Mengenal Sistem Hybrid Honda PCX dan Yamaha Fazzio, Beda Cara Sama Manfaatnya
Harry · 20 Jan, 2022 13:00
0
0
Inilah 2 motor hybrid yang ada di Indonesia saat ini.
Honda PCX e:HEV dibekali baterai khusus untuk sistem hybrid.
Yamaha Fazzio pakai aki biasa untuk suplai tenaga sistem hybrid.
Cara kerja sistem hybrid keduanya beda jauh.
Matic bermesin hybrid sudah ada 2 di Indonesia. Pertama pada sosok Honda PCX e:HEV 2022 alias Honda PCX Hybrid dan terbaru ada Yamaha Fazzio Hybrid Connected 2022. Yup, sekarang sudah makin ramai motor hybrid nih.
Honda PCX e:HEV sendiri mengandalkan basis Honda PCX 2022 dengan desain yang elegan dan mewah. Motor ini menggendong mesin eSP+ terbaru, dengan kapasitas mesin 156,9 cc.
Yamaha Fazzio 2022 sendiri menggendong mesin Blue Core, yang sama dengan milik Yamaha Gear 125 atau Yamaha Freego, tapi ditambahkan sistem hybrid pada mesinnya. Makanya Yamaha menyebutnya sebagai Blue Core Hybrid.
Tentunya kalian lebih kenal dengan mobil hybrid, seperti Toyota Prius atau Toyota Corolla Cross. Ternyata sistem kerja mobil hybrid tersebut dengan hybrid pada kedua motor tadi berbeda lho.
Pada mobil, terdapat tambahan motor listrik dengan bantuan baterai untuk menunjang kinerja mesin bensinnya. Motor listrik tersebut akan bergerak secara independen sampai kecepatan tertentu yang baru kemudian berganti ke mesin bensinnya.
Beda dengan sistem hybrid pada Honda PCX e:HEV dan Yamaha Fazzio tadi, karena keduanya tidak dibekali motor listrik sebagai penggerak independen. Karena keduanya memanfaatkan sistem starter pada mesin.
Honda menggunakan ACG Starter untuk membantu memberikan bantuan tenaga saat motor sedang berakselerasi. Hal yang sama dilakukan Yamaha pada Fazzio, yang menggunakan SMG (Smart Motor Generator) sebagai bantuan tenaga untuk akselerasi.
Beda Hybrid Honda PCX e:HEV dan Yamaha Fazzio
Sistem kerja hybrid Honda PCX e:HEV.
Meski sama-sama memanfaatkan starter mesin sebagai tambahan tenaga penggerak, ternyata keduanya juga punya cara kerja yang berbeda. Honda PCX e:HEV dilengkapi dengan baterai khusus yang disiapkan sebagai tenaga untuk sistem hybrid.
Baterai lithium-ion sebagai daya untuk motor assist memberikan ekstra tenaga 1,9 PS dan torsi sampai 4,3 Nm. Aktifnya motor assist dari Honda PCX e:HEV ini kala pengendara melakukan snapping, atau buka gas mendadak.
Snapping yang dilakukan pengendara akan memberikan sinyal, yang kemudian dikirim menuju PDU (Power Delivery Unit), yang langsung memberikan perintah kepada ACG Starter yang beralih fungsi menjadi motor assist.
Ada mode berkendara dan indikator baterai sistemhybrid pada Honda PCX e:HEV.
Pengendara bisa melakukan snapping berkali-kali, tergantung dari kapasitas baterai. Jika baterai dalam kondisi penuh, maka snapping bisa dilakukan hingga 25 kali. Tersedia pula indikator baterai pada panel meter.
Enaknya lagi, terdapat mode berkendara yang bisa dipilih, Sport, Drive dan Idle. Mode Sport membuat motor assist bekerja dengan output maksimal. Drive bekerja normal dan Idle yakni posisi Drive namun ISS mati.
Hybrid Yamaha Fazzio lebih ringkas.
Maka berbeda dengan Yamaha Fazzio yang tak dibekali baterai khusus. Baterainya hanya sebuah aki standar YTZ6V, aki ini akan memberikan daya untuk SMG yang berubah fungsi menjadi Electric Power Assist Start, melalui Starter Generator Control Unit.
Bantuan dari generator listrik tersebut akan terjadi saat motor berakselerasi dari posisi diam ke bergerak selama 3 detik saja. Saat itu, mesin dan generator listrik bekerja bersama untuk menggerakkan motor.
Artinya, bantuan motor assist pada Yamaha Fazzio juga tidak bisa digunakan pada saat mendahului kendaraan dengan cara buka-tutup gas seperti halnya Honda PCX e:HEV ya.
Hybrid Yamaha Fazzio hanya membantu akselerasi dari diam.
Plus-Minus Hybrid Honda PCX e:HEV dan Yamaha Fazzio
Melihat sistem hybridnya dan cara kerja dari masing-masing motor, tentu ada plus-minus masing-masing. Honda PCX e:HEV akan lebih menyenangkan dalam beragam kondisi, baik saat bergerak dari posisi diam atau saat posisi jalan tapi butuh tenaga ekstra.
Ini karena sistem hybrid-nya disuplai tenaga oleh baterai lithium yang disiapkan khusus. Apalagi ada mode berkendara yang bisa dipilih. Tapi seiring usia pakai, kinerja baterai akan menurun dan biaya yang dibutuhkan untuk mengganti baterai tersebut lumayan mahal.
Sistem hybrid pada Yamaha Fazzio memang nanggung, karena hanya aktif saat berakselerasi dari posisi diam saja. Kalau sudah berjalan dan butuh tenaga ekstra, pengendaranya tidak bisa mendapatkan benefit seperti pengguna Honda PCX e:HEV.
Tapi enaknya karena tanpa baterai khusus, pemilik akan bebas dari ketakutan biaya penggantian baterai yang mahal. Beli aki YTZ6V pun hanya sebesar Rp 200 ribuan saja. Tapi secara fungsi, kedua sistem hybrid tadi akan menambah efisiensi bahan bakar.
Mulai menyukai dunia otomotif sejak masih duduk di bangku SMA. Kecintaannya dimulai dengan mengoprek sepeda motor yang diberikan orangtuanya, dan terus mencintai dunia otomotif khususnya roda dua. Kecintaannya membuat dirinya berkecimpung dalam industri media otomotif sampai saat ini.
Facebook : Ainto Harry Budiawan
Instagram : harrykriwil