Menurut pihak perusahaan, fitur face unlock tersebut nantinya bisa untuk membuka kunci layar meter cluster di mobil tersebut guna mengaktifkan berbagai fitur lain termasuk menyalakan mesin.
Fitur ini nantinya akan menggunakan beberapa kamera pemindai wajah yang ditempatkan di belakang layar panel instrument atau headunit dan dapat menembusnya untuk mendeteksi wajah pemilik kendaraan itu.
Dengan teknik ini, produsen mobil tak perlu lagi mengubah ulang desain atau konstruksi interior kendaraan tersebut, dan kamera pemindai wajah ini bisa terpasang secara aftermarket, juga tanpa merusak komponen OEM di kendaraan.
"Bagi kami, user interface tidak hanya ditentukan oleh aspek fungsional dan teknis dari sebuah teknologi, tetapi juga oleh daya tarik estetika," kata Dr Boris Mergell, Head of UX Continental Automotive seperti dikutipd ari Carscoops, Jumat (12/01/2024).
Namun perusahaan ingin agar teknologi tersebut bukan cuma buat membuka kunci panel instrumen di sisi pengemudi, tetapi juga untuk kebutuhan yang lebih luas.
Mulai dari membuka atau mengunci pintu, mengaktifkan sistem infotainment digital, hingga melakukan pembayaran digital saat pengisian daya listrik kendaraan tersebut di charging station.
"Fungsi kenyamanan dan keselamatan yang canggih namun tetap tidak terlihat secara visual saat digunakan, merupakan kesuksesa besar bagi kami," lanju Mergell.
Kamera yang didesain oleh pihak Continental ini juga bisa terpasang di pilar B sebuah mobil yang nantinya bisa berfungsi untuk membuka atau mengunci pintu kendaraan.
Untuk menjaga keamanan, kamera ini diklaim bisa mendeteksi pengenalan wajah hingga memastikan jika pada wajah tersbeut adalah kulit asli.
Hal ini untuk menghindari adanya upaya membuka fitur face unlock dengan menggunakan gambar hasil kreasi AI (Artificial Intelligence) yang saat ini makin berkembang untuk mendekati wajah asli seseorang.
Selain itu, Continental juga ingin fitur tersebut aman bagi para orang tua yang kerap membawa kendaraan bersama anak-anaknya.
Antara lain dengan memungkinkan sistem pengenal wajah bisa mendeteksi siapa saja yang dapat membuka kunci pintu kendaraan kecuali anak-anak.
Selain untuk membuka kunci beberapa perangkat, kamera yang digunakan untuk fitur face unlock ini direncanakan oleh Continental juga bisa mengintegrasikan berbagai hal secara lebih luas.
Termasuk memungkinkan pilar B di kendaraan berubah jadi panel instrument digital yang akan menyala pada saat pemilik mobil mendekat.
Nantinya panel intu akan memberikan beberapa informasi terkait kendaraan tersebut secara digital, seperti status daya baterai, kondisi pintu terkunci atau tidak, serta yang lainnya.
"Mentransfer teknologi dari interior ke eksterior adalah langkah logis berikutnya untuk kami menggabungkan aspek keselamatan dan fungsi kenyamanan tambahan," kata Mergell.
"Dengan memperluas portofolio UX kami ke eksterior, produsen kendaraan dan konsumen akan mendapatkan manfaat yang sama dari interaksi baru yang intuitif," tutup Mergell.
Teknologi IoT Makin Banyak Dipalikasikan Pada Mobil di Indonesia
Jika perusahaan Jerman tersebut mulai memperkenalkan konsep face unlock untuk kendaraan, maka yang terjadi di Indonesia juga ada kemajuan teknologi infromatika yang diterpakan pada mobil.
Satu diantaranya melalui teknologi IoT (Internet of Things) yang memungkinkan pemilik kendaraan bisa memantau mobilnya hanya melalui layar ponsel.
Misalnya fitur IoV (Internet of Vehicle) yang disediakan oleh Wuling pada beberapa kendaraannya seperti Wuling Alvez, Cortez, Almaz, dan Wuling Air ev.
Melalui fitur yang dinamakan Wuling Remote Control App yang terunduh dan dipasang pada ponsel pengguna mobil tersebut, si pemilik bisa melakukan berbagai perintah secara remote terhadap kendaraan mereka.
Seperti membuka atau mengunci pintu, mengaktifkan mesin, menyalakan atau mematikan AC, hingga mendeteksi posisi kendaraan secara real time saat digunakan oleh orang lain.
Selain Wuling, beberapa pabrikan lain juga sudah memiliki fitur ini, misalnya Honda dengan Honda Connect, Hyundai dengan Hyundai Bluelink, dan MG dengan I-SMART.
Bukan Tutup Kunci Pintu Makin Umum dengan Keyless Entry
Kalau teknologi IoT mungkin belum banyak diterapkan, maka ada teknologi lain yang sudah cukup familiar diaplikasikan, yakni Keyless Entry atau Smart Key.
Inovasi ini tentunya tak hanya mampu memberikan kemudahan dalam pengoperasiannya saja, namun juga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pemilik mobil dalam mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Dengan keyless entry, pemilik mobil yang bisanya harus menekan tombol remote untuk membuka pintu mobil, dengan adanya keyless memungkinkan pemilik dapat membuka dan mengunci pintu mobil tanpa perlu membawa anak kunci, melainkan cukup membawa smart key.
Sesuai namanya, "Smart", teknologi Smart Key memungkinkan pintu akan otomatis membuka kunci jika posisi smart key berada di jarak kurang dari 1 meter dari kendaraan.
Hal ini karena adanya teknologi transmitter atau pemancar dan receiver yang diberikan pada peranti tersebut.
Sementara untuk mengunci pintu, pengguna Keyless Entry atau Smart Key tinggal menekan tombol yang ada dekat gagang pintu sisi pengemudi.
Kemudian ada juga teknologi pintar lainnya yang dinamakan Immobilizer.
Perangkat immobilizerbisa dibilangsangat kompleks, karena di dalamnya dibenamkan rangkaian sistem yang rumit, enkripsi kode-kode tertentu, serta perangkat elektronik yang memancarkan sinyal kode.
Selain itu, di dalam mobil juga disematkan antena penerima sinyal yang mencocokkan kode dari kunci dengan yang ada di mobil.
Bila kodenya cocok, maka mobil akan menyala dengan mudah, namun bila kodenya berbeda, maka Electronic Control Unit (ECU) tidak akan mengucurkan bahan bakar ke dalam mesin dan mobil tidak bisa dihidupkan sama sekali.
Meskipun anak kunci bisa digunakan dan bisa pas masuk ke lubang kunci, namun jika tidak ada sinyal dari transponder ke ECU yang sesuai, maka mobil tetap tak bisa distarter.
Dengan sistem pengamanan ini, maka aksi pencurian bisa diminimalisir karena mobil tidak bisa dinyalakan meski kuncinya berhasil dibobol.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.