**Artikel ini adalah pengalaman pribadi dari pemilik Toyota Kijang KF 40 (Kijang Super), ini tidak mencerminkan pendapat AutoFun.
Arie
Informasi dasar tentang Toyota Kijang KF 40 (Kijang Super) milik saya:
Mobil ini saya beli 2 tahun lalu, ini mobil tua buatan Toyota. Yaitu Toyota Kijang KF 40 atau kerap disebut sebagai Kijang Super, keluaran tahun 1989. Saya belinya secara cash Rp30 Jutaan dalam kondisi mesin sehat, hanya saja bagian roda tidak seimbang karena laher roda pecah dan tie rod minta diganti. Selain itu, bagian lantai juga sebagian keropos.
-
Kisaran anggaran saya adalah:
Sekitar Rp45.000.000,-
Sudah 30.000 km, termasuk untuk mendukung pekerjaan.
-
Konsumsi bahan bakar (KM/L) :
Jika diisi penuh, kapasitas tangki mobil saya berkisar 40 liter dan dapat menempuh perjalanan sekitar 450 km jika atau 350-380 km jika dalam perjalanan terkena kemacetan.
Alasan mengapa saya membeli mobil tua ini:
Saya suka mobil tua, karena unik dan antik dan tentu saja sesuai dengan uang yang ada di kantong saya. Saya memiliki keluarga kecil, jadi kalau pakai motor saat bepergian harus menggunakan dua buah motor. Jadi kami putuskan beli satu mobil untuk bisa mengangkut semua keluarga. Alasan lain yang membuat saya membeli mobil tua ini karena pajak yang harus dibayarkan lebih murah dari mobil baru keluaran sekarang, jadi tetap bersahabat dengan kantong kami.
Model-model yang saya pertimbangkan antara lain:
Saya belum pernah atau punya keinginan membeli mobil keluaran terbaru, hal ini karena keuangan kami saat ini juga tidak baik, pernah memang kami ingin membeli mobil (Daihatsu) Taruna OXXI, namun karena pengeluaran uang kami buat prioritas, kami tunda dulu keinginan tersebut. Kami pilih Kijang Super ini karena sesuai dengan uang di kantong dan saya juga suka pada mobil tua ini. Unik dan enak kalau dimodifikasi.
Alasan saya memilih Toyota Kijang KF 40 (Kijang Super)
Alasan utama ya karena anggaran. Uang yang kami miliki terbatas, jadi kami sesuaikan dengan kemampuan saja. Selain itu saya suka mobil tua karena saya juga suka modifikasi, jadi mobil ini saya rasa cocok buat kami.
Alasan lainnya karena pajak yang dibayar tiap tahun juga tergolong murah karena hanya Rp720 ribut/tahun, tidak seperti mobil sekarang yang sudah sampai lebih dari Rp2 jutaan/tahun. Selain itu, suku cadang juga murah dan perawatannya mudah serta dapat dilakukan di bengkel-bengkel kelas kampung sehingga memudahkan dalam pemeliharaan kondisi mobil ini.
Pengalaman berkendara
Selama 2 tahun menggunakan mobil ini, saya belum pernah mengalami masalah dengan mesin. Masalah yang terjadi hanya di bagian kaki-kaki, knalpot, dan pengapian karena sekering terbakar saat perjalanan keliling Sumatera. Jadi selama 2 tahun ini mobil ini tetap setia menemani saya bertugas di beberapa provinsi di Sumatera dan juga perjalanan bersama keluarga.
Pada Desember 2020, dengan mobil ini kami keliling Danau Toba, menikmati liburan akhir tahun. Selama perjalanan juga tidak mengalami kendala, hanya bocor ban saja sekali di perjalanan.
Januari 2021, mobil ini saya bawa berjalan keliling Riau dan Sumatera Barat selama 14 hari dan menghabiskan uang BBM sebanyak Rp2,8 Juta. Bersama keluarga kami menikmati perjalanan dinas dan jalan-jalan dengan mobil tua ini. Di Dumai, knalpot mobil mengalami kebocoran pada bagian saringan dan kemudian langsung kami ganti di kota ini.
Pada Maret 2021, mobil ini saya bawa lagi untuk perjalanan ke Aceh Tengah dan Takengon, tidak ada masalah sama sekali, semua normal hingga kembali sampai di rumah.
Pada Mei 2021, juga dengan mobil tua ini kami melakukan perjalanan ke Aceh untuk menikmati beberapa pantai di sana bersama keluarga. Dalam perjalanan ini, kami juga tidak mengalami masalah sama sekali.
Mobil ini memang saya rawat betul, karena saya juga membawanya untuk bertugas di beberapa daerah di Riau, Sumatera Utara dan juga Aceh. Yang perlu diperhatikan adalah oli mesin, minyak rem, dan sepatu rem yang biasanya selalu saya servis atau ganti suku cadangnya sebelum perjalanan jauh. Untuk mesin hingga saat ini belum pernah ada kendala.
Mobil masih asik dibawa ngebut, di jalan bebas hambatan atau jalan tol saya bisa ajak dia lari hingga 120 km/jam semua normal dan aman damai sentosa. Namun tetap mobil tua ga boleh dipaksa dalam penggunaanya. Saya lebih sering gunakan pada kecepatan 80-100 km/jam saja agar mobil tetap awet.
Kekurangan Toyota Kijang KF 40 (Kijang Super)
Untuk Kekurangan mobil ini, yang pasti adalah belum menggunakan power steering, sehingga setir menjadi berat terutama saat berbelok dari kondisi berhenti. Namun kalau dalam kondisi sudah berjalan ya cukup ringan dan enak. Namun rasanya ini ada baiknya juga, karena sistem ini bawaan mobil, jadi saya ingin pertahankan. Kekurangan lainnya, suara mesin masuk dalam kabin karena mobil tua dan sistem peredamnya sangat minim.
Sebenarnya bisa saja ditambah peredam dan ganti dengan power steering agar masalah di atas bisa diatasi. Namun hingga saat ini, saya belum kepikiran untuk mengubahnya. Saya ingin pertahankan originalitasnya, dan belum terlalu penting juga sih untuk memodifikasi itu semua.
Kelebihan Toyota Kijang KF 40 (Kijang Super)
Untuk kelebihan dari mobil ini, yang utama adalah suku cadang yang masih banyak dijual, harganya juga terjangkau dan banyak dijual di bengkel-bengkel di kampung, karena mobil ini juga masih banyak digunakan di pedalaman atau di desa-desa.
Untuk pemeliharaan dan perawatan juga mudah dan tidak mahal, mesin bandel dan tidak manja. Tenaga oke, tidak boros bensin untuk kelas mobil tua yang masih menggunakan karburator. Mobil juga enak dimodifikasi. Bodinya yang bongsor dan berat membantu keseimbangan saat berlari kencang sehingga stabil. Selain itu kabin juga luas, jadi bisa bawa banyak barang dan penumpang.
Peringkat
Performa: 2
Kualitas & Fitur: 2
Keleluasaan: 2
Kenyamanan Berkendara: 2
Konsumsi bahan bakar: 2
Harga & Biaya: 1
** Setiap skor untuk setiap aspek maksimum adalah 5.
Kesimpulan:
Saya mulai menggunakan Kijang keluaran 1989 ini sejak 2 tahun lalu. Hingga kini sudah banyak tempat kami datangi dengan modal mobil tua ini. Keliling Sumatera, keliling Danau Toba, perjalanan ke Aceh beberapa kali dan keliling Riau - Sumatera Barat. Mobil sangat stabil, tenaga kuat, suku cadang murah dan mudah dalam pemeliharaan.
Untuk kelas mobil tua, saya sangat merekomendasikan mobil ini. Pemeliharaan rutin sangat penting untuk mobil tua seperti ini. Dengan mobil ini juga saya bawa ke tempat-tempat terpencil untuk mengantar donasi dan kegiatan dari pekerjaan saya.
Hingga saat ini belum ada masalah berarti, terutama di bagian mesin yang belum pernah mengalami kendala. Hanya bagian kaki-kaki dan pengapian saja yang sempat terjadi saat perjalanan jauh. Untuk mobil tua, pemeliharaan rutin adalah kunci agar mobil tetap awet, bertenaga dan tetap enak digunakan. Kekurangannya sangat banyak namun tidak menjadi masalah, karena prinsip menggunakan mobil ini adalah membantu kita berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.