Seharga Agya Seken, Ini Kelebihan dan Kekurangan Toyota Alphard Gen-1
Enda · 1 Mei, 2022 11:00
0
0
Di era 2000-an, populasi mobil jenis big MPV premium berpenampilan boxy tak sebanyak sekarang. Melihat kesempatan tersebut, beberapa Importit Umum (IU) mendatangkan Toyota Alphard gen-1 pada 2003 ke Indonesia atau satu tahun setelah debut pertama di negara asalnya.
Saat kemunculannya di Tanah Air, generasi pertama Alphard dengan kode body AH10 banyak diminati konsumen lantaran memiliki desainnya yang mewah sehingga dapat meningkatkan status sosial penggunanya. Bukan cuma itu, mobil ini banyak diburu karena juga menawarkan kenyamanan, keamanan serta keselamatan berkendara yang maksimal.
Dijajakan hingga 2008 sebelum digantikan oleh generasi keduanya yang dijual resmi oleh PT Toyota Astra Motor, untuk harga bekasnya saat ini Toyota Alphard gen-1 terbilang sangat terjangkau. Mengetahui pasaran harga sekennya, mobil ini ditawarkan mulai dari Rp120 jutaan atau setara dengan Agya lansiran tahun 2017.
Punya harga bekas yang terjangkau, kalian tertarik meminang Toyota Alphard gen-1 sebagai mobil keluarga yang nyaman dan terlihat mewah? Namun sebelum membelinya simak lebih dulu kelebihan dan kekurangannya berikut ini.
Menempati segmen premium, untuk fiturnya generasi pertama Toyota Alphard ini terbilang lengkap. Seperti yang bisa dilihat di bagian dalamnya, mobil ini berhasil disematkan dengan jok elektrik, automatic sliding door, electric sunroof.
Tak hanya itu, mobil ini juga dibekali dengan head unit layar sentuh yang dapat difungsikan melalui tombol pada setir, pengaturan AC digital, material soft touch, jok dengan bahan kulit kulalitas premium, captain seat, serta arm rest disetiap tempat duduknya yang dapat memberikan kenyamanan terhadap setiap penggunanya.
Oh iya, untuk fitur keselamatannya di tahun segitu mobil ini terbilang lengkap. Seperti yang bisa dilihat, didalamnya kalian bisa menemukan airbag yang ada di depan dan samping penumpang, ABS (Anti-lock Bracking System) dan EBD (Electronic Brake Force Distribution).
Lainnya, mobil ini juga sudah dilengkapi dengan stability control dan traction control guna memberikan rasa berkendara yang lebih aman dan nyaman.
2. Kabin Terasa Lega, Toyota Alphard Gen-1 Bisa Membawa Barang Banyak
Toyota Alphard gen-1 memiliki ruang legroom serta headroom yang besar dengan jok tebal menganut konfigurasi tempat duduk 2+2+2. Sanggup dimuati hingga enam orang sekaligus dalam sekali melakukan perjalanan, kalian bisa melakukan berbagai macam bentuk aktifitas di dalam kabin.
Tak hanya itu, mobil ini juga bisa membawa barang banyak berkat kabinnya yang luas. Terlebih saat jok belakang dilipat ke samping, serta jok baris kedua didorong ke depan, barang dengan jumlah banyak bisa masuk kedalamnya.
3. Tubuh Bongsor Toyota Alphard Gen-1 Terbilang Minim Gejala Body Roll
Menurut data di atas kertas, generasi pertama Alphard memiliki panjang 4.840 mm, lebar 1.805 mm dan tinggi 1.935 mm. Untuk jarak sumbu rodanya berada di angka 2.900 mm dan berat kosong kendaraan mencapai 1.790 kg.
Mengenai suspensinya, pada bagian depan mobil ini menggunakan MacPherson Strut dan helical spring di roda belakangnya. Perpaduan antara dimensi serta suspensinya, dari segi handling reborn yang dihasilkan terbilang baik dan tidak menimbulkan gejala body roll ketika melakukan manuver dalam kecepatan tinggi. Selain itu, suspensi yang digunakan memiliki karakter yang lembut ketika melewati jalan keriting.
4. Varian 2.4L Murah dan Mudah Dalam Perawatan
Toyota Alphard gen-1 ditawarkan dalam dua pilihan jantung pacu, yakni 2.4L dan 3.0L. Untuk varian 2.4L dibenamkan mesin 2AZ-FE, 2.400 cc VVTi 4 silinder 16-valve yang sama digunakan Camry generasi kedua. Mengenai performanya, varian ini mampu melecutkan tenaga hingga 162 PS @5.600 rpm dengan torsi puncak 221 Nm @4.000 rpm yang dikawinkan transmisi matic 4-percepatan.
Bicara varian 3.0L mobil ini disematkan mesin 1MZ-FE V6 24-valve dengan perolehan tenaga 222 PS @5.800 rpm serta torsi 304 Nm @4.400 rpm. Untuk transmisinya, varian ini menggunakan matic ultra ECT 5-percepatan.
Meski varian 3.0L memiliki performa yang jauh lebih bertenaga, untuk spare partnya terbilang mahal dan sulit didapat. Berbeda dengan 2.4L, dari segi perawatan lebih mudah dan murah karena memiliki banyak persamaan dengan sedan premium Toyota.
Usia Alphard gen-1 rata-rata kini sudah lebih dari 15 tahun, untuk kendala yang sering dihadapi pengguna Alphard generasi pertama ada di bagian kaki-kaki serta engine mounting. Untuk engine mounting biasanya karena pemakian yang sudah cukup lama. Sedangkan kaki-kaki depan bermasalah selain karena usia, pemakaian yang ‘jorok’ bisa menimbulkan kerusakan pada bagian ini.
2. Sliding Door Tidak Bisa Bekerja dengan Baik
Kelemahan selanjutnya yang sering dialami beberapa pengguna Toyota Alphard gen-1 ada pada sliding doornya. Dimana kasus seperti macet sering kali ditemukan saat pintu ingin dibuka atau ditutup secara otomatis. Umumnya hal ini terjadi akibat gear sliding door yang pecah.
Bukan cuma automatic siliding door yang bermasalah, kasus seperti motor listrik yang macet pada pintu bagasinya juga menimpa beberapa dari pengguna mobil ini.
3. Pajak Tahunan Masih Terbilang Mahal
Harga bekas yang semakin terjangkau, untuk pajak tahunanya mobil ini masih terbilang mahal. Sebagai contoh, Toyota Alphard 2.4L tahun 2004, untuk pajak tahunannya kini hampir Rp3 jutaan.
Kesimpulan
Jika kalian tertarik membeli Toyota Alphard gen-1 sebagai mobil keluarga yang aman, nyaman dan terasa mewah, sebaiknya memilih varian 2.4L. Selain memiliki banyak persamaan dengan Camry dan Harrier, untuk partsnya tipe ini mudah ditemukan dan harganya bisa dibilang cukup terjangkau.
Namun sebelum membeli unit bekasnya, hal yang perlu diperhatikan adalah sistem kerja dari motor penggerak sliding door, sunroof, pintu bagasi, serta fitur-fitur lainnya yang secara fungsional masih bisa berjalan dengan baik.
Soal kaki-kaki juga perlu dicermati sebelum membeli unit bekasnya. Terlebih pada bagian transmisinya untuk memastikan apakah timbul hentakan ketika melakukan perpindahan gigi secara otomatis.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.