Harga Cuma Rp60 Jutaan, Ini Kelebihan dan Kekurangan Honda CR-V Gen-1 RD1
Enda · 6 Okt, 2024 12:03
0
0
Ini adalah kelebihan dan kekurangan Honda CR-V Gen-1 RD1 yang harus dipahami setiap orang jika mau membeli mobil tersebut. Meskipun sudah masuk kategori Motuba, namun mobil ini masih punya daya pikat yang kuat.
Disaat tren mobil jenis SUV (Sport Utility Vehicle) terus mengalami peningkatan, ternyata bukan cuma pada penjualan mobil baru saja, namun unit second alias bekas di mobil SUV juga permintaannya naik. Kondisi ini mungkin dipicu faktor fleksibilitas mobil SUV yang bisa dipakai untuk aktifitas harian, tapi juga sesekali berpetualang di luar kota saat akhir pekan.
Namun karena sebagian lapsian masyarakat Indonesia tidak sepenuhnya sanggup membeli SUV terbaru, maka mobil-mobil bekas bergenre tersebut dengan harga terjangkau pun diburu. Satu diantaranya Honda CR-V bekas yang kini model dengan harga paling terjangkau ada di CR-V generasi pertama.
Honda CR-V Gen-1 dengan kode body RD1 pertama kali masuk ke Tanah Air pada 1998. Ini berselang sekitar tiga tahun sejak kelahirannya di Jepang. Di negara asalnya, CR-V hanya dijual di jaringan Honda Verno dan Honda Primo.
Sebagai SUV pertama Honda yang secara resmi masuk ke Indonesia, mobil ini memiliki kepanjangan nama Compact Recreational Vehicle. Untuk artinya sendiri adalah mobil kompak yang nyaman. Sedangkan di Jepang, kata "CR-V" bermakna "Comfortable Runabout Vehicle".
Tampilannya masih terlihat gagah meski usianya tak lagi muda
Perlu diketahui, sosok mobil ini mampu bertahan di Indonesia hingga 2002 sebelum digantikan oleh generasi kedua dari CR-V. Melihat eksistensinya, SUV kompak asal Negeri Sakura tersebut tiba di Tanah Air dalam dua versi, CBU dan CKD.
Untuk CBU sendiri didatangkan secara utuh dari Australia. Perlu diketahui, jumlah unit Honda CR-V RD1 yang beredar dengan status CBU ini sangat amat jarang ditemui. Kalau pun unitnya ada, umumnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, dan lainnya. Itu pun pasaran harganya gelap.
Selain karena unitnya memang langka, apalagi yang kondsinya layak jalan, CR-V Gen 1 versi CBU ini juga mempunyai fitur yang jauh lebih komplit dibanding varian CKD. Mengenai fitur yang didapat, varian ini telah disematkan sistem penggerak All-time four wheel drive atau lebih dikenal AWD, sunroof, bentuk velg berbeda, suspensi lebih tinggi, reflektor lampu, mesin, transmisi dan jok.
Sedangkan Honda CR-V RD1 versi lokal hanya mengandalkan penggerak roda depan untuk membuatnya dapat berjalan, material dan motif pelapis jok yang berbeda dari versi CBU, dan juga cuma tersedia transmisi otomatis.
Harga Honda CR-V RD1 bekas versi CKD ini sekarang mulai dari Rp 60 jutaan. Cukup menarik dengan desain yang masih terlihat menarik dan gak malu-maluin diadu dengan SUV-SUV modern. Berbagi platform dengan Civic Ferio, apa sih kelebihan dan kekurangan Honda CR-V RD1 yang dijual di Indonesia?
Pertama-tama mari kita bahas dulu soal hal-hal menarik dari CR-V RD1 yang membuatnya masih cukup banyak peminat sampai sekarang, terutama dikalangan pehobi mobil tua.
1. Suspensi Lebih Empuk Ketimbang Generasi Keduanya
Suspensi CR-V gen-1 lebih empuk dibandingkan generasi penerusnya
Seperti yang diketahui, CR-V Gen-1 RD1 berhasil disematkan suspensi berjeniskan double wishbone di empat rodanya. Menggunakan supensi jenis tersebut, ayunan yang diterimanya terasa empuk ketika melewati jalan berkontur bahkan lebih nyaman dibandingkan generasi keduanya.
Tak hanya itu, handling yang diterimanya juga terasa stabil sekaligus proper berkat perpaduan antara platform sedan serta suspensinya tersebut. Mengendarai CR-V generasi pertama ini memang bisa jauh lebih nyaman ketimbang SUV-SUV lain di masanya. Bahkan bisa serasa naik mobil sedan tapi jangkunga.
2. Tampilan Gagah Layaknya SUV Tangguh di Zamannya
Tampilan CR-V gen-1 RD1 terkesan gagah
Bicara tampilan, CR-V RD1 terlihat sederhana namun memiliki bentuk gagah layaknya SUV tangguh. Dibandingkan dengan generasi keduanya yang banyak mengaplikasikan desain membulat, generasi pertama CR-V ini banyak menerima garis tegas namun tetap terkesan macho sekaligus timeless.
Pada bagian fascianya sendiri CR-V gen-1 menerima bumper dengan moncong yang lebih maju dan terlihat tinggi. Disisi sampingnya, mobil ini terlihat begitu kokoh dengan pilar yang dibuat tebal sekaligus miring.
Melihat buritannya, lampu belakang diletakan di pilar mengikuti desain lampu SUV yang saat itu sedang nge-trend. Guna mencirikan SUV tangguh, di bagian belakang kalian bisa menemui adanya ban yang diletakan menggantung pada pintu bagasinya.
Uniknya, pintunya tersebut dibuat two-piece yang tidak menyatu dengan kacanya, sehingga dikondisi tertentu kalian bisa dengan hanya membuka kacanya saja. Sangat bergaya SUV Amerika.
Terlihat mungil dibandingkan generasi keduanya, nyatanya CR-V gen-1 ini memiliki ruang kabin yang terasa cukup lega. Seperti yang bisa dilihat pada gambar, khususnya di baris pertama tidak ada pemisah jarak ruang kaki antara pengemudi dan penumpang depan.
Hal ini dikarenakan tuas transmisinya diletakan di balik lingkar kemudi. Di konsol tengahnya juga terdapat cup holder serta ruangan yang bisa dimanfaatkan untuk menaruh beberapa barang bawaan.
Ruang penumpang jok tengah juga sangat lapang
Di baris kedua, jarak dengan jok didepannya juga cukup luas sehingga mampu memberikan kenyamanan terhadap penumpangnya. Terlebih lantai kabin mobil ini dibuat tidak terlalu tinggi, dimana penumpang akan merasa lebih nyaman ketika berkendara dengan waktu yang cukup lama.
Di belakang, kapasitas bagasi Honda CR-V gen-1 juga terbilang besar. Dengan begitu kalian akan merasa lebih mudah disaat membawa barang banyak. Apalagi pada CR-V versi CBU terdapat juga tambahan meja lipat untuk penutip dek bawah bagasi. Aksesoris ini pun banyak dijual dan bisa diaplikasikan pada model CKD.
Ditawarkan dengan mesin 2.0L yang punya tenaga melimpah
Honda CR-V gen-1 RD1 yang bisa kalian temui di Tanah Air hanya ditawarkan dalam satu tipe mesin yakni mesin bensin berkapasitas 2.000 cc.
Sebagai pembeda, varian AWD pada unit CBU AUDM (Australian Domestic Market) disematkan jantung pacu berkodekan B20B yang secara data di atas kertas dapat memuntahkan tenaga hingga 128 PS di 5.400 rpm dengan torsi puncak hingga 130 Nm pada 4.300 rpm.
Beda halnya dengan varian CKD, model ini dibenamkan mesin F20A yang sama persis dipakai oleh Accord Cielo dengan perolehan tenaga sebesar 135 PS di 6.000 rpm serta torsi maksimal 159 Nm di 3.700 rpm.
Untuk kalian ketahui, otomatis 4-percepatan berpenggerak roda depan (FWD), sementara varian CBU pakai transmisi manual 5-percepatan dan sistem pengegrak semua roda (AWD).
Mengenai ketersediaan sparepart, Honda CR-V gen-1 RD1 masih banyak tersedia di pasaran. Dengan begitu kalian tidak perlu khawatir untuk mendapatkannya.
Jika tidak ingin repot mencarinya, kalian juga bisa memanfaatkan marketplace toko online untuk memperoleh sparepart yang dibutuhkan. Atau bisa pula gabung ke komunitasnya guna mendapatkan info part copotan mobil tersebut.
Di beberapa kota juga banyak bengkel spesialis Honda yang sudah terkenal dengan kepiawaiannya menyelesaikan berbagai problem dari CR-V Gen-1.
Sekarang kita akan membahas apa saja penyakit dari CR-V RD1 ini yag kerap dikeluhkan para penggunanya.
1. Konsumsi BBM Terbilang Boros
Konsumsi BBM Honda CR-V gen-1 RD1 terbilang boros
Perihal konsumsi BBM, beberapa sumber informasi menyebutkan penggunaan dalam kotanya Honda CR-V gen-1 RD1 ini mampu menempuh jarak 6-8 km/liter. Sedangkan pemakaian luar kota dapat menorehkan angka 10-12 km/liter.
Namun tentunya konsumsi bahan bakar ini bakal berbeda-beda tiap pemilik. Tergantung dari kondisi kesehatan mesin kendaraan tersebut, serta gaya berkendara pengemudinya.
2. Part Body dan Aksesoris Mulai Mahal
Copotan bemper depan seperti ini saja harganya cukup mahal (Foto: Elevenproject)
Memiliki usia di atas 20 tahun, Honda CR-V RD1 kini terbilang sulit untuk mendapatkan part body ataupun aksesoris, terlebih jika kalian ingin merubahnya ke model AUDM ataupun JDM.
Jika pun ada, tentunya harga part body maupun aksesoris yang ditawarkan tentunya dalam kondisi bekas copotan unit lain yang sudah di kampakan. Tetapi itu juga harganya bisa membuat isi kantong jebol.
Bukan cuma bisa digunakan untuk menaruh barang, di baris paling belakang mobil ini kalian juga bisa menemukan dua buah jok yang diletakkan saling berhadapan.
Namun sayang, jok yang ditawarkan sangat tidak ergonomis dan sempit sehingga tidak cocok disinggahi oleh siapapun ketika ingin melakukan perjalanan jauh.
4. Kaki-kaki Perlu Mendapatkan Perhatian Khusus
Sudah saatnya lakukan peremajaan sistem suspensi
Beberapa pemilik mobil ini menyebutkan bahwa kaki-kaki Honda CR-V gen-1 RD1 memerlukan perhatian khusus. Dimana karet bushingnya gampang getas akibat usia serta faktor pemakian. Seperti yang diketahui, mobil ini setidaknya memiliki 6-7 karet bushing yang wajib dilakukan pengecekan secara berkala.
Tak hanya itu, bermodalkan penggerak roda depan, seperti karet bushing pada ball joint, tie rod, long tie rod, swing arm pun tak luput wajib mendapatkan bentuk atensi dari pemiliknya.
Berbagai kelebihan dan kekurangan Honda CR-V RD1 berhasil kami sampaikan di atas. Dibandingkan dengan generasi penerusnya, CR-V generasi pertama memiliki bantingan yang lebih empuk sekaligus nyaman. Namun sebelum memutuskan untuk meminanganya, hal yang paling penting diperhatikan ialah bagian kaki-kaki, transmisi, body dan mesinnya.
Dibandrol mulai dari Rp 60 jutaan untuk harga bekasnya saat ini, SUV pertama Honda yang masuk secara resmi di Indonesia ini bisa menjadi alternatif lain ketika kalian bingung dihadapkan oleh Suzuki Grand Escudo, Nissan X-Trail T30 dan Kia Sportage.
Honda CR-V generasi pertama yang disebut RD1 ini masuk ke Indonesia tahun 1998 dan terakhir diproduksi 2002.
Honda CR-V Gen 1 pakai mesin apa?
Honda CR-V gen1 hanya menyediakan satu pilihan mesin, yaitu mesin bensin 2.000 cc. Tapi untuk unit yang dirakit CKD di Indonesia kode mesinnya F20A sementara unit yang diimpor utuh (CBU) pakai mesin berkode B20B.
Berapa cc mesin Honda CR-V Gen1?
Semua tipe Honda CR-V gen 1 menggunakan mesin bensin berkapasitas 2.000 cc.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.