BYD Indonesia mungkin baru resmi masuk ke Tanah Air pada Januari 2024, diikuti kehadiran mereka di pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 15-25 Februari 2024.
Padahal perusahaan yang sudah berdiri sejak 2003 dan berpusat di Shenzhen, China itu tercatat sudah mampu menjual 6,5 juta unit kendaraan di seluruh dunia.
Bahkan BYD sudah mengekspor kendaraan ke lebih dari 70 negara dengan lebih dari 400 kota di seantero bumi ini.
Lantas apa yang akan dilakukan BYD Indonesia untuk pasar dalam negeri?
Eagle Zhao selaku Presiden Director BYD Motor Indonesia membeberkan banyak hal tentang strategi pabrikan teknologi raksasa asal Tiongkok itu untuk pasar Tanah Air.
"Tahun ini adalah tahun pertama BYD untuk penetrasi pasar di Indonesia. Ya kami menerima banyak perhatian dari masyarakat, tetapi daripada kami berfokus pada SPK (penjualan), kami lebih melihat seberapa besar keinginan masyarakat mengenai EV untuk menjadi bagian dari kehidupan mereka," kata Eagle, saat ditemui di sela pameran IIMS 2024, Minggu (18/02/2024).
Baca juga: Tips Memilih Ban EV yang Tepat Biar Kinerja Mobil Listrik Tak Berkurang
Meskipun pemain baru di industri otomotif Indonesia, namun BYD sudah merilis tiga model kendaraan elektrik berbasis baterai secara bersamaan.
Ketiganya adalah BYD Dolphin yang menempati segmen medium hatchback BEV, lalu ada BYD Atto 3 yang masuk ke kelas SUV BEV, serta BYD Seal sebagai sedan BEV.
Menurut Eagle, dengan tiga produk tersebut sudah mewakili tiga model yang berbeda untuk memenuhi target pasar yang berbeda-beda di Indonesia.
Ia juga menyebutkan jika pihaknya merasa senang dengan melihat antusiasme pengunjung IIMS 2024 ke booth BYD, meskipun saat ini belum lima hari perhelatan pameran otomotif itu berlangsung.
"Kami sangat senang melihat antusiasme masyarakat dengan booth BYD di IIMS, karena kami disini menampilkan e-platform dan blade battery, ini berarti masyarakat makin tertarik mempelajari kendaraan elektrifikasi," sebut Eagle.
Kondisi tersebut, kata dia, sesuai dengan target awal yang dicanangkan pabrikan ini untuk lebih melakukan penetrasi pasar BEV kepada masyarakat Indonesia.
Baca juga: Awas, Jangan Sembarangan Pasang Kaca Film di Mobil Listrik!
Meskipun mengaku saat ini belum fokus pada angka penjualan, tetapi catatan penjualan BYD di China cukup mencengangkan.
Bagaimana tidak, perusahaan tersebut sanggup membukukan penjualan 3.024.417 unit kendaraan energi baru (NEV) selama tahun 2023.
Angka ini mencerminkan kenaikan penjualan year on year sebesar 62,3 persen dibanding tahun sebelumnya dengan jumlah unit terjual sebanyak 1.863.494 kendaraan.
Bahkan penjualan dalam jumlah fantastis tersebut dikatakan oleh Eagle sudah terjadi dua tahun berturut-turut.
"Kami ingin tahun ini di Indonesia bisa memecahkan rekor kami sendiri, karena kami sudah 2 tahun berturut-turut menguasai pasar NEV di China," ucap Eagle.
Demi mencapai kondisi tersebut, ia berharap jika saat ini pasar kendaraan elektrifikasi di Indonesia masih 1,8% dari total pasar kendaraan bermotor di Tanah Air, namun dengan hadirnya BYD Indonesia, Eagle berharap pasar EV akan makin melebar.
Baca juga: Layakkah Beli Mobil Hybrid Bekas Tapi Harus Ganti Baterai Seharga Puluhan Juta?
Selain langsung membombardir pasar otomotif Indonesia dengan tiga produk sekaligus di segmen berbeda, menurut Eagle, pihaknya juga sudah menyiapkan berbagai strategi.
BYD yang sudah memiliki pengalaman dari pasar di China lebih dari 20 tahun, tentunya akan menerapkan beberapa langkah yang serupa menghadapi kondisi di Indonesia.
"Kami mengerti wilayah Indonesia cukup luas, namun kalau berkaca dari pasar NEV di China, disana dari 0-1% pangsa pasar NEV membutuhkan waktu hingga 12 tahun yaitu dari tahun 2008 sampai tahun 2019," ucap Eagle.
"Tetapi di tahun lalu, pasar NEV di China sudah melonjak jadi 38%, ini akibat penetrasi ke pasar yang begitu agresif. Bahkan tahun ini penetrasinya akan lebih agresif lagi untuk pasar NEV bahkan sampai masuk ke tiap-tiap pedesaan. Tujuannya untuk makin memperkenalkan kendaraan NEV kepada masyarakat," kata dia.
Stretegi seperti inilah yang menurut dia akan dibawa ke Indonesia, mengingat hasilnya di China sudah terbukti, 2/3 dari pasar NEV global adalah dari China, bahkan bisa diasumsikan, jika ada 3 mobil NEV terjual secara global, 2 diantaranya merupakan berasal dari pasar di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Tapi tentunya melakukan penetrasi pasar saja tidak cukup, BYD juga sudah berkomitmen mendirikan pabrik perakitan (manufacturing) di Indonesia.
Meskipun untuk lokasi dan kapan akan dimulai, pihak Eagle cuma menyatakan semua masih on track, tetapi dirinya meyakinkan jika pabrik tersebut akan melakukan tugas utamanya yakni memenuhi kebutuhan unit di pasar domestik daripada mengekspor ke negara-negara tetangga.
"Setelah pemenuhan kebutuhan pasar Indonesia, bukan tidak mungkin pabrik tersebut juga untuk memenuhi kebutuhan negara lain disekitarnya. Saya yakin dalam waktu 2-3 tahun, Indonesia akan menjadi pasar otomotif NEV terbesar di wilayah Asia," jelas Eagle.
Dirinya pun menyinggung soal pasar kendaraan elektrifikasi lain di Indonesia selain BEV (Battery Electric Vehicle).
Menurutnya, mobil listrik BYD sendiri bukan hanya BEV, namun ada juga model Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV).
Dari total 3 juta lebih unit mobil BYD yang terjual di negara asalnya sepanjang tahun 2023, 1.574.822 unit diantaranya adalah kendaraan tipe BEV yang tercatat mengalami kenaikan 72,8% dibanding penjualan BEV tahun 2022.
Sementara 1.438.084 unit lainnya adalah tipe PHEV yang juga alami kenaikan cukup signifikan, yakni 51,9% dari tahun sebelumnya dengan hanya terjual 946.239 unit.
Kata Eagle, saat ini di Tiongkok, pasar mobil BEV dan PHEV sudah berbanding 50:50 sehingga komposisinya akan setara, dan BYD memiliki dua teknologi itu.
“Yang menjadi sukses kami, BYD memiliki "rumah" teknologi yang sukses. Kami punya 70 ribu teknisi yang selalu terus melakukan penelitian dan pengembangan dari teknologi-teknologi BYD,” ucapnya.
Ketika waktunya teknologi-teknologi yang telah melalui pusat R&D itu sudah siap diaplikasikan, maka pihak perusahaan akan langsung menggunakannya dan sudah siap diproduksi massal.
Ini pula yang diterapkan BYD untuk pasar mobil listrik di Indonesia, sehingga ditegaskan Eagle, pihaknya akan berkomitmen untuk memberikan produk terbaik, teknologi terbaru yang terbaik, dengan layanan penjualan dan purna jual terbaik pula.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
{{variantName}}
{{expSellingPriceText}}
{{carMileage}} km
{{registrationYear}} tahun
{{storeState}}