Oli Mobil Dipakai untuk Sepeda Motor Boleh, Tapi Ketahui Resikonya
Herdi · 20 Jan, 2023 18:03
0
0
Bagi pemilik kendaraan, mengganti oli mesin jadi hal wajib yang perlu dilakukan. Sebab, keberadaan oli mampu melumasi komponen dan setiap partikelnya pada jeroan mesin agar bekerja lebih optimal.
Secara umum oli mesin juga berfungsi sebagai lapisan film antar komponen parts yang bergerak, pendinginan mesin dan pencuci sisa pembakaran.
Nah, meski sejatinya oli mobil dan oli motor memiliki spesifikasi berbeda, namun ternyata masih ada pengguna sepeda motor tetap menggunakan oli mobil. Tak jarang konsumen memanfaatkan oli sisa atau membeli pelumas buat mesin mobil dengan anggapan untuk menghasilkan performa terbaik.
Lantas apakah sebenarnya oli mobil untuk sepeda motor atau sebaliknya bisa diterapkan?
Jika melihat fungsinya memang sama-sama melumasi. Namun pada kenyataannya oli motor yang diganti dengan oli mobil akan berdampak pada hal yang merugikan, termasuk menyebabkan kerusakan komponen mesin.
Selain itu, meski sama-sama melindungi mesin terhadap friksi atau gesekan, namun untuk mesin mobil biasanya sudah mengadopsi sistem transmisi dengan jenis kopling kering. Sedangkan sepeda motor menggunakan kopling basah.
"Antara mobil dan motor ada perbedaan, pertama mekanikal mesin. Jika motor ada kopling untuk mobil campuran. Kedua, sistem pendinginan, jika motor pendinginan udara dan mobil pendinginan air," ujar Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) kepada Autofun.
Lebih lanjut Bambang menyatakan, bahwa oli mesin didesain sesuai dengan komponen yang akan dilumasi, baik tipe motor atau mobil, masing-masing dibuat dengan bahan dan aditif yang berbeda-beda.
Sementara itu, menurut Technical Specialist dari PT Pertamina Lubricants (PTPL) Brahma Putra Mahayana, meski terkadang oli mesin mobil dan motor memiliki kesamaan viskositas, namun hal tersebut tetap tidak disarankan untuk saling ditukar ketika digunakan.
"Dari kapasitasnya volume isi oli nya saja tidak sama, apalagi kandungan yang berbeda antar keduanya," ujar Brahma.
Jika oli mobil digunakan untuk sepeda motor maka ada beberapa hal yang terjadi, diantaranya adalah slip kopling. Ya, jika terjadi slip kopling akibatnya performa motor jadi terganggu, dan muncul berbagai permasalahan mesin.
Selain itu, ketika motor sedang melaju pada kecepatan tinggi, tanjakan ataupun membawa beban berat, maka akan menyebabkan gas yang terlambat karena ada slip yang terjadi di dalam kopling.
Oleh karena itu, sudah seharusnya Anda memang menggunakan oli khusus motor yang dapat menampung kinerja motor secara maksimal.
Perbedaan Oli Mobil dan Motor
Agar Anda tidak keliru saat ingin menggunakan oli mobil untuk sepeda motor atau sebaliknya, maka Auto2000 memberikan beberapa poin penting yang harus diketahui yaitu:
1. Komposisi Oli
Sejatinya komposisi bahan untuk oli mobil dan sepeda motor sangat berbeda. Dimana oli mobil memiliki kandungan zat aditif yang berfungsi sebagai pelumas (friction modifier) dengan Total Base Number (TBN) tinggi. Ini karena mesin mobil memerlukan pelumas untuk meredam gesekan antara komponen di dalam mesin.
Adapun jika jumlah TBN pelumas yang tinggi, justru akan berbahaya bila diaplikasikan pada sepeda motor. terutama motor yang menggunakan kopling basah, karena tidak memerlukan oli yang mengandung kandungan zat aditif pelumas dengan TBN tinggi.
Ketika sistem transmisi motor berada satu ruang dengan mesin, maka penggunaan oli dengan tingkat TBN tinggi hanya akan membuat kopling menjadi mudah selip.
2. Standarisasi
Ketika memilih oli, tidak ada salahnya melihat standarisasi yang tertera pada kemasan oli. Ya, oli mobil biasanya mencantumkan standarisasi dari Association of Consulting Engineers Australia (ACEA), International Legal Services Advisory Council (ILSAC), atau American Petroleum Institute (API) services yang memang berhubungan dengan standarisasi mesin mobil.
Sementara untuk sepeda motor biasanya mencantumkan standar Japan Automotive Standard Organization (JASO).
3. Label
Memilih oli buat mobil atau motor juga bisa bisa dilihat labelnya. Biasanya oli sepeda motor tercantumkan logo 4-T atau 4-Tak. Logo ini tidak ada pada oli mobil.
Untuk oli mobil biasanya memiliki gambar mobil, dan sepeda motor gambar motor. Kalaupun tidak ada gambarnya, biasanya mereka sepeda motor akan mencantumkan kata-kata yang berkaitan untuk mobil atau sepeda motor dalam bahasa asing. Misalnya 'For Gasoline Car' atau 'Two Wheels'
4. Ciri lainnya
Biasanya oli yang beredar di pasaran menyertakan keterangan tambahan yang memudahkan konsumen untuk memilih produk. Untuk mobil biasanya terdapat kode API service 10W-40.
Sedangkan untuk motor biasanya ada keterangan seperti 'anti-slip' atau 'excellent went clutch', yang artinya oli tersebut untuk mengurangi gesekan antar komponen tanpa membuat kopling selip, atau menandakan kopling motor berjenis basah atau wet clutch.
Jika Anda memang ingin memilih oli namun bingung karena banyak jenisnya. Bukan berarti Anda juga bebas secara acak memilih oli. Sebaliknya, memilih oli yang sesuai haruslah mengetahui spesifikasi kendaraan terlebih dahulu.
Masih menurut Deltalube, mobil yang menggunakan mesin teknologi lama sebaiknya tidak menggunakan oli yang encer dengan tingkat kekentalan Society of Automotive Engineers (SAE) 5W-40 atau SAE 0W-20. Sebab hal tersebut justru membuat oli menguap dan bisa habis.
Maka dari itu, semakin besar angka yang tertera, maka semakin kental pula tingkat kadar kekentalan oli tersebut. Contohnya untuk mobil tahun 2000 ke bawah sebaiknya menggunakan SAE 10W-40 atau SAE 20W-50 yang kekentalannya lebih kental dibanding oli dengan SAE angka kecil.
Untuk Anda yang oli mobilnya sudah terlanjur salah menggunakan jenis oli hingga terjadi penguapan, lebih baik untuk segera menggantinya dengan jenis oli yang sesuai. Tujuannya agar volume oli di ruang mesin kembali ke jumlah normal. Untuk menambahkan oli sebaiknya dilakukan dalam kondisi mesin kendaraan sedang dingin.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai kekentalan oli berdasarkan SAE, dan dapat dibagi menjadi tiga yaitu encer, sedang dan kental. Angka di belakang SAE menunjukkan tingkat kekentalan oli pelumas pada suhu tinggi maupun rendah.
Berikut ini beberapa kode SAE yang sering digunakan:
SAE 20W-50 yang berarti oli mampu mengubah kekentalannya sesuai temperatur, yakni 20W (winter) pada suhu dingin, dan pada temperatur tinggi kekentalannya akan berubah menjadi SAE 50. Oli jenis ini masih dapat mengalir (tidak membeku) walaupun temperature drop hingga -20º C, dan saat suhu naik mencapai 100º C oli jenis ini masih mampu mempertahankan kekentalannya.
SAE 15W-40 yang artinya oli akan bersifat seperti SAE 15W di suhu rendah dan menjadi SAE 40 di suhu tinggi. Karakteristik oli ini adalah dapat tetap mengalir di suhu minus 25º C, dan bertahan di level kekentalan 12,5 cSt-16,3 cSt pada suhu 100º C.
SAE 10W-30 yang memiliki sifat bisa tetap mengalir di suhu -30º C, namun di suhu tinggi kekentalannya hanya berkisar antara 9,3 cSt hingga 12,5 cSt.
Intinya, angka SAE tersebut sangat berpengaruh karena angka tersebut menunjukkan karakteristik kinerja oli pada suhu tinggi dan rendah. Maka dari itu, sebenarnya para produsen kendaraan banyak menawarkan oli, karena sudah dilakukan berbagai pengujian, sehingga jenis dan kualitas oli sesuai dengan spesifikasi penggunaan normal yang telah melalui tahap-tahap uji coba.
Oleh karena jika ingin memilih oli, setidaknya Anda mengerti atau tahu mana yang cocok atau tidak untuk kendaraan kita.
Mengawali karir sebagai jurnalis sejak tahun 2011 di salah satu media massa Nasional Tanah Air. Memiliki ketertarikan untuk membahas bidang otomotif, mulai dari sepeda motor, mobil, hingga bus dan truk.