Mirip Ponsel, Nissan Leaf 2021 Bisa Ngecas Dimana Saja Kalau Kehabisan Daya Listrik
Prasetyo · 18 Agu, 2021 16:00
0
0
Nissan Leaf 2021 resmi menjadi mobil listrik murni paling murah di Indonesia. Meskipun harganya masih di atas Rp600 juta, namun banderol Leaf masih tetap di bawah Hyundai Ioniq.
Selain harga, isu paling sering dibicarakan terkait mobil listrik di Indonesia adalah mengenai daya tahan baterai dan pengisian daya listrik baterai. Hal tersebut lantaran belum banyaknya jaringan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar diseluruh Nusantara.
Kalau hanya di Jakarta, mungkin sejumlah perkantoran lembaga pemerintahan atau pusat perbelanjaan ternama sudah dilengkapi dengan SPKLU. Tapi bagaimana kalau mobil dipakai juga untuk perjalanan jarak jauh ke luar kota? Sementara di daerah tersebut belum tersedia SPKLU.
Nissan Leaf Sanggup Melaju 311 Km Dalam Sekali Cas Baterai
Menghadapi kondisi jaringan pengisian daya listrik baterai yang belum menjangkau hingga ke pelosok negeri, Nissan pun punya strategi khusus. Bagus Susanto, Nissan Representative Director menjelaskan jika ada beberapa keunggulan dari Nissan Leaf 2021.
Untuk pemakaian harian, cas baterai bisa 3 hari sekali
Antara lain dari sisi spesifikasi baterai yang digunakan. Leaf yang dipasarkan di Indonesia menggunakan baterai lithium-ion 40 kWh. Dengan baterai ini Leaf mampu melaju sejauh 311 kilometer (km) dalam sekali isi daya baterai dari posisi full charge hingga baterai benar-benar kehabisan daya listrik.
Jika diasumsikan jarak tempuh sekitar 300 km, maka Nissan Leaf mampu melaju dari Jakarta hingga Tegal via Tol Cikopo - Palimanan tanpa mengisi ulang daya baterai.Tentunya dengan catatan kecepatan mobil tetap stabil selama berkendara.
Nissan Leaf juga punya desain menarik
Sementara itu jika Anda memiliki rumah yang berlokasi di Cibubur namun sehari-hari berkegiatan di pusat kota seperti Sudirman-Thamrin dengan jarak tempuh lebih kurang 25 km sekali perjalanan, maka Nissan Leaf dapat digunakan selama 3 hari berturut-turut tanpa isi ulang daya baterai.
Nissan Leaf Bisa Gunakan Listrik AC maupun DC
Bagus juga menegaskan, setiap unit Nissan Leaf terbaru yang dipasarkan di Indonesia, memiliki dua soket pengisian daya listrik di bagian depannya. Satu soket di sebelah kiri merupakan pengisian untuk daya listrik DC, yang sebelah kanan untuk AC charging.
Soket biru untuk charging portable
"Apa keuntungannya? Sudah banyak SPKLU di Indonesia pakai AC charging sehingga membuat waktu pengisian daya baterai makin cepat," ujar dia melalui video conference, Rabu (18/08/2021).
Bisa Ngecas Baterai Dimana Saja Selama Ada Sumber Listrik
Kemudian sistem pengisian daya listrik di Nissan leaf 2021 juga sangat fleksibel. "Pertanyaan yang sering kami dapat adalah, bagaimana buat charging listriknya kalau tak banyak fasilitas charging umum. Tenang, di Nissan Leaf ada tiga metode charging," jelas Bagus.
Leaf juga punya reputasi zero battery accident
Anda bisa menggunakan home charging (AC charging) yang bisa didapatkan secara gratis termasuk instalasinya, jika membeli mobil tersebut. Alat ini mampu mensuplai daya listrik antara 6,6-7,4 kW sehingga baterai dapat terisi penuh dalam waktu 5-7 jam.
Kemudian pengguna Leaf tentunya bisa menggunakan fasilitas SPKLU yang tersebar di beberapa titik di Indonesia atau menggunakan fasiitas charing station di beberapa dealer resmi Nissan. Karena menggunakan sistem quick charging, maka cuma butuh 40-60 menit untuk mengisi daya baterai sampai full di lokasi tersebut.
Nissan baru memasarkan Leaf untuk wilayah Jakarta
Cara terakhir adalah menggunakan standar charging dengan kabel portable bawaan yang disediakan disetiap unit Nissan Leaf. Alat ini bisa menyalurkan daya listrik 3,3 kW dan membutuhkan waktu 12-15 jam untuk mengisi daya listrik ke baterai sampai full.
"Setiap pembeli dapat portable charger di dalam mobil, jadi konsumen bisa isi daya listrik dimana saja selama di tempat tersebut ada sumber listrik. Ini untuk mengatasi infrastruktur jaringan SPKLU yang memang belum merata di Indonesia," tukas Bagus.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.