Kelebihan dan Kekurangan Hyundai i10 Bekas, City Car yang Cuma Rp60 Jutaan
Enda · 1 Jul, 2024 15:05
0
0
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan Hyundai i10 bekas yang sebaiknya kalian ketahui mengingat mobil ini sekarang harga pasaran sekennya sudah sangat menarik.
Sebagai informasi, untuk pasaran harga bekas Hyundai i10 sekarang ini ditawarkan mulai dari Rp60 jutaan, tentunya banderol ini sangat ditentukan dari kondisi kendaraan dan juga wilayah penjualannya.
Untuk daerah-daerah yang dikelilingi medan pegunungan atau rute jalan yang permukaan aspalnya masih kurang mulus, mungkin pasaran Hyundai i10 bekas tidak begitu laku.
Namun kalau buat penggunaan di kota-kota besar seperti Jakarta, rasanya mobil Hyundai yang satu ini masih sangat layak diperhitungkan dengan segela kelebihan dan kekurangnnya.
Sedikit kilas balik i10, mobil yang diposisikan di bawah Hyundai i20 itu pertama kali meramaikan kancah otomotif Nasional di segmen city car sub-kompak terjadi pada tahun 2009.
Saat itu PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) menghadirkan i10 dengan melihat pasar yang gemuk sekaligus menantang kedigdayaan Suzuki Karimun Estilo, Kia Picanto Cosmo, serta Chevrolet Spark.
Sebagai suksesor Hyundai Atoz, eksistensi i10 sendiri sanggup bertahan hingga 2015 yang kemudian digantikan oleh Grand i10.
Atoz sendiri juga sempat menjadi primadona mobil mungil di kalangan pengendara perkotaan untuk menempuh jalanan yang super padat.
i10 masih mempertahankan bentuk compact dari Atoz, namun telah mengalami pembaruan desain eksterior dan juga interior yang semakin modern, termasuk penambahan fitur yang semakin lengkap.
Saat itu i10 hadir dengan strategi tiga pilar, yakni iCare untuk keluarga muda (young family), iChic buat mahasiswa (young college), dan iCool bagi profesional muda (young profesional).
Hyundai sendiri secara global mengumumkan tidak lagi memproduksi i10 sebenarnya sejak 2013, namun mobil ini masih bertahan hingga dua tahun berikutnya lantaran menghabiskan stok impor yang sudah sampai ke dalam negeri.
Kala itu pihak HMI sempat berjanji akan menghadirkan model penggantinya, yang kemudian muncullah Grand i10 sebagai generasi kedua dari model ini.
Namun sayangnya, sekarang Hyundai Indonesia seperti lebih tertarik memasarkan MPV seperti Hyundai Stargazer, dan lini SUV contohnya Hyundai Palisade, dan juga beragam produk elektrifikasi antara lain melaui Hyundai Ioniq 5.
Meski demikian, jika kalian tertarik membeli guna menunjang aktifitas sehari-hari karena saat ini harganya sudah sangat terjangkau, simak kelebihan dan kekurangan Hyundai i10 bekas berikut ini.
Dimensi kecil, mudah buat selap selip di kemacetan jalan raya yang padat, lantas harga bekasnya sudah sangat murah, apakah itu saja kelebihan dari Hyundai i10?
Tentu tidak, berikut ini akan kami ulas dengan lengkap beberapa daya tarik pelopor city car di Indonesia ini sebelum era Toyota Agya, Daihatsu Ayla, dan Honda Brio menyerang.
Kelebihan Hyundai i10
1. Kabin Cukup Luas
Sebagai penerus Atoz, Hyundai i10 dibuat dengan menghadirkan ruang kabin yang optimal.
Dari segi kemasan interior, mobil ini menghadirkan headroom cukup luas yang berdampak pada kenyamanan berkendara.
Di bagian kokpit, layout dashboardnya tampak begitu dinamis berkat desain yang ditampilkan.
Menggunakan mobel bertingkat dengan kombinasi dua warna, pada center clusternya terdapat head unit yang bisa diupgrade dengan layar sentuh.
Tepat dibawahnya terdapat tombol pengaturan AC model knop putar serta tuas perpindah gigi yang dibuat menempel dengan dashboard sehingga membuat legroom depan menjadi sedikit lebih lega.
Sisi pengemudi, untuk panel instrumentnya pun didukung dengan layar MID berlatar negative yang cukup informatif.
Beranjak ke bagian belakang, untuk jok penumpangnya mobil ini seperti city car kebanyakan yang terasa cukup nyaman dalam penggunaan sehari-hari.
Bicara mengenai kapasitas bagasi, meski terkesan mini pada kenyataannya untuk ruang yang dihasilkan cukup luas.
Memiliki volume bagasi sebesar 225 liter, kalian bisa membawa beberapa barang dengan ukuran besar.
Oh iya, mobil ini mampu mengakomodir barang dengan jumlah lebih banyak disaat jok belakangnya dilipat ke depan.
Hyundai i10 di Indonesia hanya tersedia dalam mesin Epsilon G4HG 1.1-liter SOHC 12 valve 4-silinder segaris yang dapat menghasilkan tenaga 67 PS di 5.500 rpm dan torsi 101 Nm pada 4.500 rpm.
Tenaga yang dihasilkan kemudian dikawinkan dengan transmisi manual 5-percepatan dengan opsi transmisi otomatis 4-percepatan.
Memiliki karakter responsif pada putaran bawah, untuk konsumsi BBM nya dengan gaya berkendara kombinasi mobil ini sanggup menempuh jarak 15-17 km/liter.
Sedangkan penggunaan luar kota i10 dapat berjalan hingga 20 km/liter.
3. Handling Cukup Baik
Keunggulan lain yang dimiliki Hyundai i10 ada pada handlingnya.
Dimana untuk handling mobil ini terasa cekatakan ketika diajak menerobos kemacetan berkat radius putarnya yang kecil.
Untuk bantingan yang dihasilkan terbilang moderat berkat penggunaan suspensi MacPherson Strut di depan, dan torsion beam axle pada bagian belakang.
4. Bandel dan Mudah Dalam Perawatan
Seperti Atoz, Hyundai i10 terbilang bandel dan mudah dalam hal perawatan khususnya di bagian mesin.
Guna menjaga performa tetap maksimal, kalian cukup mengganti oli secara teratur serta melakukan tune up.
Menyoal suku cadang, kalian juga tidak perlu khawatir, pasalnya di pasaran untuk spare part mobil ini masih banyak tersedia dan ramah di kantong.
Pasaran harga bekas di angka Rp60 jutaan, beberapa kelebihan dan kekurangan Hyundai i10 bekas yang sudah kami sampaikan melalui ulasan di atas.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagai city car sub-kompak, mobil ini sangat cocok digunakan untuk menunjang aktifitas sehar-hari berkat dimensinya yang mungil namun mempunyai headroom serta kapasitas daya angkut barang cukup besar.
Tak hanya itu, perawatan mobil ini juga terbilang mudah dengan ketersediaan suku cadang yang masih banyak sehingga tidak perlu membuat khawatir penggunanya.
Namun hal yang perlu diperhatikan dari mobil ini bahwa baik fitur unggulan serta keselamatannya mobil ini sangat terbatas.
Terlebih material yang digunakan terkesan murahan sehingga membuatnya terlihat sederhana.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.