Populasi Mazda Astina di Indonesia kini sudah mulai jarang ditemui. Sosok kendaraan empat pintu bermodelkan liftback tersebut merupakan salah satu mobil dengan teknologi canggih sekaligus kencang melebihi mobil-mobil di zamannya.
Mengetahui sedikit sejarahnya, eksistensi Mazda Astina sendiri pertama kali diperkenalkan lewat PT National Motors Co. yang merupakan bagian dari Indomobil Group pada tahun 1990. Mobil bergayakan sport dengan lampu pop-up sebagai ikoniknya yang sempat populer di era 90-an tersebut, diproduksi secara global mulai dari 1989 hingga 1994.
Tak hanya Indonesia, Astina sendiri juga didistribusikan ke beberapa negara, diantaranya; 323F di Eropa, Familia Astina di Jepang, dan sempat menjadi bagian dari sub-brand mewah Eunos Mazda dengan nama Eunos 100.
Dibangun menggunakan sasis dengan kode BG, Astina merupakan bagian dari keluarga Mazda Familia generasi keenam yang kini harga bekasnya mulai merangkak naik. Mengetahui pasarannya, mobil ini dibandrol mulai dari Rp40 juta sampai Rp60 jutaan untuk kondisi yang benar-benar orisinil.
Kepincut Mazda Astina untuk dijadikan sebagai mobil hoby? Jika kalian tertarik, ketahui kelebihan dan kekurangannya di bawah ini.
Baca juga: Ini Kelebihan dan Kekurangan Suzuki Baleno Millenium, Harga Makin Murah Gimana Suku Cadangnya?
Selain unik, Mazda Astina ini juga terasa aerodinamis. Pada bagian fascianya, mobil ini menggunakan lampu model pop-up yang terlihat genit karena bisa membuka dan menutup secara bergantian ataupun bersamaan. Dalam kondisi lampu tertutup, tingkat keaerodinamisan mobil ini tentunya semakin meningkat. Terlebih kap mesinnya dibuat melandai dan lebar, yang tentunya dapat membelah angin secara lebih cepat ke belakang.
Guna mendukung tingkat keaerodinamisan berkendara, dari pilar A menuju pilar C nya pun dibuat sedikit menurun. Selain itu ditambahkanya spoiler diujung buritannya mampu memberikan gaya down force cukup baik ketika mobil sedang beakselerasi di kecepatan tinggi.
Oh iya, keunikan lain dari mobil ini ada pada lampu stoplampnya yang dibuat seolah menyambung untuk kedua sisinya berkat adannya garnish dengan tulisan 323 ditengahnya.
Bicara fitur, Mazda Astina yang didistribusikan di Indonesia bisa dibilang memiliki fitur lengkap di zamannya. Bagaimana tidak, lahir di era 90-an mobil ini telah dilengkapi dengan tilt steering, adjustable seat, electric mirror with retractable, AC Eco, power window, power steering, central lock, hingga defogger di kaca belakangnya.
Untuk meter clusternya, mobil ini berhasil diaplikasikan dengan tachometer guna mengtahui angka putaran mesin. Namun uniknya, tampilan speedometernya tersebut telah menggunakan model digital.
Oh iya, Mazda Astina memiliki jok depan bergayakan sedan sport. Menggunakan bahan fabric, modelnya tersebut semi bucket teruntuk di bagian paha dan punggung, wow!
Di penumpang belakangnya, kalian bisa menjumpai adanya armrest yang bisa dibuka dan ditutup menyesuaikan keinginan pengguna. Bukan cuma itu, beberapa bagian interior nya pun berhasil dibungkus dengan sentuhan soft touch yang tentunya dapat meningkatkan kenyaman sekaligus memberikan kemewahan mobil ini.
Sebagai informasi, gaya berkendara Astina terasa begitu sporty layaknya mengendarai mobil balap. Hal ini dikarenakan posisi ketiga pedal antara kopling, rem serta gasnya tersebut dibuat rapat sehingga memudahkan penggunanya ketika melakukan ‘left foot braking’ baik saat balapan ataupun berkendara di kecepatan tinggi.
Supaya pengendara dapat lebih mudah mengontrol serta memperlambat laju kendaraan, semua rodanya telah dibekali rem carkam dengan kaliper cukup besar.
Tak hanya tampilan yang terkesan sporty, jantung pacu mobil ini juga dibuat kencang. Dibenamkan mesin BP05 4-silinder segaris, 16 valve DOHC 1.840 cc berkombusi injeksi, secara data liftback tersebut dapat menyemburkan tenaga sebesar 142 PS dengan torsi 165 Nm. Untuk kecepatan maksimalnya, kabarnya mobil ini mampu melaju hingga 200 km/jam!
Jangan takut akan kesulitan mendapatkan spare part Mazda Astina. Pasalnya, mesin dan kaki mobil ini memiliki banyak persamaan dengan beberapa mobil buatan Ford, Hyundai bahkan Timor.
Baca juga: Pahami Kelebihan dan Kekurangan Suzuki Katana, Harga Bekas Stabil Tapi Enak Buat Offroad dan Harian
Mazda Astina sedikit memperoleh DNA balap dari pabrikan. Dengan begitu penggunaan oli tidak boleh sembarangan dan telat dalam penggantian. Selain itu, kalian juga tidak disarankan menggunakan bensin dengan oktan di bawah 92 supaya mesin mobil tidak ngelitik atau knocking.
Meski sudah menggunakan teknologi injeksi, konsumsi BBM yang diperoleh Mazda Astina ini terbilang boros. Hal ini sebenarnya dikatakan wajar, mengingat kapasitas mesinnya sendiri di atas 1.500 cc. Untuk penggunaan dalam kota, konsumsi BBM nya sendiri berada di angka 8 km/liter, sedangkan luar kotanya 9-10 km/liter.
Tidak seperti di beberapa negara yang ditawarkan pilihan transmisi otomatis, di Indonesia Mazda Astina hanya mendapatkan pilihan transmisi manual 5-percepatan. Untuk itu penggunaan sehari-hari khusunya di kota-kota besar tentunya akan terasa sedikit merepotkan.
Mazda Astina memiliki kekurangan di sektor mesin, salah satunya disebabkan oleh HLA (Hydraulic Laster Adjuster) yang aus karena termakan usia. Gejala yang dirasakan ialah munculnya suara berisik di bagian ini. Selain itu, mobil ini juga masih mengandalkan timming belt. Jika sampai putus, tentunya mesin mobil tidak bisa hidup. Namun begitu, timing belt yang putus tersebut tidak akan merusak piston, katup serta komponen lainnya.
Beberapa pemilik Mazda Astina mengeluhkan akan kerusakan pada airflow. Jika bagian ini bermasalah, idle gas tentunya menjadi tidak stabil. Selain itu, sistem pendingin mesin seperti radiator juga mudah overheat. Guna mengatasinya, kalian bisa menambahkan extra fan tambahan serta membersihkan saluran pipa dan radiator.
6. Kaki-kaki Mazda Astina Butuh Perhatian
Mobil dengan penggerak roda depan tak terlepas dari kaki-kaki yang sering bemasalah. Ditambah masa usia pakai kendaraan yang sudah menginjak di atas 30 tahun, Mazda Astina juga memerlukan perhatian khusus. Umumnya masalah yang terjadi pada bagian kaki-kakinya yaitu karet bushing pecah, ball joint, tie rod, long tie rod serta rack steer oblak.
7. Part Body dan Ornamen Interior Sulit Didapat
Kekurangan terakhir Mazda Astina adalah part body dan ornamen interior yang sulit didapatkan, mengingat populasinya di Indonesia kian sedikit. Jika pun ada, harganya bisa dipastikan mahal.
Mazda Astina merupakan mobil liftback bergayakan sporty dengan lampu pop-up sebagai ciri khasnya. Jika kalian merasa car enthusiast terlebih menyukai mobil-mobil bergayakan JDM, Astina ini layak kalian pertimbangkan sebagai mobil hoby.
Memilihara mobil ini sebenarnya tidak terlalu repot. Mengingat untuk spare partnya sendiri masih mudah untuk dijumpai. Kecuali jika kalian mencari part body ataupun ornamen di bagian dalam interior, tentunya diharuskan lebih bersabar.
Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Toyota Starlet Kapsul, Hatchback Setengah Tua yang Lagi Naik Daun
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2019 BMW 3 20I (CKD) 2.0
47.554 km
3,5 tahun
Jakarta
2019 Honda ACCORD TC EL 1.5
30.464 km
4 tahun
Jakarta
2015 Honda CIVIC 1.8
40.865 km
7,5 tahun
Jakarta
2021 Toyota COROLLA ALTIS V 1.8
12.662 km
2,5 tahun
Jakarta
2017 Toyota VIOS G 1.5
88.383 km
6 tahun
Jawa Barat