Cara aman berkendara di jalan tol adalah sesuatu yang kini mutlak dilakoni setiap pengemudi mobil.
Terlebih lagi jumlah akses jalan tol di Indonesia terus bertambah demi memudahkan mobilitas masyarakat dalam berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Kita bisa lihat, sejak Tol Trans Jawa yang menghubungkan beberapa wilayah di Pulau Jawa hingga ke Bali resmi beroperasi penuh, maka mobilisasi kendaraan yang melintas di jalan tol sepanjang 1.167 kilometer itu tak pernah sepi.
Alhasil perpindahan masyarakat mulai dari Pelabuhan Merak di Cilegon Banten hingga ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, bahkan sampai ke Pulau Bali, kini rasanya bisa dilakukan siapa saja, kapan saja.
Jalan tol ini pula yang kerap dipadati kendaraan roda empat manakala di momen-momen tertentu, seperti libur Hari Raya Idul Fitri, atau libur panjang Natal dan Tahun Baru.
Nah dalam artikel ini, Autofun akan memberikan beberapa tips praktis untuk mengemudi aman di jalan tol terutama saat harus melalui jalan tol yang rutenya cukup jauh seperti Tol Trans Jawa atau Trans Sumatera.
Baca juga: 7 Hal Sepele yang Berakibat Fatal Saat Ngebut di Jalan Tol
Sebuah perjalanan yang aman dimulai dari perencanaan rute yang cermat.
Pertimbangkan kondisi lalu lintas, cuaca, dan event atau konstruksi yang mungkin memengaruhi perjalanan.
Pastikan kendaraan dalam kondisi baik dan bahan bakar mencukupi, serta jangan lupa membawa minuman dan camilan untuk menjaga energi selama perjalanan.
"Termasuk rencanakan pula kapan dan dimana hendak beristirahat, bagi pengguna kendaraan listrik, pastikan juga titik-titik charging station (SPKLU) yang bisa digunakan serta jenis port chargingnya apakah ada tipe DC charging yang fast charging atau tidak," jelas Gerry Nasution, BMW Certified Driving Instructor ketika ditemui Autofun di Jakarta beberapa waktu lalu.
Gerry menyebutkan, musuh paling utama pengemudi pada saat berkendara dengan rute jauh di jalan tol adalah highway hypnosis.
Yaitu kondisi pada saat pengemudi terus menerus menatap jalan lurus, rata, dan dalam waktu lama, maka mata pengemudi akan terhipnotis oleh jalanan.
"Ini yang menyebabkan mata kita cepat mengantuk.
Sebenarnya ini bukan kondisi tubuh kita lelah, tapi karena kita selalu melihat jalan lurus ke satu titik dalam waktu lama, secara tidak langsung mata kita terhipnotis, sehingga kita bisa kehilangan kendali sepersekian detik karena mata bisa tiba-tiba seperti tertutup," jelas dia.
Untuk mengatasi hal ini Kita coba alihkan sedikit perhatian misalnya dengan mendengarkan lagu, atau mengobrol dengan penumpang lain di mobil itu, supaya kita sadar lagi dan tidak terlalu terhipnotis.
"Yang paling simple kita minum seteguk atau dua teguk air putih supaya kita aware lagi konsentrasinya," pesan Gerry.
Baca juga: Persiapan Musim Hujan, Yuk Pilih Pembersih Kaca Mobil Terbaik
Ketika terfokus pada perjalanan terutama yang memakan waktu lebih dari 4 jam, seringkali Anda lupa betapa pentingnya beristirahat.
Mungkin Anda tidak merasa lelah dan mengeluarkan banyak keringat ketika mengemudi, padahal tanpa disadari pada saat nyetir satu jam atau dua jam, energi dalam tubuh terkuras banyak.
Untuk itulah sebaiknya setiap 1-2 jam, buat jeda istirahat sejenak sekitar 15 menit untuk meregangkan otot-otot dan menjaga agar kembali fokus berkendara.
Lakukan pemanasan sederhana untuk mengurangi risiko kelelahan terutama di bagian otot kaki dan punggung, karena biar bagaimanapun tubuh melakukan tugas yang monoton selama nyetir.
"Lakukan peregangan otot-otot tubuh, seperti kaki dan punggung supaya gak kaku, sesimple pergi ke toilet karena badan kita bergerak dan jalan tidak monoton di satu posisi," pesan Gerry.
Sebelum dan selama melakukan perjalanan panjang, asupan makanan serta minuman untuk tubuh juga penting buat diperhatikan.
Ketika hendak berkendara, sebaiknya makan secukupnya dengan menu yang mudah dicerna, serta jangan makan berlebihan karena nantinya malah akan menimbulkan kantuk di perjalanan.
Siapkan minum air putih di perjalanan untuk dikonsumsi setidaknya setiap 30 menit sekali.
Pastikan untuk menyediakan camilan yang memberikan energi tanpa menyebabkan kantuk.
Konsumsi kopi dibolehkan asal tidak berlebihan, dan perlu diketahui, kopi bersifat menyerap cairan sehingga pasca minum kopi yang berlebihan, biasanya tubuh akan merasa dehidrasi.
Baca juga: Jangan Sampai Terlibat Kecelakaan Beruntun, Berikut Cara Menghindarinya
Gerry juga wanti-wanti berpesan untuk paling pantang pengemudi melakukan aktivitas berkendara bersamaan dengan dirinya mengkonsumsi obat terutama obat flu, atau obat-obat lain yang berpotensi mengurangi konsentrasi saat berkendara.
Konsultasikan dengan dokter jika obat-obatan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi kemampuan mengemudi, dan jangan memaksakan diri untuk tetap nyetir selama masih mengkonsumsi obat-obatan tersebut.
Sebagai pengemudi, penting untuk memahami bahwa jalan adalah tempat bersama bagi berbagai jenis kendaraan, mulai dari pesepeda, pejalan kaki, pemotor, mobil lain, hingga truk atau bus besar.
Setiap kendaraan itu tentunya memiliki pengemudi dengan karakter yang sangat beraneka ragam sehingga Anda dituntut untuk selalu memperhatikan kondisi kendaraan di sekitar.
"Jangan pernah mempercayai pengemudi lain, karena sama seperti kita, semua pengemudi bisa saja membuat kesalahan.
Karena itulah kita harus bisa berkomunikasi dengan pengemudi lain selama di jalan," terang Gerry.
Caranya antara lain dengan selalu menyalakan lampu sein ketika hendak berbelok, menghidupkan lampu depan saat malam, dan jangan biarkan lampu rem mati sebab fungsinya untuk berkomunikasi dengan mobil di belakang.
Baca juga: Ingat, Nyalip dari Bahu Jalan Tol Bisa Pidana Penjara 2 Bulan, Nyawa Pun Terancam!
Hal penting lainnya sebagai tindakan cara aman berkendara di jalan tol adalah harus sabar dan menjaga kecepatan kendaraan yang aman.
Tidak ada gunanya kita lebih dulu ada di depan mobil lain dan berharap bisa sampai lebih dulu atau malah ingin dicap pengemudi yang hebat.
Padahal tindakan ini tidak menyebabkan Anda lebih cepat secara signifikan sampai di tujuan dibanding kendaraan lainnya.
"Mungkin beberapa menit lebih cepat iya, tapi tidak lebih cepat hingga lebih dari satu jam, sementara risiko yang harus ditanggung sangat besar," sebut instruktur safety driving dari BMW tersebut.
Jika ada beberapa kendaraan yang berjalan lebih pelan di depan Anda, jangan nyalip lebih dari dua mobil, sebab risikonya jauh lebih besar.
Ia juga berpesan waspada ketika menghadapi jalan tanjakan dan turunan, karena di lokasi ini banyak sekali blind spot.
Lantas pertahankan kecepatan di tol tidak lebih dari 100 km per jam, karena secara psikologis rata-rata manusia normal butuh waktu bereaksi saat keadaan darurat selama satu detik, misalnya untuk dia ngerem, pindah jalur dan sebagainya.
"Kalau kecepatan mobilnya lebih dari itu, pengemudinya harus bisa punya refleks di bawah 1 detik, padahal manusia seperti ini hanya pembalap profesional atau pembalap Formula 1," tukas Gerry.
Setiap pengemudi sepatutnya paham bagaimana cara aman berkendara di jalan tol demi menjaga keselamatan seluruh pengguna jalan.
Dengan perencanaan yang baik, kesiapan tubuh, dan interaksi yang bijaksana dengan pengemudi lain, kita dapat membuat perjalanan jarak jauh menjadi pengalaman yang aman dan nyaman.
Ingatlah bahwa keselamatan adalah prioritas utama, dan setiap tindakan kecil dapat membuat perbedaan besar di jalan tol.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
{{variantName}}
{{expSellingPriceText}}
{{carMileage}} km
{{registrationYear}} tahun
{{storeState}}