Untuk penggantian baterainya, 6 pcs baterai ini dibanderol kurang lebih Rp 5,7 juta.
Jadi meski tak mengisi bahan bakar, tapi pemiliknya harus tetap menabung untuk membeli ke-6 baterainya jika sudah afkir.
Soal kurun waktu, ini semua tergantung dari siklus penggunaan dan pengecasan baterai tersebut, jadi tidak dapat dipastikan berapa tahun umur dari keenam baterai ini.
Biaya Charger Yadea T9
Lantas berapa biaya yang dibutuhkan untuk mengisi daya Yadea T9? Motor listrik ini dilengkapi dengan charger berspesifikasi 72 V 6 A.
Untuk pengisian dayanya perlu dilakukan langsung pada motor, tepatnya pada lubang yang letaknya ada di bawah sisi depan jok pengendara.
Ini dilakukan karena memang baterai Yadea T9 tidak memungkinkan untuk dilepas saat pengisian daya.
Selain jumlahnya yang ada 6 pcs, juga karena posisinya yang berada di dalam bodi, bukan di bawah jok.
Untuk mengetahui jumlah daya serta biaya yang digunakan selama pengisian, kami menggunakan wattmeter.
Selama pengisian daya tercatat kalau konsumsi daya tertinggi dari chargernya ini adalah 550 watt dan menghabiskan waktu kurang lebih 9 jam untuk mengisi dari 0-100%.
Kemudian total daya yang digunakan selama pengisian ini berada di angka 4,012 kWh.
Dan jika dikonversi menjadi rupiah dengan hitungan Rp 1.450/kWh, artinya pengisian daya Yadea T9 membutuhkan biaya Rp 5.817.
Jarak Tempuh
Setelah mengetahui biaya pengisian dayanya, selanjutnya membahas mengenai seberapa jauh jarak tempuh yang bisa ditempuh oleh Yadea T9.
Mulai dari baterai penuh hingga benar-benar habis, apakah sesuai klaim pabrikannya yang bisa menempuh 100 km?
Kami pun mengujinya dengan melewati jalur beragam seperti kondisi macet, tanjakan, dan sesekali gaspol untuk merasakan sensasi akselerasinya.
Dengan klaim jarka tempuh 100 km, hasilnya justru bisa lebih, karena kami bisa melaju hingga lebih dari 110 km.
Tapi memang saat lebih dari 100 km tenaga yang dihasilkan Yadea T9 terus menurun atau melemah.
Mulai dari top speed yang terus turun sampai respon tenaga yang terus melemah sehingga sulit untuk melewati jalur tanjakan.
Jadi memang baiknya maksimal hanya berada di jarak 100 km, selain tenaga yang terus menurun ini juga berpengaruh terhadap kesehatan baterai itu sendiri.
BLDC 2.000 Watt
Motor listrik ini dibekali dengan mesin listrik model hub drive yang artinya sekaligus menjadi pelek di roda belakang.
Tenaga penggeraknya ini punya spesifikasi rated power 2000 watt dengan 2 mode berkendara.
Mode pertama bisa disebut sebagai mode berkendara irit karena kecepatan maksimalnya hanya dibatasi 48 km/jam.
Sedangkan mode kedua sedikit lebih tinggi karena bisa mencapai 62 km/jam.
Asyiknya ketika selongsong gas diputar ternyata tidak langsung direspon oleh motor, ada delay sekitar 5-10% putaran gas awal yang mana ini menjadi salah satu unsur safety.
Karena kita tahu kalau motor listrik memiliki torsi instan sehingga bukaan gas menjadi sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan keamanan pengendara.
Selain delay di awal, ternyata keluaran tenaga Yadea T9 bisa dikatakan bertahap sehingga tidak langsung liar meskipun gas dibuka penuh.
Motor listriknya akan terus mendorong secara bertahap dan terus mengisi sampai top speed.
Kelebihan lainnya tentu saja punya kestabilan lebih baik saat dibawa pada kecepatan tinggi.
Sayangnya ban ukuran 90/90-12 depan dan 100/80-12 belakang punya karakter karet yang tidak terlalu empuk.
Efeknya tentu saja sedikit licin ketika berjalan di jalur basah, namun efek positifnya rolling resistance dari ban ini bisa lebih minim.
Sehingga harapannya bisa membuat jarak tempuh Yadea T9 tetap jauh, plus minus lah ya…
Suspensi depannya menggunakan teleskopik yang dilengkapi karet boot atau karet pelindung.
Sehingga as suspensi depan bisa lebih terjaga kebersihannya, sedangkan yang belakang pakai suspensi ganda.
Karakter redaman suspensi depannya sebenarnya cukup, hanya saja travelnya terasa kurang panjang sehingga kurang bisa menahan guncangan saat melewati lubang jalanan.
Ini berbanding terbalik dengan suspensi belakang karena karakternya sangat lembut dan minim bottoming meskipun dipakai boncengan.
Tapi efek negatifnya jadi sedikit limbung ketika menikung kencang dan ground clearance menjadi rendah ketika beban penuh sehingga rawan mentok.
Letak baterai yang berada di tengah dan rendah membuat handling Yadea T9 cukup menyenangkan, karena terasa ringan dan ‘nurut’ ke mana pengendara ingin meliuk.
Namun ketika memposisikan standar tengah atau ingin menggeser buritannya saat di parkiran barulah terasa kalau motor ini cukup berat, butuh tenaga lebih untuk melakukannya.
Double Disc Brake
Yadea T9 dibekali dengan rem cakram yang diapit kaliper 2 piston baik di depan maupun belakang.
Uniknya rem depan justru masih menggunakan slang rem model karet sedangkan yang belakang model rajut atau braided.