Baru kemudian di 2017 motor ini mendapatkan update dan perubahan nama menjadi W250, ini agar sejalan dengan line up motor klasik lainnya atau W series seperti W175 dan W800.
Nah untuk kalian yang mencari motor klasik dengan dimensi sedang dan tenaga mesin yang cukup, Kawasaki W250 bekas bisa menjadi pilihan.
Dengan genre sport retro dan mesin 250 cc, Kawasaki W250 ini cocok untuk dipakai harian atau motoran santai diakhir pekan.
Kalau melihat beberapa situs jual beli online, Kawasaki W250 bekas paling terjangkau dibanderol Rp 59 jutaan untuk produksi tahun 2017 sampai Rp 66 jutaan produksi tahun 2018.
Tapi kembali lagi, itu semua tergantung dengan kondisi fisik motor, kesehatan komponen mesin, juga termasuk aksesoris yang terpasang.
Berikut 5 daya tarik Kawasaki W250 bekas yang bisa menjadi pertimbangan sebelum kalian membelinya.
Tampilan Khas Kawasaki W250
Yang pertama tentu saja W250 memiliki tampilan klasik khas, sangat terasa aura motor klasik Jepang di tahun 60-an.
Ini terlihat dari penggunaan lampu utama bulat besar, sein bulat dengan mika oranye, tangki model tear drop berkapasitas 13 liter, dan jok motif klasik memanjang.
Belum lagi ada beberapa aksen krom yang disematkan semakin memberi kesan klasik, seperti di spion, cover throttle body, ring lampu utama, ring spidometer, lis sepatbor belakang, dan housing lampu belakang.
Tidak lupa penggunaan pelek jari-jari membuat tampilannya kian klasik, pakai ukuran 18 inci di depan dengan ban 90/90-18 dan ukuran belakang 17 inci berbalut 110/90-17.
Dimensinya sendiri tidak terlalu besar, punya panjang 2.075 mm dengan lebar 755 mm dan tinggi 1.055 mm.
Posisi Berkendara Nyaman
Menggunakan setang pipa lebar yang tidak terlalu tinggi membuat pundak sedikit merunduk, untungnya posisi footstep sedikit lebih maju dari posisi duduk pengendara.
Ini membuat kaki tidak terlalu menyiku, dengan begitu terasa santai dan tidak akan membuat kaki mudah lelah saat perjalanan lama.
Apalagi tinggi joknya tergolong rendah, hanya 735 mm sehingga cukup bersahabat untuk pengendara dengan postur 170 cm, kaki bisa menapak dengan sempurna bahkan dengkul masih menekuk.
Torsi Besar Kawasaki W250
‘Jantung penggeraknya’ menggunakan mesin 250 cc 1 silinder, yang perlu diingat meski kapasitasnya 250 cc tapi konsepnya merupakan mesin torsi, bukan mesin performa tinggi.
Spesifikasinya pakai 4 langkah, SOHC 2 katup, pendingin udara, fuel injection dengan diameter throttle body 32 mm.
Diameter pistonnya 66 mm dengan panjang langkah 73 mm, mesin dengan rasio kompresi 9:1 ini pun memiliki klaim tenaga maksimal 18 ps di 7.500 rpm dan torsi maksimal 18 Nm pada 5.500 rpm.
Mesin dengan stroke panjang ini punya ciri nafas panjang dan limiter pendek, karenanya cukup enak digunakan cruising menggunakan putaran rendah.
Instrumen Klasik
Menyesuaikan dengan konsep klasiknya, beberapa instrumen juga fitur pun masih tergolong sederhana.
Seperti spidometer yang masih pakai jarum untuk takometer dan penunjuk kecepatan, kemudian di sisi kiri ada layar digital kecil berisikan informasi odometer juga tripmeter.
Sedangkan di sisi kanan terdapat lampu indikator sein kanan kiri, check engine, indikator netral, dan indikator pass beam atau high beam.
Saking klasiknya, W250 gak dibekali dengan indikator bensin, sebagai gantinya terdapat keran bensin.
Ya cukup membantu untuk memberi tahu kalau kapasitas bensin tinggal sedikit, tinggal putar ke posisi res dan mencari pom bensin terdekat.
Saklarnya juga sederhana, selain starter ada juga tombol engine cut off, hazard, pass beam, sein, juga klakson.
Suspensi Nyaman dan Lincah
Suspensi depan pakai teleskopik dengan diameter as 39 mm, untuk suspensi belakangnya ganda dengan 5 setelan preload yang bisa disesuaikan dengan bobot pengendara.
Mulai menjadi jurnalis otomotif & test rider sejak tahun 2015, ketertarikan terhadap dunia otomotif terutama sepeda motor jadi pemicunya. Berkendara, touring, hingga balap sepeda motor menjadi hal yang melekat dan dilakukan sampai saat ini.
Facebook: Fariz Ibrahim
Instagram: @farizibrahim17