Ada perubahan desain, lampu, dan penambahan fitur.
Masih pertahankan mesin 156,9 cc eSP+.
Honda PCX generasi ke-5 akhirnya resmi diperkenalkan di Indonesia, tentu saja menganut desain dan juga fitur yang sama seperti diperkenalkan pada gelaran EICMA 2024.
Perbedaan utamanya jelas pada kapasitas mesin, jika di eropa pakai mesin 125 cc maka di Indonesia PCX pakai basic mesin 160 cc eSP+.
Hadir dalam 3 pilihan tipe yang dimulai dari tipe CBS seharga Rp 33,750 juta, tipe ABS Rp 37,350 juta dan tipe ABS-Roadsync Rp 40,350 juta on the road Jakarta.
Secara garis desain motor ini tetap mempertahankan konsep dasarnya yang menyuguhkan tampilan mewah, berkelas, dan dengan posisi berkendara nyaman sesuai dengan arti dari PCX itu sendiri yang merupakan Personal Comfort Saloon.
Desain New Honda PCX 160 2025
Karena mengusung konsep dasar yang masih sama, membuat penampakan PCX 160 terbaru ini sekilas tidak ada perbedaan.
Padahal kalau dilihat lebih teliti, ada beberapa perbedaan yang tersemat pada matic besar satu ini.
Paling terlihat tentu dari desain lampu utamanya, kini seperti terpisah antara reflektor sisi kiri dan kanan, sedangkan DRL semakin membesar dari bawah hingga ke atas yang bisa bergantian dengan lampu sein.
Dan seperti kejadian pada Honda Scoopyterbaru, kali ini PCX 160 terbaru juga dilengkapi dengan cover setang baru.
Ini membuat ciri khas PCX yang kental dengan setang ‘telanjang’ berlapis chrome menjadi hilang, kali ini justru menggunakan cover setang yang desainnya mirip dengan milik sang kakak yaitu Honda Forza 250.
Sisi tengah ada sedikit perbedaan lekuk bodi yang membuatnya terkesan lebih menyatu antara bodi depan hingga ke bodi belakang, sehingga terlihat lebih solid juga mewah.
Kemudian desain bodi bawah atau side deck dan bodi belakangnya dibuat lebih lancip dan mengarah ke atas, ini bertujuan untuk memberikan kesan aktif dan juga sporty pada New PCX 160.
Di area belakang paling terlihat ada perbedaan desain lampu rem, kini dimensinya lebih compact karena lampu rem tidak lagi membentuk X melainkan hanya garis berpola seperti kumis.
Fitur & Teknologi New PCX 160 2025
Untuk varian CBS dan ABS tidak banyak penambahan fitur selain desain bodi serta lampu baru, bahkan spidometer yang digunakan masih model lama yang pakai layar digital negative display.
Penyegaran paling banyak tentu saja ada varian termahal yaitu ABS-RoadSync, seperti menggunakan spidometer TFT sebesar 5 inci yang cukup mewah.
Informasinya cukup lengkap dengan pilihan warna latar putih dan hitam, yang terbaru ada informasi takometer dan indikator side stand switch yang akan menyala ketika standar samping terbuka.
Disamping itu keistimewaan lainnya ada pada fitur RoadSync, ini membuat smartphone pengendara bisa tersambung dengan spidometer.
Nantinya pengendara bisa berkomunikasi dengan motor melalui interkom atau headset bluetooth, seperti bisa membacakan pesan masuk, memberi perintah navigasi, mengangkat telepon masuk, dan masih banyak lagi.
Semua fungsi spidometer bisa dikontrol melalui multi-function switch di sebelah kiri, ini membuat saklar kiri varian ABS-RoadSync lebih besar dan memiliki fungsi pass beam.
Selebihnya tetap dibekali dengan USB Type-C pada laci kiri, LED di seluruh lampu penerangan, Honda Smart Key System dengan Anti-theft Alarm, dan ruang bagasi di bawah jok seluas 30 liter.
Posisi Berkendara dan Handling
Duduk di atas jok dengan tinggi 764 mm milik New PCX 160 sebenarnya punya rasa tidak jauh berbeda dengan PCX 160 old, kaki postur 170 cm tetap bisa menapak dengan baik karena sudut tirus pada jok sisi depan.
Bentuk jok juga masih identik dengan sandaran tulang ekor cukup tinggi, sehingga cukup nyaman untuk pengendara selama perjalanan.
Sayangnya karakter busa joknya masih kurang empuk, rasanya agak kaku sejak pertama kali diduduki, andai bisa dibuat sedikit lebih lembut pasti makin nyaman nih!
Meski berbalut cover baru, namun rasanya setang PCX 160 baru ini tidak terlalu berbeda, masih terasa dekat ke arah pengendara dengan posisi yang pas.
Dengan begitu lengan serta pundak terasa santai karena tidak perlu menahan beban sepanjang perjalanan, saat setang belok patah juga tidak sampai menarik lengan dan masih ada jarak dengan dengkul pengendara.
Perbedaan ada pada pijakan kaki pengendara, kini punya ruang lebih lebar dibanding sebelumnya, sehingga posisi kaki bisa lebih leluasa ketika selonjoran.
Varian ABS-RoadSync memiliki berat kosong 133 kg yang mana lebih berat 1 kg dibanding varian ABS dan CBS.
Meski begitu dari segi pengendalian tidak ada perbedaan yang berarti, PCX 160 tetap memiliki handling yang lincah dan nurut meskipun diajak meliuk di tikungan sempit.
Saking asiknya melahap berbagai tikungan, sisi bawah motor sampai menggaruk aspal yang mana bukan lagi standar tengah atau samping melainkan bodi bawah atau side deck.
Motor terasa stabil ketika berada di dalam tikungan, meskipun tidak bisa terlalu agresif karena bisa menimbulkan gejala limbung karena memang suspensinya cukup lembut.
Ngomong-ngomong suspensi, varian ABS-RoadSync dibekali dengan suspensi belakang tabung atau subtank.
Selain memberi kesan sporty, impresi pertama dari suspensi ini juga terasa lembut ketika melewati simulasi polisi tidur, namun untuk membahasnya lebih dalam tunggu saat kita pinjam motornya saja ya!
Di sektor pengereman tidak ada perubahan, untuk varian ABS 1 channel pakai cakram ganda dengan kaliper 2 piston di depan dan kaliper 1 piston di belakang, kalau varian CBS pakai kaliper 3 piston di depan dan kaliper 1 piston di belakang.
Rasa pengeremannya tetap nyaman karena terasa empuk saat ditekan dan bisa menghentikan laju PCX 160 dengan sangat baik.
Performa Mesin 156,9 Cc
Ada upgrade di sektor bodi, cover setang, lampu, dan juga fitur namun di sisi performa sebenarnya tidak ada perubahan.
Jadi wajar kalau mungkin putaran rendahnya terasa biasa saja, tapi rasanya akan enak ketika digunakan di kondisi jalur lenggang karena nafas mesin seperti tidak kunjung habis.
Untuk menyalip kendaraan di depan dan dipakai touring maka performa motornya terasa cukup mumpuni, hanya saja akan sedikit ngeden ketika harus melewati jalur tanjakan.
Suara halus yang dihasilkan mesin dan juga knalpot masih dipertahankan, lengkap dengan vibrasi minim ketika berkendara, namun ada sedikit getaran yang terasa saat sedang idle atau langsam.
Mulai menjadi jurnalis otomotif & test rider sejak tahun 2015, ketertarikan terhadap dunia otomotif terutama sepeda motor jadi pemicunya. Berkendara, touring, hingga balap sepeda motor menjadi hal yang melekat dan dilakukan sampai saat ini.
Facebook: Fariz Ibrahim
Instagram: @farizibrahim17