Menjadi inspector mobil bekas tidaklah mudah, terlebih untuk mobil hybrid. Diperlukan keahlian, kejelian, kejujuran serta ilmu yang matang supaya dapat memberikan informasi yang sebenarnya kepada konsumen setelah selesai melakukan inspeksi.
Salah satu lembaga pelatihan bersertifikat yang menyediakan pelatihan sekaligus pembelajaran menjadi inspector handal adalah Carsome Academy. Kehadirannya diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam menjawab isu ketenagakerjaan, mengingat tingginya kemampuan daya serap lapangan kerja sektor otomotif di Indonesia.
Bicara mengenai inspeksi mobil hybrid bekas, Fakhri Ihsan selaku instruktur Carsome Academy Indonesia mengatakan bahwa untuk inspeksi mobil hybrid tidak boleh dilakukan oleh sembarangan inspector, harus yang sudah mengikuti pelatihan dan terverifikasi karena terkait dengan safety.
“Saat ini ada mobil hybrid. Di Carsome sendiri kami pernah manjual mobil hybrid seperti Toyota Camry (Spesifikasi | Berita) dan Corolla Cross. Saat proses inspeksi mobil ini sedikit banyak berbeda dengan mobil konvensional umumnya. Kesamaannya hanya ada di mesin, panel, struktur kendaraan, kaki-kaki dan suspensi,” ucapnya kepada Autofun Indonesia, Rabu (13/4).
Sebagai informasi, dalam proses inspeksi pertama-tama harus melakukan pengecekan surat-surat terhadap fisik kendaraan. Kemduian cek body secara menyeluruh serta struktur kendaraan. Selanjutnya bagian interior guna memastikan bahwa mobil tidak menimbulkan bau apek yang disebabkan banjir.
Langkah berikutnya, melakukan tes drive, cek mesin, transmisi, rem, serta fitur keselamatan apakah berfungsi secara normal. Terakhir, upload dokumen beserta foto ke dalam sistem atau membuat laporan foto dan keterangan terhadap calon pembeli.
Baca juga: 7 Keuntungan Beli Mobil Bekas Jelang Musim Mudik Lebaran
Kembali ke mobil hybrid bekas, bagian baterai baterai perlu diperiksa jauh lebih detail. Hal ini terkait akan jarak tempuh serta normalnya fungsi dari sistem hybrid.
“Kondisi baterai harus diperiksa lebih detail, kenapa? Karena untuk sistem lainnya sama seperti mobil konvensional. Ini jadi bagian penting, lagi-lagi harga baterai yang mahal mencapai sepertiga atau bahkan setengah dari harga kendaraan. Kalau kita miss inspeksi di bagian baterai atau bagian elektrik kendaraannya ini menjadi paling bahaya,” ungkapnya.
Diakatan Fakhri, untuk transmisi mobil hybrid dan konvensional sedikit berbeda. Namun untuk poengcekan atau pemeriksaannya hampir sama. “Yang terpenting tidak ada bunyi atau delay setiap perpindahan gigi. Dan pastikan fluida di dalam transmisi cukup scara kualitas dan kuantitas,” imbuhnya.
Seperti pengecekan mobil konvensional pada umumnya, mobil hybrid juga bisa menggunakan OBD2 Scanner.
“kalau untuk inspeksi khususnya mengecek baterai bisa menggunakan OBD2 Scanner. Tapi tidak semua OBD2 mempunyai sistem untuk melakukan pengecekan status baterai. Jadi ada beberapa merek dari OB2 Scanner yang hanya memiliki sistem tersebut. Nah untuk diketahui saat beli OB2 scanner yang support mobil hybrid atau listrik, kita juga harus beli lisensinya untuk bisa menajutkan pengecekan status baterai maupun status kendaraan,” serunya.
Fakhir pun menambahkan, pada proses pembelian OB2 Scanner sebaiknya lebih dulu menanyakan apakah alat tersebut support dengan mobil hybrid atau EV.
“Kalau sudah punya scanner dan lisensi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan status kendaraan tersebut layak dibeli. Salah satunya tidak lebih kurang dari 40% untuk baterai healthnya. Kemudian untuk tingkat selisih panasnya tidak lebih dari 2 derajat celcius di setiap cell panel baterai. Misalkan cell pertama 20 derajat celcius cell kedua 23 derajat celcius itu tidak boleh. Jika sudah normal suhunya, kita bisa melanjutkan proses scanner. Selanjutnya untuk inspeksi lainnya sama seperti mobil konvensional,” ujarnya.
Seperti yang diketahui mobil konvensional dengan hybrid memiliki sistem kelistrikan berbeda. Mengenai biaya yang dikeluarkan saat membutuhkan layanan inspeksi di atas Rp500 ribu.
“Untuk mobil hybrid biaya inspeksi di atas Rp500 ribuan, karena sistem elektrikalnya yang jauh lebih rumit. Kalau mobil passanger seperti Avanza dan Agya cukup Rp350 ribu. Beda lagi mobil Eropa yang berada di angka Rp800 sampai Rp1 juta karena sistem dan fiturnya yang lebih high class,” tutup Fakhri.
Baca juga: Rental Mobil Buat Mudik Lebaran, Segini Tarif Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid per Hari
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2019 Mazda CX-5 ELITE 2.5
45.271 km
4 tahun
Jakarta
2021 Toyota FORTUNER VRZ 4X2 2.4
28.559 km
2,5 tahun
Jawa Barat
2019 Mazda CX-5 ELITE 2.5
28.043 km
4 tahun
Java East
2020 BMW X1 SDRIVE18I XLINE 1.5
35.681 km
3 tahun
Jakarta
2018 Mazda CX-9 2.5
53.282 km
5 tahun
Jakarta