggerakkan turbin makin besar. Agar tidak muncul kerugian tenaga akibat perbedaan moment, maka lock up clutch akan bekerja pada putaran mesin tertentu.
Pada lock up clutch ini terdapat sejenis kampas kopling seperti di kopling manual. Tujuannya agar aliran tenaga dari flywheel, masuk ke cover converter dan langsung ke turbin dengan perbandingan putaran 1:1.
Secara sederhana, konsep kerja torque converter mirip seperti kopling otomatis di motor bebek yang memanfaatkan gaya sentrifugal. Bedanya, kopling otomatis di motor agak tersentak karena langsung terhubung dari mesin tanpa adanya lock up cluth dan sistem hidrolik.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2019 Suzuki ERTIGA GX 1.5
15.040 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Toyota AVANZA G 1.3
12.529 km
3,5 tahun
Jawa Barat
2019 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.652 km
4,5 tahun
Jakarta
2017 Toyota AGYA G 1.0
10.656 km
6,5 tahun
Jawa Barat
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat