Penyebab Transmisi CVT Overheat dan Cara Mencegahnya Supaya Tidak Jebol
Enda · 27 Des, 2023 14:02
0
0
Penyebab transmisi CVT overheat bisa diakibatkan oleh beberapa faktor yang kalau dibiarkan bisa membuatnya rusak permanen.
Untuk diketahui hampir semua mobil baru yang menggunakan transmisi matic kini sudah menggunakan gearbox jenis continuously variable transmission (CVT).
Pemilihan transmisi jenis ini pada mobil keluaran baru tentu bukan tanpa alasan. Satu diantaranya penggunaan transmisi CVT sanggup menghemat penggunaan bahan bakar, serta menghasilkan perpindahan gigi yang terasa lebih smooth.
Di balik kelebihan yang kami sebutkan sebelumnya, transmisi CVT mempunyai salah satu kekurangan yakni dapat timbul gejala overheat dalam kondisi tertentu.
Guna mengetahui apa saja penyebab transmisi CVT overheat, simak ulasan di bawah ini.
Transmisi CVT merupakan teknologi yang memanfaatkan dua komponen utama dalam mekanismenya yaitu pulley dan sabuk baja.
Transmisi jenis ini juga dilengkapi dengan torque converter untuk meneruskan putaran dari mesin ke input shaft transaxle.
Fungsi dari torque converter untuk meningkatkan momen mesin pada saat terjadi perbedaan putaran antara mesin dan input shaft transaxle.
Mekanisme ini kemudian dilengkapi dengan lock up clutch supaya kinerja torque converter lebih efisien.
Bicara mengenai sabuk baja atau metal belt, alat ini berfungsi untuk menghubungkan puli primer dan puli sekunder.
Kedua puli ini secara fleksibel berubah bentuk baik melebar maupun menyempit serta bergerak ke kanan maupun kiri.
Sistem kerja pada transmisi CVT
Perubahan diameter tersebut bertujuan untuk dapat menyalurkan energi ke mesin sehingga bisa mengatur rasio gear.
Selanjutnya rasio gear akan membesar ketika puli primer lebih kecil dibanding puli sekunder, lalu sebaliknya sehingga membuat mesin bergerak.
Selanjutnya komponen yang ada pada transmisi CVT yakni forward and reserve drive mechanism.
Komponen ini bisa menggerakan transmisi CVT maju dan mundur ketika forward clutch dalam keadaan hidup, input shaft serta puli primer akan terhubung sehingga bisa bergerak.
Ketika mobil bergerak mundur, reverse brake akan hidup sehingga planetary gear unit untuk membuat mesin berputar diteruskan ke CVT sehingga arah akan bergerak ke sebaliknya.
Tak ketinggalan komponen lain yang ada pada transmisi CVT adalah oil pump atau yang kerap disebut pompa oli.
Alat ini berfungsi untuk menghasilkan tekanan fluida sehingga bisa mengatur diameter puli.
Selanjutnya tekanan fluida dikontrol secara maksimal untuk mengatur puli primer dan sekunder tergantung sensor yang dijalankan dalam CVT.
Mekanisme reduction gear membuat CVT menyalurkan tenaga ke roda meningkat.
Komponen berikutnya yang ada pada CVT yakni parking lock mechanism, yang bisa membuat mobil diparkir dalam kondisi permukaan tidak rata.
Parking lock pawl akan menahan parking lock gear sehingga membuatnya menyatu dengan puli sekunder, kemudian membuat puli sekunder diam dan menahan roda untuk tidak berputar.
Fluid warmer merupakan komponen yang membuat temperatur fluida terjaga. Suhu yang ideal membuat penyerapan bahan bakar lebih efisien serta menjaga kondisi transmisi selalu optimal.
Seperti yang sudah disinggung di awal tulisan ini, transmisi CVT bisa mengalami overheat alias kepanasan.
Untuk transmisi CVT overheat sendiri bisa diakibatkan oleh beberapa faktor.
1. Terus Memacu Kendaran Dalam Kecepatan Tinggi
Jangan memacu kendaraan dalam kecepatan terlalu tinggi dan waktu yang lama
Terus memacu mobil dalam kecepatan tinggi dapat mengakibatkan transmisi CVT overheat.
Hal tersebut dikarenakan suhu pada transmisi terus meningkat akibat adanya gesekan besar.
Ketika suhu pada transmisi tinggi, biasanya mobil akan memasuki gejala yang dinamai safe mode.
Safe mode ini menahan laju kendaraan supaya tidak berlari pada kecepatan tinggi guna mengembalikan suhu ideal.
Saat kondisi seperti ini kalian tidak akan bisa menambah kecepatan meski pedal gas diinjak penuh sekalipun.
Dalam kondisi safe mode, kecepatan maksimal mobil di jalan bebas hambatan umumnya hanya bisa dipacu 60 km/jam.
2. Selalu Menggunakan Cruise Control
Fitur cruise control
Mobil keluaran baru umumnya sudah dilengkapi dengan fitur cruise control. Fitur ini berfungsi untuk mengunci laju kendaraan supaya tetap stabil tanpa harus pengemudi menginjak pedal gas.
Siapa sangka pemakaian fitur cruise control secara terus menerus dalam waktu yang lama justru bisa mengakibatkan gejala overheat pada transmisi CVT.
Karena RPM yang dikunci pada putaran tinggi justru mengakibatkan suhu transmisi panas, sehingga masuk dalam safe mode.
3. Nanjak Dalam Kondisi Macet
Mitsubishi Xforce menanjak
Gejala transmisi CVT overheat bisa disebabkan karena mobil menanjak dalam kondisi macet secara terus menerus.
Seperti saat terus-terusan memacu mobil dalam kecepatan tinggi, overheat disebabkan karena suhu yang panas akibat kerja dari sabuk besi yang berat.
Terlebih ketika membawa beban berat, bisa menyebabkan gejala overheat lebih cepat.
Mencegah supaya transmisi CVT tidak overheat, kalian bisa menambahkan alat OBD2 yang bisa dipantau dari aplikasi cvtz50 untuk memantau suhu oli pada transmisi.
Dengan alat ini kalian bisa mengantisipasi supaya mobil tidak masuk safe mode.
2. Pasang CVT Cooler
Beberapa mobil yang menggunakan CVT untuk sistem pendinginan suhu transmisi-nya tergabung dengan radiator mesin.
Ketika kondisi radiator tidak optimal ditambah suhu mesin yang ikut panas, maka bisa menyebabkan transmisi overheat.
Cara ampun supaya tidak timbul gejala tersebut, kalian bisa menambahkan CVT cooler yang dikhususkan memberikan pendinginan hanya pada transmisi
3. Diamkan Mobil 20 Menit
Jika mobil digunakan secara terus menerus dalam kondisi menanjak, atau terus dipacu di atas 120 km/jam, ada baiknya berhenti untuk istirahat sekaligus mendinginkan mesin dan transmisi.
Untuk menjaga transmisi supaya tetap optimal serta menghindari gejala overheat, dalam kondisi tersebut sebaiknya lakukan istirahat dan matikan mesin selama 20 menit.
Kelebihan dan Kekurangan Transmisi CVT
Kelebihan Transmisi CVT
Transmisi CVT Honda Brio
1. Halus dan Responsif Di Tarikan Atas
CVT merupakan sistem transmisi otomatis yang lebih canggih dibanding transmisi otomatis konvensional.
Seperti yang disampaikan sebelumnya, sistem kerja transmisinya menggunakan puli atau driven pulley dan sabuk baja sebagai komponen utama penggerak transmisi.
Memiliki kemampuan melakukan perubahan rasio gigi menyesuaikan dengan putaran mesin, CVT dipastikan bisa memberikan sensasi berkendara yang lebih halus saat perpindahan kecepatan.
Hal ini membuat pengendara mobil bertransmisi CVT seperti tidak merasakan perpindahan gigi.
Pada teknologi CVT juga rentang rasio roda gigi telah diperpanjang pada sisi rendah dan tinggi, hingga memungkinkan akselerasi yang bertenaga dan mulus, serta kinerja yang hemat bahan bakar dan senyap pada kecepatan tinggi.
Lainnya CVT bisa mentransfer tenaga dari mesin dengan lebih efektif, sehingga di putaran rendah pun bisa mendapatkan tenaga yang cukup baik.
2. Bikin Bahan Bakar Irit
Penggunaan transmisi CVT juga mampu menghasilkan tingkat konsumsi BBM yang lebih efisien.
Dikarenakan transmisi ini tidak membuang tenaga dan bahan bakar secara berlebih karena rpm lebih stabil.
3. Dimensi Lebih Kecil dan Beban Lebih Ringan
Tidak seperti transmisi matic konvensional, CVT memiliki beban lebih ringan sehingga membuat kinerja mesin lebih maksimal.
Tak hanya itu, secara dimensi transmisi ini juga lebih kecil yang membuatnya terasa ringkas.
Kekurangan Transmisi CVT
Perbaikan transmisi CVT (foto: Ramandita Motor)
1. Biaya Perawatan Mahal
Kekurangan pada transmisi CVT yakni biaya perawatan yang mahal.
Seperti diketahui untuk pelumasnya sendiri menggunakan oli khusus tidak seperti matic konvensional pada umumnya.
Harga oli transmisi CVT sendiri dibandrol lebih mahal dua kali lipat.
Bukan cuma itu, perbaikannya pun lebih mahal apabila mengalami kerusakan karena transmisi CVT harus diganti secara keseluruhan jika ada kerusakan di satu bagiannya.
2. Kurang Cocok Dipakai pada Mobil Pekerja Keras
Umumnya transmsi CVT digunakan di mobil berpenumpang yang mengutamakan faktor kenyamanan berkendara.
Untuk membawa beban berat, transmisi jenis ini tidak cocok digunakan pada mobil niaga yang kerap digunakan untuk membawa beban berat karena selain mudah rusak, bisa menimbulkan dampak seperti sabuk pully putus akibat selip dan jam kerja tinggi.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.