Jangan Sampai Salah, Berikut Cara Mudah Merawat Transmisi Matic dan Manual
Enda · 11 Jul, 2021 08:00
0
0
Sebelum adanya transmisi matic, transmisi manual lebih dulu digunakan karena mekanisme kerja yang tidak rumit. Seiring perkembangan zaman, transmisi matic mulai banyak diminati karena tidak perlu menginjak pedal kopling. Pengemudi akan merasa lebih nyaman ketika berkendara.
Meski dianggap lebih nyaman, transmisi manual dianggap lebih handal di jalur perdesaan ataupun medan dengan kontur menanjak dan menurun karena dianggap mampu menyalurkan tenaga lebih cepat.
Dalam pembahasaan kali ini kami ingin sedikit memberikan informasi bagaimana cara mudah melakukan perawatan pada transmisi matic maupun manual sehingga berkendara akan terasa lebih nyaman dan aman.
Transmisi matic model konvensional pada dasarnya memanfaatkan tekanan oli dan Torque Converter untuk dapat menggerakkan perpindahan gigi.
Torque Converter menggantikan kopling mekanis dan seluruh komponen yang berada di dalam transmisi terendam oli. Dengan begitu, pelumas ini memiliki peran penting dalam menjaga performa pada transmisi matic.
Automatic Transmission Fluid (ATF) memiliki tugas sebagai pelumas seluruh komponen bergerak, baik di dalam torque converter maupun rumah transmisi. Selain itu, ATF juga harus menyalurkan tenaga hidrolis bertekanan tinggi untuk mengoperasikan kopling dalam rangka menyalurkan daya mesin dan melakukan perpindahan gigi.
Ada beberapa tipe ATF pada mobil sesuai dengan teknologi yang diaplikasikan. Mulai dari Dexron II sampai IV, T-IV, WS, dan CVT, memiliki spesifikasi yang berbeda terkait kekentalan fluida dan performa lain seperti kemampuan menyerap panas dan melindungi komponen dari gaya gesek.
Penggunaan ATF yang tidak sesuai tentunya akan mempengaruhi performa transmisi matic. Kalian harus tahu mengenai penggantian oli transmisi matic, jangan sampai melewati batas waktu yang direkomendasikan pabrikan.
Rekomendasi dari produsen adalah setiap 40.000 km harus ganti oli transmisi, atau maksimal 50.000 km. Selain jarak tempuh, kalian bisa mengecek kekentalan atau warna oli melalui dipstick. Apabila warna oli berubah menjadi kecoklatan, sebaiknya langsung lakukan penggantian.
Bagian yang wajib dirawat untuk transmisi manual adalah kopling mekanis. Hindari kebiasaan buruk seperti tidak menekan pedal kopling secara benar saat perpindahan gigi atau kasar saat melepas dan menekan.
Hindari pula kebiasaan menahan setengah kopling saat di tanjakan karena akan mempercepat keausan pada kampas kopling. Jangan meletakkan kaki di pedal kopling saat mobil berjalan karena akan mempercepat keausan kopling.
Tidak lupa untuk selalu menjaga kualitas oli transmisi manual yang bekerja melumasi gigi transmisi, synchromesh, dan komponen lain di dalam rumah transmisi. Oli transmisi manual yang terjaga kualitasnya akan melindungi gigi transmisi, memudahkan perpindahan gigi, dan menambah panjang usia pakai transmisi.
Penggantian oli transmisi manual pada umumnya wajib dilakukan ketika mobil menempuh jarak setiap 40 ribu kilometer. Meski begitu, para pemilik mobil sebaiknya mengganti oli transmisi manual dengan interval waktu yang lebih cepat. Setiap 20.000 km atau 25.000 km.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.