Menurut Diko Oktaviano, Technical Support dari PT Niterra Mobility Indonesia, produsen busi NGK, masih banyak yang salah terkait hal ini.
"Kalau untuk NGK, kategori busi racing itu khusus kompetisi yang warna merah, nah itu busi racing," bukanya.
Menurutnya penggunaan busi racing pada motor harian dengan mesin standar justru akan mubazir.
"Busi itu akan menunggu suhu mesin sampai titik tertentu baru bisa optimal kinerjanya. Tapi saat mesin standar mencapai titik tersebut, sudah keburu overheat," bebernya.
Alhasil performa yang harusnya bisa diberikan busi racing jadi tak keluar seluruhnya, karena mesinnya belum ada ubahan sama sekali.
"Kalau buat harian busi racing enggak disarankan, harganya juga mahal sampai Rp 600 ribu satunya," sambung Diko saat dihubungi Autofun.co.id (7/3/2024).
"Di lapangan memang kerap dipakai untuk kegiatan balap, namun tujuan sebenarnya untuk upgrade, kalau racing ya yang merah itu," pungkas Diko.
Ketiga busi upgrade itu pun punya keunggulannya masing-masing, dengan material elektroda yang berbeda-beda.
Misal NGK G-power terbuat dari platinum, sedangkan NGK Iridium IX dari material iridium dan untuk Moto DX adalah iridium yang diberi lapisan ruthenium.
Mulai menyukai dunia otomotif sejak masih duduk di bangku SMA. Kecintaannya dimulai dengan mengoprek sepeda motor yang diberikan orangtuanya, dan terus mencintai dunia otomotif khususnya roda dua. Kecintaannya membuat dirinya berkecimpung dalam industri media otomotif sampai saat ini.
Facebook : Ainto Harry Budiawan
Instagram : harrykriwil