Penggunaan nama FT mengingatkan kita pada cikal bakal FT86 yang berubah jadi Toyota 86 dan GR 86, apakah FT-Se juga akan demikian? Sangat mungkin!
Mobil ini memang masih berbentuk konsep, namun Toyota menggunakan bahasa desain yang benar-benar baru dan belum ditampilkan sebelumnya.
FT-Se juga menjadi langkah pabrikan ini untuk menjajaki segmen mobil sport tanpa emisi yang sejauh ini sudah dilakoni beberapa pabrikan Eropa dan China.
Toyota sepertinya mau memberi pengumuman, jika mereka masih penguasa pangsa pasar, sehingga untuk membuat sebuah mobil yang keren, syarat dengan teknologi tinggi, dan mencuri perhatian dunia, bukanlah perkara sulit.
Lihat saja bagaimana EV ini yang sangat futuristik dengan aksen hitam di ujung gemper depannya, air intake yang besar yang mengingatkan kita pada fascia Lamborghini Revuelto, LED vertikal yang agresif, serta lekuk tubuh yang menyiku membuatnya punya karakter sportcar sejati, apalagi ada emblem GR di ujung kap mesinnya.
Meskipun tampak depan penuh lipatan-lipatan tajam, namun kalau dilihat dari atas, bagian atapnya tampak membulat, mengingatkan pada desain Lotus Evora.
Tetapi sekali lagi, tarikan garis desain mulai dari pilar hingga ke atap ini sangat kental nuansa mobil balap, lantas dituntaskan dengan spoiler kecil mirip kepunyaan GR Spura di belakang, dan lampu belakang LED horizontal.
Untuk kaki-kakinya, mobil ini menggunakan model velg yang juga unik serta kaliper rem yang diberi warna merah dan cakram rem yang sepertinya terlihat menggunakan kamik karbon.
Sayangnya belum ada spesiikasi detil untuk Toyota FT-Se tersebut termasuk mesin yang tertanam dibaliknya.
Kalau dari luar FT-Se terlihat sangat agresif, maka di bagian dalam, ia memiliki tata letak kabin yang sederhana dan sangat roomy berkat kombinasi dominan warna biru yang dipakai.
Pada area dasbor hampir tidak ada ronamen apa pun termasuk kebedaraan headunit layar ekstra besar seperti yang sata ini tengah digandrungi pabrikan EV.
Semuanya berfokus pada area kokpit dengan terpasangnya roda kemudi tipe persegi dengan beberapa tombol di sekelilingnya yang dibuat tersamar sehingga sepintas setir ini terlihat polos tanpa ada kontrol untuk fungsi apapun.
Kemudian dua layar vertikal seukuran ponsel ditampilkan pada sisi kiri dan kanan untuk menampilkan informasi penting seputar kendaraan dan juga infotainment.
Untuk penopang tubuh pengemudi dan penumpang dipilih jok full bucket dari Recaro berbahan carbon fiber namun dilapos Alcantara Blue.
Sementara untuk baian bawah dasbor dan sebagian konsol tengah, tetap pakai warna biru namun menggunakan motif yang juga unik.
Kini kita lanjut membahas sedikit Toyota FT-3e, sebuah model SUV Crossover bertenaga listrik.
Kalau melihat mobil ini mungkin kita sudah sedikit familiar dengan desainnya, mengingat bagian fasad mirip dengan siluet Toyota bZ4X yang sudah dipasarkan juga di Indonesia.
Tentu saja tidak ada gril depan di mobil ini, lantas ada penyematan LED bar memanjang yang berfungsi sebagai Daytime Running light (DRL) sekaligus lampu sein.
Lampu utamanya justru dari dua LED kotak yang ada dibalik lipatan bemper sebelah kiri dan kanan.
Jika FT-Se punya siluet bodi yang aerodinamis dan serba runcing, maka untuk FT-3e menampilkan gaya mobil yang berotot dengan fender besar, serta lekukan pintu yang tegas.
Sementara di aera belakang, ia juga mirip dengan tampak depannya, karena ada LED memanjang disana yang difungsikan sebagai rear combination lamp.
Kalau FT-Se menawarkan interior yang unik, maka FT-3e lebih menonjolkan sisi kemewahan di area kaibn.
Dari foto-foto yang beredar, terlihat ada layar besar di tengah dasbor, kemudian dua monitor kecil di sisi kiri dan kanan lingkar kemudi.
Bentuk setinya juga masih konvensional, serta ada konsol tengah yang dilengkapi cup holder.
Tetapi ada satu hal unik lain di mobil ini, karena ternyata Toyota menerapkan sistem head up display tetapi informasi digital yang terpancar, tersaji pada area dasbor, bukan ke kaca depan seperti umumnya.
Jadi, kapan kedua mobil ini akan diproduksi massal?
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.