Mitsubishi berhasil mengorbitkan sosok rising star mereka dari keluarga Xpander. Setelah meluncurkan Xpander di 2017, kubu tiga berlian kemudian merilis Xpander Cross sekitar dua tahun berselang. Sayangnya, Mitsubishi Xpander Cross masih memakai jenis transmisi otomatis konvensional, apakah pada 2021 nanti akan ketinggalan zaman?
Padahal, beberapa rivalnya sudah langsung beralih ke continuously variable transmission (CVT) yang diklaim lebih modern. Memang sih, jenis transmisi metik konvensional dinilai lebih bandel. Tapi, kelemahan jenis transmisi ini dirasa membuat mobil jadi 'kurang lari'.
Banyak yang berharap keluarga Xpander akan memakai transmisi otomatis CVT yang tak ada hentakan atau otomatis 6 speed akan lebih menjual. Namun, Mitsubishi melihat kebutuhan dan selera konsumen mereka lebih pas memakai metik konvensional 4 speed.
Menurut anggapan pihak Mitsubishi, tidak semua konsumen juga suka dengan CVT. Biasanya ini terjadi saat mendengar raungan mesin ketika pedal gas di injak lebih dalam atau saat putaran tinggi. Lagipula, Toyota dan Suzuki juga sama-sama masih memakai metik konvensional.
Untuk sisi efisiensi, Honda sebagai pabrikan mobil malah optimis dengan transmisi metik CVT. memang sih, CVT saat melaju kecepatan tinggi bisa menjaga putaran mesin rendah sehingga bisa bikin lebih irit. Namun, dengan cara berkendaranya juga harus diurut.
"Ini perlu edukasi lagi untuk tahu cara menggunakan CVT. Kalau mereka (masyarakat) tidak mengerti akan lebih sering menginjak gas dan bikin boros. Ada satu lagi, transmisi CVT memiliki gajala selip lebih besar dari konvensional," ucap Boediarto, Departement Head Technical Service Department PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) seperti dikutip dari Kompas.com.
Transmisi otomatis konvensional bekerja mengandalkan planetary gear set yang bekerja sama dalam menciptakan rasio gigi dan memiliki torque converter (kopling fluida atau cairan). Usia pakai transmisi otomatis konvensional cenderung lebih lama karena dinilai memiliki durabilitas yang baik.
Umumnya, komputer transmisi otomatis bisa membaca kondisi berkendara dari cara kita menginjak gas. Contohnya, saat berkendara rileks maka di rpm 3.000-an gigi sudah berpindah.
Namun saat berkendara agresif atau melakukan kickdown, komputer akan memilih gigi yang lebih rendah agar mendapat tenaga yang besar dan putaran mesin yang tinggi. Transmisi otomatis umumnya masih memiliki hentakan saat kita melakukan kickdown, sehingga feeling dan performa saat berkendara lebih terasa.
Mobil jenis crossover atau SUV memang bukan dirancang untuk kebut-kebutan. Faktor ketangguhan dan daya tahan menjadi poin penting yang dibutuhkan pada sosok SUV seperti Xpander Cross.
Transmisi metik konvensional adalah direct replacement dari transmisi manual. Misalnya pada Pajero Sport perubahan transmisinya bahkan hingga 8 kecepatan.
Dengan memakai transmisi metik konvensional, jenis transmisi ini akan lebih kuat menahan torsi berlebih dari mesin. Misalkan saat mobil sedang melintasi kontur jalan yang ekstrem dan bervariasi, ada efek engine brake yang lebih kuat dari transmisi untuk menahan.
Transmisi metik konvensional juga cocok untuk mobil diesel dengan torsi besar karena lebih tangguh. Karena orang Indonesia ini ogah ribet soal perawatan, maka cocok dengan metik konvensional. Sebab, ketersediaan spare part transmisi otomatis konvensional cukup mudah didapat dan memiliki banyak komponen pengganti atau substitusinya.
Sistem perpindahan giginya pun berbeda, karena untuk metik konvensional berpindah bertahap. Sedangkan untuk metik jenis CVT langsung meluncur saja tanpa ada jeda. Namun, untuk akselerasi spontan ini metik konvensional lebih responsif tanpa ngeden seperti di CVT saat kita kickdown.
Dari sisi kenyamanan, CVT ini bekerja lebih halus, sedangkan untuk matik biasa masih terasa hentakan. Tapi dari sisi konsumsi bahan bakar sebenarnya tidak ada bedanya.
Melihat cara kerjanya, metik konvensional masih ada gejala entakan saat pindah gigi. Ini membuat transmisi otomatis pada umumnya tak senyaman dan sehalus CVT.
Untuk Transmisi ini juga bisa lebih boros BBM daripada CVT atau dual clutch dalam kondisi macet. Hal ini terjadi saat torque converter terus berputar namun mobil kita rem agar tidak maju.
Itulah kenapa sebaiknya jika memungkinkan, sempatkan pindahkan gigi ke posisi N saat berhenti. Cara ini bisa mencegah BBM lebih banyak terbuang.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Toyota VELOZ Q 1.5
16.755 km
2 tahun
Banten
2022 Toyota KIJANG INNOVA G 2.0
25.226 km
1,5 tahun
Jawa Barat
2017 Toyota KIJANG INNOVA REBORN VENTURER GASOLINE 2.0
89.898 km
6 tahun
Jawa Barat
2019 Toyota KIJANG INNOVA REBORN V 2.0
89.687 km
4 tahun
Jawa Barat
2019 Toyota KIJANG INNOVA V 2.0
36.463 km
4,5 tahun
Java East