Sudah jadi hal lumrah kalau ban serep ada pada sebuah mobil, dimana penyimpanan diletakan di kolong, bagasi hingga menempel di pintu mobil belakang yang juga disebut konde.
Di Indonesia, keberadaan ban serep atau dikenal ban cadangan diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan pasal 57 ayat 3 huruf b.
Selain itu, aturan ban cadangan ini juga ada pada pasal 43 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012.
Baca juga: Sering Disepelekan, Ternyata Begini Perlakuan yang Benar Terhadap Ban Serep Mobil
Bahkan dalam pasal 47 ayat 1 dan 2 PP No 55 tahun 2012, menyebutkan ban cadangan harus memiliki ukuran sama dengan ban yang terpasang, serta dapat memiliki lebar tapak berbeda namun diameter sama.
Pada intinya ban cadangan memang dianggap perlu ada pada sebuah sebagai solusi mengatasi masalah, jika ban utama bocor atau pecah.
Dengan adanya ban serep mobil, tentu saja pengemudi atau pemilik mobil bisa menggantinya secara langsung tanpa harus menunggu mekanik yang keberadaan jauh dari lokasi.
Baca juga: Ayo Kenali Jenis-Jenis Ban Serep Mobil, Jangan Kaget Kalau Ada yang Ukurannya Kecil Banget!
Jika kita bicara soal ban serep atau ban cadangan, ternyata asal mulanya cukup menarik lho.
Anda mungkin hanya mengetahui ban serep saat ini dilengkapi dengan velg kaleng dengan bobot cukup berat, serta memiliki beberapa lubang untuk memasang mur.
Namun saat pertama kali muncul, bentuknya berbeda dengan yang seperti sekarang. Apalagi proses pembuatannya sudah menggunakan mesin canggih.
Baca juga: Setelah Ban Serep, Beli Mobil Tesla Tidak Akan Mendapatkan Charger
Ya, di awal tahun 1900, transportasi sudah ada, termasuk penggunaan roda ban yang dianggap mempermudah seseorang memindahkan barang.
Hanya saja, kala itu ban cadangan tidak banyak dipikirkan orang atau produsen otomotif. Bahkan bentuk ban di jaman itu, tidak seperti sekarang, karena ada juga yang terbuat dari kayu.
Alhasil, jika terjadi masalah mereka harus menggantinya dengan waktu lama dan tidak sepraktis sekarang, yaitu hanya membutuhkan bantuan dongkrak, kunci pas hingga alat pompa.
Belum lagi kondisi jalanan kala itu tidak seperti saat ini yang sangat ramai. Sebaliknya kondisi jalan kala itu tak banyak orang, masih lengang dan sepi, terlebih ketika malam hari.
Nah, sebelum munculnya ban serep, disebutkan setiap kuda yang menarik gerobak kerap meninggalkan ladam atau pelapis kaki kuda yang juga dikenal dengan tapal kuda.
Alhasil tapal kuda lengkap dengan paku untuk menempelkannya jadi berserakan di jalan, sehingga ban kendaraan kerap mengalami masalah termasuk kebocoran.
Hingga akhirnya, pada tahun 1904, seorang pria asal Inggris bernama Thomas Morris Davies, menemukan solusi untuk menghilangkan kekhawatiran pada pengemudi dengan menghadirkan roda cadangan.
Ide brilian Morris Davies yang sudah dipatenkan kala itu membuat sebuah roda tanpa jari-jari yang dilengkapi sebuah ban yang bisa dipompa.
Kala itu, penggunaan ban cadangan ala Morris Davies dianggap mempermudah pengemudi, karena mereka cukup menjepitnya ke pelek roda lama yang bannya kempes. Ini dianggap sebagai inovasi yang baik.
Memanfaatkan inovasi berupa menciptakan ban cadangan, membuat Davies dan saudaranya, Walter Davies, menjadikan temuan nya itu sebuah bisnis menggiurkan.
Ya, mereka akhirnya membuat bengkel bernama Stepney Spare Wheel yang awalnya hanya sebuah toko besi di Stepney Street dan toko sepeda untuk perbaikan motor di bagian belakang Stepney Hotel.
Hal ini pula yang membuat Davies dan Walters menjadi orang yang sangat kaya, seiring bisnis ban cadangan semakin berkembang.
Bisnis berkembang pesat dan pada tahun 1906 mereka membentuk Stepney Spare Motor Wheel Ltd, dan membuka 'Stepney Wheel Works' di Copperworks Road.
Bisnis yang semakin melejit, membuat dua bersaudara ini pada tahun 1909 mengklaim, bahwa semua taksi di London, sudah terpasang Stepney Spare Motor Wheel.
Tidak hanya di Inggris, pada tahun 1910 Stepney Spare Motor Wheel juga menancapkan binisnya disejumlah negara Eropa, dan beberapa negara yang kala itu jadi persemakmuran Inggris.
Namun begitu, roda berputar, bisnis ban cadangan Stepney Spare Wheel yang sempat melejit akhirnya harus kehilangan tajinya.
Nama besar Stepney Spare Wheel pun berakhir karena sejumlah produsen mobil turut menghadirkan ban cadangan untuk setiap unit terbarunya.
Hingga akhirnya setelah Perang Dunia Pertama, perusahaan mereka benar-benar telah mati.
Meski Stepney Spare Wheel sudah tak lagi ada, namun khusus nama 'Stepney' yang tadinya hanya sebuah wilayah di pinggiran kota London, justru digunakan untuk sebutan ban cadangan di beberapa negara seperti India, Bangladesh, Malta hingga Brasil.
Sekadar informasi, nama wilah Stepney sendiri diambil dari sebuah nama keluarga di Inggris pada jaman itu, yang dikenal sangat makmur dan akhirnya memilih pindah dari London ke Wales.
Karena sangat terkenal di jaman itu, hingga akhirnya seiring perjalanan waktu, maka wilayah tersebut dikenal dengan nama Stepney.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
{{variantName}}
{{carMileage}} km
{{registrationYear}} tahun
{{storeState}}