Kejamnya Fenomena Jeglongan Sewu Pada Kondisi Pelek
Alex · 7 Feb, 2021 17:00
0
0
Pernah dengar wisata Jeglongan Sewu? Tempat yang berlokasi di daerah Klaten, Jawa Tengah tersebut bukanlah lokasi wisata sungguhan. Melainkan sebuah ruas jalan yang rusak, bolong-bolong dan kerap membuat rugi penggunanya.
Oleh warga setempat area jalan rusak tersebut diberikan poster bertuliskan Kawasan Wisata Jeglongan Sewu yang artinya kawasan wisata seribu lubang. Tentu ini merujuk pada rusaknya jalan tersebut yang bagaikan memiliki seribu lubang.
Tentu fenomena jeglongan sewu itu sangat merugikan dan membahayakan pengemudi. Tak cuma di Jawa Tengah saja, jalan berlubang seperti itu juga dapat kita temui di banyak tempat lainnya. Tentu hal ini bukan sesuatu yang bagus.
Salah satu komponen mobil yang dapat terdampak akibat jalan rusak dan bolong seperti itu adalah pelek. Bahkan jika dibiarkan terus-menerus tanpa dirawat, pelek mobil Anda bisa saja akan retak.
Beberapa pemilik mobil belum menganggap penting pengecekan pelek. Selain kotor karena letaknya di bawah, mungkin Anda kerap kali berasumsi bahwa pelek mobilnya tidak mungkin rusak mengingat terbuat dari bahan alloy atau besi yang kuat.
Auto2000 yang merupakan jaringan penjualan dan perawatan Toyota bahkan sempat menyebut dalam keterangan persnya mengenai bahayanya jalan berlubang tersebut. Pelek tetap memiliki potensi rusak jika bermasalah, terutama di musim hujan yang mengakibatkan banyak jalan berlubang, demikian menurut Auto2000.
Sekuat apapun bahan pembuat pelek, tetap ada kemungkinan pelek mobil rusak karena tersandung masalah. Dalam beberapa kasus, pelek depan yang rusak akan menyebabkan getaran di kemudi. Tapi umumnya kerusakan pelek tidak akan dapat dirasakan kecuali di saat bersamaan ban juga rusak seperti pecah atau benjol.
Oleh karenanya, segera tepikan mobil dan periksa kondisi ban dan pelek setelah mobil menabrak lubang atau gundukan jalan dengan kecepatan tinggi dan berpotensi merusak keduanya. Setidaknya ada 2 hal yang bisa menyebabkan pelek rusak atau performa pelek menjadi menurun.
1. Tekanan angin ban kurang
Anda dapat cek pelek mobil secara rutin bersamaan dengan pengecekan tekanan angin ban. Pelek memiliki risiko besar untuk rusak kalau tekanan angin ban mobil kurang dari standar karena goncangan ban akan diteruskan ke pelek, terutama mobil dengan ban yang tipis atau tidak menggunakan ban standar. Menimbang risiko tersebut, Anda disarankan untuk menggunakan ban standar dan menerapkan prinsip safety driving untuk mengurangi risiko ban mobil melindas lubang dengan kecepatan tinggi.
2. Pelek retak
Selama hanya kerusakan ringan seperti baret karena terkikis trotoar, kerusakan pada pelek masih dianggap wajar. Tapi jika sudah terlihat ada keretakan atau permukaan pelek sudah tak bulat sempurna, disarankan untuk mengganti dengan pelek baru.
Jangan berspekulasi dengan memperbaikinya sendiri karena konstruksi pelek sudah berubah dan sulit untuk bisa kembali normal seperti sediakala yang akan mempengaruhi sistem pengendalian dan kenyamanan mobil, akan sangat berbahaya jika diabaikan lantaran dapat mengakibatkan kecelakaan.
Seorang mantan product planner and researcher, sangat menyukai data dan semua yang berbau kutu buku. Mobil-mobil favoritnya adalah mobil analog dengan enam silinder