Mengoperasikan mobil dengan transmisi otomatis alias metik memang cukup mudah dan sederhana. Kita tinggal memasukkan transmisi ke posisi D maka mobil bisa langsung kita kendarai tanpa oper gigi. Tapi jangan salah, saat kita mengoperasikan transmisi metik tidak sesederhana itu.
Ada beberapa kesalahan yang kadang kita lakukan baik sadar atau tidak saat oper gigi metik. Akibat kesalahan pengoperasian transmisi metik, membuat sistem transmisi ini rusak. Akhirnya, sistem yang sederhana malah jadi merepotkan kita karena butuh perbaikan dengan biaya besar.
Untuk mencegah kesalahan yang bisa kita lakukan tanpa sengaja, kita harus tahu apa saja blunder yang bisa terjadi. Setidaknya ada empat kesalahan yang bisa terjadi saat kita mengoperasikan transmisi metik.
Pindah Gigi ke R Saat Mobil Sedang Berjalan Maju
Kesalahan ini bisa saja terjadi pada jenis transmisi yang perpindahan giginya model lurus. Kadang, kita tanpa sadar memindahkan transmisi ke R saat mobil berjalan maju. Ini bisa terjadi andaikata posisi D atau L, dan R berdekatan tanpa terpisah N.
Apabila pola transmisi metiknya berliku, kita pasti lebih hafal posisi D, N, dan R sehingga risiko salah oper gigi bisa kita hindari. Lebih parah lagi, kalau memang sengaja oper gigi dari kondisi mobil bergerak maju ke R. Saat kamu ingin memundurkan mobil 'R' dari posisi 'D', pastikan dulu mobil sudah berhenti, begitu juga sebaliknya.
Hal ini artinya Anda mamakai rem untuk berhenti bukan berhenti karena adanya perubahan transmisi. Ingat, transmisi dirancang hanya untuk mengganti gigi sementara untuk membuat mobil berhenti disarankan untuk selalu pakai rem.
Mau itu transmisi manual atau otomatis, perpindahan gigi mundur saat mobil masih bergerak maju jelas berbahaya. Gigi transmisi bakal hancur karena perubahan arah yang tiba-tiba dari maju ke mundur.
Aksi Gigi Netral di Turunan, Bikin Transmisi Metik Cepat Rusak
Kebiasaan konyol ini sering dilakukan oleh pengguna transmisi manual supaya hemat bahan bakar. Setelah mencapai kecepatan tertentu atau melewati turunan yang landai, posisi transmisi dipindah ke netral supaya mobil melaju dengan mesin idle.
Namun, jangan pernah lakukan aksi netral ini di transmisi otomatis. Risikonya jelas, membuat komponen transmisi tidak awet. Sebagai contoh pada belt CVT, akan seperti ditarik paksa dengan gaya sentrifugal yang sangat besar ketika memindahkan posisi gigi dari N ke D saat melaju cukup cepat.
Cara ini salah dan jika sering dilakukan akan menyebabkan transmisi jebol, karena terdapat pompa oli dan lainnya. Kopling pun harus bekerja keras menyesuaikan putaran mesin dengan kecepatan roda. Sekalipun ada synchronize, namun komponen mekanikal yang menerima beban paling berat.
Pada model mobil zaman sekarang, kita tetap perlu memasukkan transmisi mobil di jalanan menurun. Jangan khawatir karena mesin mobil akan menyesuaikan diri agar tidak mengkonsumsi bahan bakar.
Ketika tetap memasukan gigi,fuel injector akan tertutup. Untuk transmisi otomatis, efek engine brake bila di posisi D tidak terlalu terasa sehingga kita cukup angkat kaki dari pedal gas bila ingin ada efek aksi gigi netral.
Jangan Pindahkan gigi ke Posisi 'P' Sebelum Mobil Berhenti
Ketika hendak memarkir mobil, pastikan mobil sudah berhenti sepenuhnya. Kemudian kita bisa memindahkan transmisi ke posisi 'P'.Pindah tuas transmisi ke P saat mobil belum berhenti, berisiko merusak transmisi dan memperpendek umur transmisi.
Terlebih tuas P untuk parkir bukan untuk mengerem kendaraan. Sistem transmisi otomatis akan mengunci gir ketika dalam posisi P supaya tidak bergeser. Ini sangat berguna ketika permukaan parkiran miring, antisipasi bila parking brake bermasalah.
Malas Pindah Transmisi ke N Saat Berhenti Sejenak
Saat terkena macet atau lampu merah atau kita berhenti sebentar, alangkah baiknya untuk memindahkan tuas transmisi itu dari D (drive) ke posisi netral. Kebiasaan yang sering terjadi, pengemudi mobil matik malas oper ke netral.
Mereka memilih tetap menginjak rem dalam kondisi tuas masih berada di posisi D. Padahal, cara seperti ini akan membuat umur transmisi lebih pendek daripada seharusnya. Sebab ketika dalam posisi D, sistem transmisi sudah bekerja memutar roda sekalipun saat kondisi idle.
Kesimpulan
Di mobil mana pun dengan transmisi otomatis (baik itu otomatis konvensional, CVT, atau DCT), perlu memperhatikan beberapa cara supaya komponen transmisi tetap awet.
Melakukan hal ini akan memperpanjang masa pakai transmisi. Poin tersebut yaitu:
- Berhenti total sebelum memilih gigi arah berlawanan, dari R ke D atau sebaliknya.
- Hindari membiarkan mesin dalam keadaan netral, dan segera pindah gigi. Biarkan transmisi masuk gigi D saat meluncur di jalan menurun.
- Tidak pindah gigi ke “P” saat kendaraan masih melaju. Transmisi P bukanlah alat untuk menghentikan kendaraan.