Modifikasi Daihatsu Taft F50 1982, Bangun Setelah Tertidur 14 Tahun
Prasetyo · 11 Nov, 2024 18:04
0
0
Modifikasi Daihatsu Taft F50 ini tampil mencuri perhatian di acara Daihatsu Kumpul Sahabat Medan 2024 yang berlangsung di Lapangan Benteng, Medan, Sumatera Utara. Bodi klimis, cat kinclong, pakai velg chrome lips dipadu ban M/T, tapi wajahnya masih menyiratkan usianya, mobil ini bak pria matang yang tampil menawan.
Adalah Sepvinolist Tulus Pardede si empunya Taft ganteng yang satu ini. Pria berkacamata yang maunya dipanggil Vino itu menuturkan kalau mobil miliknya itu punya kisah panjang sampai akhirnya bisa seperti ini.
"Dulu ini punya kakek saya, kemudian dibayarin sama ayah saya, trus saya bayarin lagi dari ayah saya. Jadi turun temurun, dan ini suratnya masih tangan pertama dari baru," beber Vino membuka obrolan dengan Autofun, pada Minggu (10/11/2024).
Ia juga menceritakan, karena mobil ini tidak pernah keluar kepemilikan selain keluarganya, maka saat ia resmi mempunyai Taft tersebut kondisinya masih terbilang full original. Tapi bukan berarti unitnya saat itu kondisi pristine dan siap pakai.
"Keadaannya 14 tahun gak pernah ada yang pakai, gak pernah jalan. Jadi keadaannya mesin gak mau nyala, aki soak, ban kempes semua, debunya juga udah tebal sekali. Tapi kondisi luar dalam masih original semua," kenang saat pertama kali diajak ayahnya melihat unit Daihatsu Taft ini saat masih di kediaman sang kakek.
Ketika itu pula, Vino yang masih remaja ditanyakan oleh ayahnya apakah ia tertarik dengan mobil tersebut. "Ayah saya tanya, suka gak sama mobil ini, tapi keadaannya begitu. Saya bilang suka, ya sudah mobil dibeli ayah saya," ujar dia.
Kini sang ayahanda pun mulai renta, dan akhirnya ia memutuskan membeli Daihatsu Taft yang semua berwarna merah tersebut, untuk resmi jadi miliknya pribadi.
Saat sudah resmi jadi kepunyaannya, Taft kesayangan Vino ini pun langsung mendapat sentuhan-sentuhan modifikasi. Namun ia ngotot tetap mempertahankan desain asli dari mobil offroad legendaris keluaran Daihatsu tersebut.
Dirinya menuturkan, langkah modifikasinya ini lebih ke arah restorasi mobil tapi tetap memenuhi kebutuhan dan perkembangan zaman. Misalnya soal kaki-kaki. Kalau berkaca pada kondisi standar dari Taft F50, ternyata masih menggunakan rem tromol. Karenanya oleh dia diganti dengan disc brake, baik untuk dua roda depan maupun pada kedua roda belakang.
Kemudian vakum booster rem juga ia ganti dari kemuliaan Toyota Land Cruiser FJ40. Setelah peremajaan komponen pengereman ini mengakibatkan ia lebih pede saat menggunakan mobil tersebut di jalanan. "Remnya lebih mumpuni untuk jalanan kondisi sekarang dibanding orinya," sebut dia.
Kemudian yang dirombak lagi dari Taft berjuluk Kebo itu adalah bagian transmisi. Gearbox bawaan Taft F50 yang masih bertipe manual 4-percepatan dilengserkan. Gantinya sistem transmisi milik Daihatsu Taft Rugger yang sudah model 5-speed manual. "Waktu masih 4-speed kita bawa ngebut dikit mesinnya teriak. Ini kita ganti 5-speed lebih enak," katanya.
Kemudian supaya lebih nyaman di kondisi pemakaian harian, bagian suspensi juga sudah diremajakan. Antara lain per asli diganti dengan kepunyaan Jeep CJ7, kemudian shock absorber juga diganti keluar produk aftermarket Jepang dengan tipe gas di bagian shock depan maupun belakang. Sebab ia juga menuturkan kerap menggunakan mobil ini buat kegiatan overland bareng komunitas Daihatsu Taft.
Sentuhan yang cukup istimewa ia terapkan di bagian velg dan roda. "Ini pakai velg cukup langka juga, jadi buruan para offroader," sebut dia. Velg yang dimaksud adalah Velg Enkei Apache diameter 15 inci dengan lebar 9 inci.
Velg spesial tersebut kemudian dibalut ban ukuran 30 ring 15, dari Hankook M/T yang menurut dia masih cukup senyap ketika mobil dipakai ngebut di jalan tol tidak seperti ban tipe M/T (Mud Terrain) lainnya.
Ketika sistem suspensi, velg dan ban, serta pengereman dianggap sudah jauh lebih nyaman daripada kondisi standarnya, maka Vino juga melakukan oprekan di sektor kabin. Tapi ubahannya tidak terlalu banyak, karena dia tetap mau tampilan standar pabrik semaksimal mungkin.
Itu terlihat dari desain dasbor yang dibiarkan tampil klasik, termasuk keberadaan panel indikatornya juga tampak masih terawat. Adapun yang ia ubah adalah keempat jok di mobil tersebut.
Demi memberi sedikit kesan modern tapi tetap bisa jauh lebih nyaman dari pada kondisi standarnya, antara lain yang dilakukan Vino adalah mengganti kedua jok baris depan dengan produk semi bucket seat dari Recaro. Lantas untuk jok belakang yang original juga sudah tak lagi terpasang. Gantinya jok belakang milik Mitsubishi Pajero Sport.
"Kalau aslinya Taft jok belakang hadap-hadapan jadi tidak nyaman, sekalian kita ganti jok Pajero trus dibuat hadap depan, jadi lebih nyaman. Joknya juga bisa dilipat kalau pas bawa barang banyak bisa mengakomodir," katanya.
Biar perjalanan makin nyaman, sistem AC multi flow baru ikut dipasang karena aslinya Daihatsu Taft 1982 ini belum dilengkapi AC.
Soal mesin, Vino mengaku masih cukup puas dengan tenaga asli dari Taft Kebo. Namun ia ingin agar tenaganya lebih plong. Karena itulah ada beberapa jeroan mesin yang kemudian diambil lantaran sudah tak bisa lagi membakti pada mesin tersebut.
Adapun komponen mesin yang diremajakan juga tak banyak, antara lain pada komponen injection pump dilakukan upgrade pada bagian injection pump dan pernya. Kemudian nozzle pakai kepunyaan Toyota Dyna, dan piston standar diganti juga oleh kepunyaan Taft Rugger, knalpot juga dibuat free flow.
Hasil modifikasi Daihatsu Taft 1982 ini jadi jauh lebih nikmat saat dikendarai. Vino bahkan mengklaim kalau dia bisa lari lebih dari 100 km/jam.
Vino yang juga memiliki bengkel mobil bernama JM Pro di kawasan Flamboyan, Medan, Sumatera Utara, membagikan tips kalau kalian mau modifikasi Daihatsu Taft Kebo.
"Yang paling utama jangan ada modifikasi yang nyeleneh, back to original saja. Karena mobil tua dengan bodi kotak-kota, saat kita buat aneh-aneh, orang malah tidak akan suka," katanya.
Urusan pengerjaan bodi ini juga yang Vino rasakan jadi hal paling sulit dituntaskan sata modifikasi Daihatsu Taft Kebo miliknya. Sebab ia ingin hasil restorasi bagian eksterior mobil itu terutama di bagian sudut-sudut dan lekukan bodi harus presisi, sehingga dikerjakannya juga harus teliti.
"Saya bahkan sampai empat kali pindah bengkel cat bodi. Karena tidak puas dengan hasilnya," cerita Vino. Karena hasilnya pernah beberapa kali tidak sesuai dengan yang diharapkan itu, akibatnya proses pengerjaan bodi aja memakan waktu sekitar 3 tahun
Lantas Vino juga memberikan tips bagi pemilik mobil tua yang mau modifikasi adalah memastikan kondisi interior mobil tersebut harus rapi. Lantas sebisa mungkin pakai aksesoris yang original.
Dengan total dana yang dihabiskan sekitar Rp 150 juta itu, ia menyebut kalau dirinya harus sabar hingga sekitar 4 tahun sampai mobil turun temurun dari keluarganya tersebut baru selesai setelah 5 tahun digarap.
Kalau melihat unit milik Vino, secara silsilah keluarga Daihatsu Taft, maka itu adalah Daihatsu Taft generasi kedua yang berkode F50. Sem,entara generasi pertama Taft berkode F10 dan F20.
Taft F10 diluncurkan pada 1974 dan masuk ke Indonesia di 1976 serta berakhir di 1979. Kemudian Taft F20 lahir di 1977 yang sayangnya model ini tidak masuk secara resmi ke Indonesia.
Untuk Daihatsu Taft generasi ketiga menggunakan kode F70 yang diluncurkan di Indonesia pada 1985 serta karirnya tamat di 1999. Keluarga Taft Gen 3 ini termasuk juga Taft GT, Taft Rocky, dan Taft Hiline.
Generasi Taft berikutnya diberi kode F73 atau F78. Pada generasi ini Daihatsu sudah membekali Taft dengan suspensi independent di roda depan dan gardan solid dengan per keong pada roda belakangnya.
Sayangnya sejak 2007, Daihatsu Indonesia tak lagi memperkenalkan Taft generasi berikutnya. Sebagai gantinya adalah kemunculan Daihatsu Taruna.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.