Harga bekas di angka Rp100 jutaan, kelebihan dan kekurangan Honda Brio CBU wajib kalian perhatikan sebelum membeli mobil ini.
Honda Brio CBU pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 2012, yang saat itu didatangkan secara utuh dari Thailand.
Kehadiran Brio CBU sendiri mengisi segmen small hatchback dimana mobil ini berhadapan secara langsung dengan Kia Picanto dan Daihatsu Sirion.
Selang satu tahun kemudian, tepatnya pada September 2013 PT Honda Prospect Motor (HPM) kembali menghadirkan Brio, namun kali ini untuk statusnya berubah menjadi produksi lokal hasil pabrik di Karawang, Jawa Barat.
Kemunculan Brio pada 2013 sendiri mengalami downgrade mesin dan juga fitur.
Hal ini dilakukan supaya Brio dapat mengisi segmen low cost green car (LCGC) serta memiliki harga jual lebih terjangkau.
Kemunculan Brio lokal ini merupakan pesaing dari Datsun GO, dan juga Toyota Agya serta Daihatsu Ayla.
Kembali ke Brio CBU, apabila kalian tertarik membelinya simak kelebihan dan kekurangan Honda Brio CBU berikut ini.
Baca juga: 6 Hal Menarik dari Honda Brio 1.3, City Car Paling Bertenaga Pada Masanya
Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, kelebihan dan kekurangan Honda Brio CBU antara lain memiliki fitur lebih komplit ketimbang buatan lokal.
Beberapa fitur unggulan yang ada di dalam seperti head unit 2din dengan format CD, MP3, AUX dan USB.
Pada varian teratas, E, untuk kisi-kisi AC mendapatkan aksen krom yang dapat memberikan kesan mewah.
Untuk semua jendela mobil ini sudah dibekali fitur power window yang sekaligus bisa dikendalikan dari sisi pengemudi.
Guna memberikan kenyamanan selama berkendara, sistem kemudinya mobil ini dilengkapi dengan tilt steering.
Keunggulan lainnya, Brio CBU diaplikasikan defogger pada kaca belakangnya yang berfungsi untuk menghantarkan panas sehingga bisa menghilangkan embun pada kaca dengan cepat.
Adanya fitur ini pengemudi bisa melihat bagian belakang dengan jelas.
Dari segi keselamatan berkendara Brio CBU dilengkapi Anti-lock Braking System (ABS) dan Electronic Force Distribution (EBD) untuk sistem pengereman.
Sasisnya mengusung teknologi Honda G-Force Control (G-CON) + ACE yang bertugas sebagai peredam saat terjadi benturan, serta melindungi kabin penumpang saat bertabrakan.
Untuk memberikan perlindungan saat mengalami benturan, di baris pertama terdapat dual SRS airbags juga terpasang di posisi pengemudi dan penumpang bagian depan.
Tak ketinggalan ada pula pretensioner with load limiter seatbelt, pedestrian protection, immobilizer serta alarm.
Dari segi berkendara Brio CBU ini terasa stabil serta minim timbul gejala body roll meski mobil dipacu dalam kecepatan tinggi.
Guna mendapatkan handling stabil serta minim gejala body troll, untuk karakter suspensinya terasa sedikit lebih stiff.
Meski sedikit keras, bantingan yang dihasilkan masih dalam kategori nyaman untuk penggunaan sehari-hari maupun luar kota.
Sebagai informasi, untuk bagian depan mobil ini menggunakan suspensi berjensikan McPherson strut, dan H-shape torsion beam di belakang.
Tidak seperti Brio lokal yang mengandalkan mesin 1.200 cc, Brio CBU disematkan mesin 1.300 cc berkodekan L13A.
Jantung pacu yang digunakan juga disematkan pada Honda Fit GD1&GD3 serta Fit GE6.
Di atas kertas mesin berkapasitas 1.339 cc i-VTEC SOHC 4-silinder segaris yang digunakan sanggup meletupkan tenaga sebesar 100 PS di 6.000 rpm dengan torsi 127 Nm pada 4.800 rpm.
Sebagai informasi, CBU lokal dibekali mesin L12B berkapasitas 1.198 cc SOHC i-VTEC 4-silinder segaris yang dapat memuntahkan tenaga sebesar 88 PS di 6.200 rpm serta torsi puncak 110 Nm pada putaran 4.900 rpm.
Kelebihan berikutnya yang ada pada Brio CBU yakni untuk varian maticnya menggunakan transmisi otomatis 4-percepatan torque converter.
Transmisi matic konvensional yang digunakan lebih mudah dan murah dari segi perawatan ketimbang CVT.
Untuk diketahui, Brio lokal yang diluncurkan pada tahun 2016 varian maticnya menggunakan transmisi jenis CVT, bertujuan agar terasa lebih halus setiap perpindahannya sekaligus hemat bahan bakar.
Memiliki performa besar, untuk konsumsi BBM-nya Brio CBU ini terbilang irit.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa pemakaian dalam kotanya mobil ini mampu menorehkan angka pemakiaan BBM 13-16 km/liter.
Sedangkan penggunaan luar kotanya dapat menempuh jarak 17-22 km/liter.
Baca juga: Modelnya Padahal Mirip, Ini Alasan Kenapa Harga Bekas Honda Brio 2012 Lebih Mahal dari Brio 2013
Kekurangan Brio CBU yang pertama terletak pada material yang digunakan.
Bila dibandingkan dengan para pesaingnya seperti Daihatsu Sirion serta Kia Picanto, untuk material plat serta plastik yang digunakan untuk membuat dashboard serta door trimnya tersebut terkesan murahan, dimana plat maupun plastiknya cenderung tipis.
Disisi lain mobil ini juga memiliki peredam kabin yang tipis sehingga suara bising dari luar masih bisa terdengar dengan jelas.
Sebagai small city car, secara dimensi Brio CBU terbilang kecil.
Seperti diketahui untuk panjang keseluruhan mobil ini mencapai 3.640 mm, lebar 1.680 mm dan tinggi 1.485 mm, serta wheelbase 2.345 mm.
Memiliki ukuran yang kecil, memberikan dampak pada keleuasan kabin.
Dimana untuk ruang kabinnya mobil ini terasa sempit baik di baris pertama maupun kedua.
Selain itu pula ruang bagasinya mobil ini terbilang kecil dengan posisi masuk ke bawah tidak rata dengan bibir pintu bawah.
Memiliki bagasi yang sempit, saat ingin berpergian ke luar kota kalian tidak bisa membawa barang dengan jumlah banyak.
Brio CBU mempunyai kekurangan di kaki-kaki depan yang kerap timbul suara berisik ketika melewati jalan tidak rata.
Suara berisik yang muncul bisa disebabkan karena bushing, karet support, tie rod, ball joint hingga rack steer yang rusak akibat masa pemakaian atau usia.
Sebagai mobil perkotaan, Brio CBU punya ground clearance atau jarak kabin dengan permukan tanah yang terbilang rendah hanya 165 mm.
Jarak antar permukaan kabin dan tanah yang rendah membuat mobil rawan mentok ketika terlebih saat dimuati beban berat ketika berpergian ke luar kota.
Untuk mengatasi hal tersebut, kalian bisa mengganti per serta shockbreaker lebih panjang serta mengganti ban dengan ukuran lebih tebal.
Punya handling cukup stabil, memberikan efek pada rasa kenyamanan berkendaranya.
Seperti yang dapat dirasakan, mobil ini untuk bantingan yang dihasilkan cenderung lebih ke arah stiff ketika melewati jalan yang berkontur.
Untuk membuatnya nyaman, kalian bisa menggunakan suspensi aftermarket yang banyak dijual di pasaran.
Spesifikasi Honda Brio 1.3 CBU 2012 | |
---|---|
Dimensi | |
Panjang | 3.610 mm |
Lebar | 1.680 mm |
Tinggi | 1.485 mm |
Jarak sumbu roda | 2.345 mm |
Jarak ke tanah | 165 mm |
Kapasitas tangki BBM | 35 liter |
Ukuran ban | 175/65 R14 |
Mesin | |
Tipe mesin | L13A SOHC i-VTEC Drive By Wire |
Isi silinder | 1.339 cc |
Jumlah silinder | 4 |
Daya maksimum | 100 PS @6.000 rpm |
Torsi maksimum | 127 Nm @4.800 rpm |
Transmisi | Manual 5 percepatan |
Otomatis 4 percepatan | |
Sistem penggerak roda | Penggerak roda depan |
Sasis | |
Suspensi depan | MacPherson Strut |
Suspensi belakang | H-Shape Torsion Beam |
Rem depan | Ventilated Disc |
Rem belakang | Drum |
Harga bekas stabil di angka Rp100 jutaan, Honda Brio CBU untuk kelebihannya memiliki fitur lebih lengkap dibandingkan Brio lokal.
Selain itu performanya juga lebih besar berkat penggunaan mesin 1.300 cc.
Disandingkan transmisi manual 5-percepatan dan otomatis 4-percepatan, Brio CBU untuk konsumsi bahan bakar dalam dan luar kotanya terbilang irit.
Dari segi berkendara city car ini pun terasa fun to drive dan stabil.
Untuk kekurangannya mobil ini terletak pada meterial yang digunakan, kabin sempit, serta kaki-kaki depan yang timbul suara ketika melewati jalan rusak.
Selain itu Brio CBU juga memiliki ground clearance rendah sehingga rawan mentok, serta bantingan suspensi yang stiff.
Baca juga: Jangan Salah Beli, Ini 4 Perbedaan Honda Brio S dan E gen 1
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
{{variantName}}
{{expSellingPriceText}}
{{carMileage}} km
{{registrationYear}} tahun
{{storeState}}