Sebanyak 96.714 unit mobil listrik BYD diinformasikan harus dilakukan recall atau penarikan kembali karena terdapat masalah pada pengontrol Column-Assist Electric Power Steering (CEPS).
Model mobil yang di recall adalah BYD Dolphin dan Yuan Plus alias Atto 3, dimana adanya kemungkinan retakan kecil pada komponen CEPS, yang jika dibiarkan bisa meluas, dan berpotensi overheat, hingga memicu terjadinya mobil terbakar.
Hanya saja recall tersebut diumumkan bukan di Indonesia, melainkan di negara asalnya China. Akan tetapi, BYD Dolphin dan Atto 3 yang dijual di pasar otomotif nasional notabene masih diimpor dari Tiongkok.
Lantas bagaimana nasibnya mobil BYD yang sudah dipasarkan di Indonesia?
Baca juga: Berpotensi Terbakar, Hampir 1.000 Unit Mobil Listrik BYD di China Kena Recall
Menanggapi hal tersebut, Head of Marketing PR & Government Relation PT BYD Motor Indonesia, Luther Panjaitan menegaskan, jika mobil yang bermasalah merupakan unit yang diproduksi dengan periode tertentu dan hanya di pasar China.
"Kondisinya adalah produk setir kiri. Ini adalah bentuk tanggung jawab, quick action dan komitmen BYD terhadap keamanan dan kenyamanan pelanggan," ungkap Luther saat ditemui di sela peresmian 9 dealer BYD milik Arista Group di Bekasi.
Kata Luther, jika memang ada sebuah laporan terkait mobil bermasalah, BYD akan melakukan investigasi terlebih dahulu, untuk mengetahui dan mencari akar permasalahan yang sebenarnya.
Baca juga: Selisih Rp50 Juta, Perbedaan BYD Atto 3 Advance dan Superior Cukup Banyak
"Intinya BYD itu kan perusahaan riset dan teknologi, keamanan dan kenyamanan selalu jadi prioritas utama. Kalau memang itu secara hasil investigasi dibutuhkan pengembangan atau improvement, itu adalah sebuah bentuk tanggung jawab yang harus dilakukan," jelas Luther.
Dia juga menyatakan, jika saat ini BYD Indonesia sangat terbuka terhadap beberapa hal yang perlu dilakukan perbaikan. "Tim aftersales turun langsung memeriksa, dibantu komunitas kalau ada masalah akan dilaksanakan aktivitas correction," ucapnya.
Maka dari itu, Luther menegaskan agar masyarakat Indonesia tak perlu khawatir, karena BYD memiliki komitmen dan tanggung jawab, terlebih mengenai safety dan kenyamanan pelanggan.
Baca juga: Banyak Kasus EV Terbakar, Warga Korea Selatan Panik Jual Mobil Listrik
Jika recall di atas karena masalah internal BYD, namun isu lebih besar yang dialami pada mobil listrik adalah apabila mobil terbakar, api yang menjalar sulit untuk dipadamkan.
Ya, meski di Indonesia belum ada yang terjadi, namun contoh kasusnya sesungguhnya kerap kali dialami di beberapa negara lain, dimana ketika mobil listrik kecelakaan dan terbakar, tidak mudah memadamkan, meski sudah melibatkan tim pemadam kebakaran.
Bahkan di Korea Selatan pada Agustus 2024 kemarin terjadi insiden mobil listrik terbakar di basement sebuah apartemen dan sulit dipadamkan. Imbasnya, para pemilik mobil listrik menjual unitnya, dan menganggap mobil nyetrum tidak aman.
Maka dari itu, Luther menyebutkan berkaca pada negara tetangga, edukasi soal mobil listrik sangat penting, sehingga BYD kerap melakukan diskusi bersama komunitas, dan juga pakar, termasuk PT PLN (Persero)
"Pemilik EV (Electric Vehicle) sekarang sudah sangat mengerti cara penggunaan EV, tapi kaitannya soal kebakaran perlu dikaji ulang penyebabnya apa. Environment kah atau memang dari faktor eksternal yang membuat terkesan seolah EV menyebabkan kebakaran," ujarnya.
Luther mengatakan, rasio kebakaran EV jika dibandingkan Internal Combustion Engine (ICE) relatif lebih kecil. "Kami terus mengkaji kejadian apapun. Prioritas utama adalah safety, kedua adalah kenyamanan," tegas Luther.
Untuk mencegah berbagai hal yang tidak diinginkan, dealer BYD dipastikan akan ikut proaktif jika terjadi masalah. Terlebih lagi, mobil listrik identik dengan baterai, yang dianggap jadi sumber api yang sulit dipadamkan jika terbakar.
Menurut Presiden Direktur BYD Arista, Ali Hanafiah, dealer BYD Arista maupun lainnya siap menangani dan mencegah jika terjadinya malpraktik pada baterai
"Mekanik sudah di training certified oleh BYD, dan BYD sendiri untuk bisa cover itu di setiap cabang diminta siapkan ada ruang baterai, ruang EV," ucap Ali.
Dia meyakinkan, jika peralatan dan perlengkapan yang dimiliki dealer BYD dipersiapkan secara matang, bahkan karena memiliki mobil listrik, ada peralatan khusus untuk menangani baterai, sehingga berbeda dengan mobil lainnya.
Ali juga mengatakan, jika bengkel resmi miliknya, memiliki standarisasi yang ketat, termasuk wajib menggunakan ruang ber-AC dan penyimpanan khusus untuk mobil listrik.
"Patokan yang kita jelaskan ke pelanggan, sudah memenuhi standar keamanan NCAP. Tertinggi untuk saat ini, terjamin mudah-mudahan saat ini nggak ada masalah," tuturnya.
Bicara soal baterai yang digunakan pada mobil BYD, kata Ali, saat ini sudah menggunakan jenis Blade Battery, dimana material yang digunakan tidak mudah terbakar atau meledak. Dengan jenis baterai inilah, maka dealer BYD bisa meminimalisir resiko yang muncul, ditambah teknisi sudah dibekali pengetahuan dan pemahaman oleh BYD.
Lebih lanjut, Ali menyebutkan, alat pemadam api ringan (APAR) yang dipersiapkan juga berbeda dari mobil bensin.
Sebagai pendatang baru, BYD terus berekspansi untuk melebarkan sayap bisnisnya dengan mendirikan dealer dan juga layanan purna jual di berbagai wilayah di Indonesia.
Rencananya, BYD menargetkan untuk menghadirkan 50 dealer pada 2024 di 15 kota di Indonesia.
Nah, jika Anda memang tertarik dengan mobil listrik dari BYD, atau ingin melakukan perjalanan tapi tidak tahu dealer resminya dimana jika terjadi sesuatu. Berikut daftar dealer BYD per Oktober 2024.