Tutup radiator mungkin terlihat sepele selayaknya tutup botol biasa. Jadi kap dari wadah agar cairan tidak berceceran ketika mobil berjalan. Tapi untuk diketahui, fungsinya lebih dari itu. Bahkan jika tidak beroperasi sebagaimana mestinya, bukan tidak mungkin berujung pada kerusakan yang lebih parah.
Yep, barang sekecil itu dapat menjadi salah satu sumber penyebab mesin overheat. Ketika sudah terjadi, skenario terburuknya adalah penggantian kop silinder yang melenting akibat panas berlebih. Jelas biaya perbaikan sama sekali tidak murah.
Baca Juga: Jangan Sampai Keliru, Ini Penyebab Mesin Mobil Bergetar Ketika AC Dinyalakan
Cara Kerja Tutup Radiator
Sebagai gambaran, ketika mesin mulai panas, sirkulasi cairan pendingin (coolant) dalam mesin akan dikirim ke radiator untuk didinginkan. Baru dari situ kembali lagi ke mesin ketika energi panas sudah dinetralisir oleh elemen radiator.
Nah teorinya, dalam sistem tertutup, volume cairan akan mengembang seiring peningkatan suhu. Itu yang terjadi pada sistem pendingin. Cairan mengembang akibat panas dari proses pembakaran dan menyebabkan tekanan tambahan dalam sistem. Perlu dilepas sebagian agar tidak merusak titik-titik lemah seperti sambungan selang atau celah-celah tipis lain.
Di sinilah tutup radiator memainkan peran vital. Bukan sekadar menutup radiator melainkan sekaligus mempertahankan tekanan normal pada sistem sirkulasi cairan tertutup. Kalau kalian buka, kap ini sendiri memiliki komponen seperti pegas dan karet seal. Berfungsi sebagai katup dari radiator ke bagian eksternal seperti wadah air cadangan (reservoir).
Bekerja sesuai tekanan, katup pegas akan terdorong oleh tekanan berlebih sebagai pintu air keluar. Ini mengapa ditemukan angka pada tutup radiator. Mengindikasikan rating tekanan maksimal, umum dibaca dalam satuan bar.
Jika tersangkut, bukan tidak mungkin tekanan malah menciptakan kebocoran di bagian lain. Bahkan parahnya membuat salah satu komponen jebol. Di lain sisi, pegas katup yang lemah akan membuat cairan terlalu mudah dibuang ke tangki cadangan. Kalau sudah kepenuhan maka air dimuntahkan keluar tangki tersebut. Dengan demikian, ketika cairan hilang tentu ia bakal semakin kepanasan alias overheat.
Selain itu, saat temperatur air berangsur menurun, katup dalam tutup radiator akan kembali menghisap coolant dari reservoir. Memastikan tekanan dan aliran pendingin tetap berada di dalam batas wajar. Bila katup hisapan tidak membuka, turunnya tekanan akan membuat selang kempot seperti tersedot dari dalam.
Juga ia tertutup rapat oleh karet. Membuat gelembung udara yang punya potensi besar menyebabkan overheat tidak masuk ke dalam sistem.
Coba Perhatikan Bagian-Bagian ini
Memang, umumnya radiator cap dapat bertahan cukup lama dan tidak ada pakem kapan harus diganti. Hanya saja, akibat perawatan yang kurang disiplin malah dapat memperpendek umur pakai. Contoh tidak menggunakan coolant sesuai standar lantas menyebabkan pembentukan karat dan korosi. Untuk diketahui juga, kerusakan radiator cap hanya salah satu faktor penyebab mesin overheat.
Ada baiknya memantau cooling system secara berkala terutama pada mobil yang sudah berumur. Cek apakah terdapat kebocoran dan sisa kerak aliran air baik itu di selang, radiator, maupun sekitar tutup radiator saat mesin sudah panas. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah malfungsi katup lantaran tekanan berlebih yang mencari jalan keluar.
Dapat dilihat pula apakah terjadi aliran air berlebih (overflow) di tangki cadangan atau kebocoran uap di sekitar tutup radiator. Selain itu, coba perhatikan kondisi dan bentuk selang. Jika terlihat deformasi saat mesin sudah dingin, besar kemungkinkan bersumber dari kerusakan di kap radiator.
Jika hal tadi terjadi, segera periksakan ke bengkel secara menyeluruh. Mungkin benar radiator cap rusak hanya saja bagian lain pun boleh jadi ikut terdampak.
Baca juga: Ini Ciri Timing Belt Harus Diganti, Jangan Dibiarkan Putus