Kesalahan pengguna mobil listrik pemula sering kali jadi topik pembicaraan hangat seiring makin banyak bermunculan seiring populasi kendaraan elektrik (BEV) yang terus menjamur.
Apalagi mobil listrik yang ada di Indonesia harganya juga terus terjangkau dengan dukungan sejumlah subsidi dari pemerintah seperti dibebaskan beberapa pajak hingga keleluasana melintas di wilayah Ganjil Genap.
Baca juga: Tahun 2025, Melintas di Jalan Ini Bisa Sambil Ngecas Mobil Listrik
Tapi perlakuan terhadap mobil tanpa bahan bakar ini tidak boleh sembarangan, hal-hal sepele seperti terlalu sering charger baterai ternyata malah bisa berdampak negatif pada kendaraan tersebut.
Dikutip dari Autofun Vietnam, berikut ini ada setidaknya lima kesalahan yang sering dilakukan pengguna mobil listrik pemula.
Baca juga: Bukan Tesla Atau Wuling Air ev, Ini Mobil Listrik Terlaris di Dunia Tahun 2022
Sama seperti ponsel, sejumlah ahli menyarankan untuk tidak mengisi daya baterai dalam waktu yang terlalu lama, misalnya semalaman ditinggal tidur sebab bisa membuat baterai bocor.
Hal ini juga berlaku untuk baterai mobil listrik, karena baterai lithium-ion yang disambungkan ke sumber listrik dalam waktu lama meski kondisinya sudah 100% akan menurunkan daya baterai itu secara cepat.
Ini juga penting untuk diketahui mereka yang baru punya mobil listrik, sebab ambang batas ideal baterai EV adalah 30-80%.
Jadi sebaiknya gunakan mobil listrik sampai kondisi baterai sekitar 30% lantas charger hingga kondisi 80%, dan kalau mobil tersebut setiap hari digunakan, sebaiknya isi daya baterai cukup maksimal 2 hari sekali.
Baca juga: Mobil Listrik di Jepang Ternyata Gak Laku, Penjualannya Kurang dari 1 Persen
Keberadaan fast charging (DC) memang sangat nyaman saat harus ngecas baterai mobil listrik, apalagi ketika perjalanan jauh atau dalam situasi mobil harus digunakan segera.
Ini lantaran melalui soket fast charging atau bahkan ultra fast charging, waktu pengisian daya listrik cuma 15-30 menit.
Tapi sebenarnya ada risiko penurunan kapasitas baterai 1% per tahun jika terlalu sering menggunakan soket fast charging, jadi sebaiknya manfaatkan saja home wall charger yang didapat saat pembelian mobil tersebut, dan cas baterai ketika mobil sudah terparkir di garasi rumah.
Setelah melakukan perjalanan jauh dengan EV kesayangan, biasanya Anda akan beranggapan untuk melakukan charging baterai sembari mobil "istirahat".
Padahal tindakan tersbeut adalah bentuk kesalahan, mengingat baterai litihum-ion sangat sensistif terhadap suhu, sementara baterai itu idealnya ada di suhu 20-40 derajat Celcius.
Pada saat mobil habis menempuh jarak jauh, umumnya kondisi kendaraan masih cukup panas, maka dari itu jangan tambah suhu baterai dengan mencolokkan ke soket pengisian daya listrik.
Baca juga: Kenalin Nih Zeekr 001 2023, Mobil Listrik yang Bisa Tempuh Jakarta-Solo PP Tanpa Ngecas
Kendaraan listrik memiliki teknologi yang unik sehingga memungkinkan torsi puncak tercapai sejak akselerasi awal.
Namun kondisi ini menyebabkan pengemudi EV sering kali menginjak pedal rem secara keras dalam ritme yang cukup intens.
Padahal sama seperti mobil bermesin bakar internal, sering menginjak rem akan membuat konsumsi BBM jadi lebih boros, demikian juga berlaku untuk EV.
Tuh kan jangan sembarang perlakukan mobil listrik ya, ingat, kalau baterainya rusak harganya bisa separuh harga mobil tersebut.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
{{variantName}}
{{carMileage}} km
{{registrationYear}} tahun
{{storeState}}