Walau Terlihat Masih Bagus, Ada Batas Aman Ketinggian Tapak Ban untuk Dipakai di Jalan Raya
Prasetyo · 27 Des, 2022 18:01
0
0
Tapak ban mobil kerap jadi indikator waktu penggantian si karet bundar itu. Jika dirasa kembang atau profil tapak masih bagus, biasanya pemilik kendaraan enggan mengganti dengan ban baru. Apalagi kalau produksi ban masih di bawah 5 tahun.
Padahal meski tapak ban masih terlihat tebal, komponen ini sebaiknya diganti baru setiap lima tahun sekali. Semuanya demi menjaga daya cengkram permukaan ban ke aspal atau median jalan lain tetap optimal.
Namun yang kerap jadi pertanyaan, seperti apa penilaian mengenai kondisi permukaan ban ini? Karena mungkin Anda pernah dengan istilah ban mobil kondisi 95%, 90&, 80% dan sebagainya di para penjual ban bekas.
Melihat kondisi tapak dari sebuah ban mobil sebenarnya bisa dilihat dari Tire Wear Indicator (TWI). Bentuknya bisa berupa segitiga kecil di bagian sisi ban, atau garis-garis yang melintang di permukaan luar kembangan ban.
Jika permukaan alur ban sudah setara dengan garis TWI tersebut, maka itulah batas toleransi maksimum ban digunakan. Atau Anda bisa juga mengukurnya secara manual. Jika profil alur ban ketinggiannya masih 1,6 mm (milimeter), maka ban masih aman dipakai.
Dengan catatan, penggunaannya hanya di dalam kota dengan kecepatan tidak lebih dari 80 km/jam. Jika Anda sering atau hendak berkendara ke luar kota melewati jalur tol dnegan kecepatan di atas 80 kpj, maka sebaiknya pakai ban dengan ketinggial alur minimal 3 mm.
Terlebih lagi ketika mendapati kondisi permukaan jalan basah. Akibat kemungkinan terjadinya fenomena hydroplaning, ban yang punya alur setinggi lebih dari 3 mm, dapat melakukan pengereman sekitar 30 meter. Tapi kalau ketinggian tapak ban hanya 1,6 mm, maka Anda butuh jarak lebihd ari 60 m untuk menghentikan kendaraan.
Beberapa ban mobil mungkin akan ditemui retakan-retakan kecil di permukaan tapaknya. Retakan ini umumnya muncul di sekitar pola tapak atau mungkin saja di bagian dinding ban. Apakah ban ini masih layak dipakai?
Jika kembang ban masih tebal maka ban masih aman. Dengan catatan, retakan tadi hanya retak halus dan tidak dalam. Namun ketika di perjalanan retakan makin membesar lain ceritanya. Karena air bisa saja masuk ke celah-celah yang renggang itu dan merusak struktur ban. Jadi segeralah ganti kalau retakan makin membesar.
Memeriksa tekanan angin ban adalah hal yang wajib dilakukan secara berkala. Apalagi jika Anda hendak melakukan perjalanan jarak jauh. Dan perlu diingat, untuk ban dengan usia lebih dari 1 tahun, sebaiknya lakukan pengecekan lebih sering.
Ini karena struktur karet sebagai bahan utama ban akan mengalami perubahan seiring masa pakainya. Ban baru cenderung memiliki karet yang masih lunak sehingga struktur ban masih sempurna. Tapi untuk ban lama, karet sudah menjadi lebih keras sehingga bisa saja angin ban keluar dari pori-pori ban.
Dan pastikan tekanan angin ban sesuai dengan yang disarankan pihak pabrikan. Jika tekanana angin ban terlalu tinggi, maka permukaan ban bakal mengalami keausan tidak merata. Sebaliknya kalau tekanan ban kurang, ada risiko ban pecah di jalan.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.