Sebelum pandemi Covid-19 melanda, pertumbuhan ekonomi di Indonesia cukup baik. Kondisi tersebut juga menyebabkan munculnya masyarakat dengan kemampuan ekonomi menengah yang membutuhkan mobil dengan harga yang terjangkau.
Melihat kondisi tersebut, pemerintah membuat program Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2). Program ini juga biasa disebut dengan Low Cost Green Car (LCGC). Mungkin, istilah tersebut yang lebih akrab di telinga masyarakat Indonesia.
LCGC sendiri merupakan program pemerintah yang muncul di era kepimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2013. Sejumlah pabrikan Jepang sperti Daihatsu, Toyota, Suzuki, Honda, dan Datsun ikut dalam program LCGC ini.
Satu model LCGC yang laris di pasaran sejak pertama kali mucnul sampai sekarang adalah Toyota Calya. LCGC berjenis kendaraan tujuh penumpang ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2014. Tapi, baru pada tahun 2016 mobil ini diproduksi dan dipasarkan secara nasional.
Toyota Calya dirancang oleh Daihatsu dan diproduksi bersama PT Toyota Astra Motor (TAM) dan PT Astra Daihatsu Motor (ADM). Mobil ini menggunakan platform yang sama dengan Daihatsu Sigra. Tersedia satu pilihan mesin, yakni mesin 1.200 cc dengan kode 3NR-VE.
Nama Calya sendiri diambil dari bahasa Sansekerta, yang artinya "sempurna". Alasan digunakannya bahasa Sansekerta adalah karena bahasa tersebut merupakan bahasa yang dominan di Nusantara, khususnya saat era kerajaan Hindu, seperti Kutai dan Tarumanegara.
Toyota Calya saat ini ditawarkan dengan empat varian, yakni 1.2 E MT STD dengan harga Rp151,6 juta, tipe 1.2 E MT yang harganya Rp154,4 juta , 1.2 G MT yang dibanderol Rp160,9 juta, dan varian 1.2 G AT yang dipasarkan dengan Rp174,9 juta. Semua itu harga on the road Jakarta.
Harganya yang cukup terjangkau membuat banyak orang tergiur untuk membelinya. Tapi, sebelum memutuskan untuk membeli Toyota Calya, perlu juga mengetahui masalah atau kelemahan Toyota Calya yang cukup banyak dikeluhkan penggunanya.
Baca juga : Beda Hampir Rp10 Juta, Segini Banyak Perbedaan Toyota Calya E dan G
Salah satu keluhan yang paling sering disuarakan oleh para pengguna Toyota Calya adalah suspensinya. Suspensi Toyota Calya didukung oleh stabilizer bar. Banyak yang menilai bahwa suspensi mobil ini terlalu empuk.
Pada satu sisi, suspensi yang empuk memberikan kenyamanan yang optimal saat berkendara melewati permukaan jalan yang rusak. Tapi, suspensi yang kelewat lembut tersebut justru menjadi masalah ketika mobil diisi penuh oleh penumpang dan barang bawaan. Suspensinya menjadi ambles saat mobil terisi penuh.
Namun, masalah suspensi yang terlalu empuk ini hanya terjadi pada varian produksi awal saja. Tepatnya, Toyota Calya yang diproduksi di bawah tahun 2018. Setelah Toyota menyadari masalah tersebut, mereka melakukan penyempurnaan pada produknya.
Jadi, jika ingin membeli Toyota Calya bekas yang diproduksi di bawah tahun 2018, maka jangan kaget jika suspensinya ambles ketika mobil diisi penuh oleh penumpang atau barang bawaan.
Bagi pemilik Toyota Calya lama, Astra Otoparts mengeluarkan paket suspensi belakang untuk mengatasi masalah tersebut. Paket tersebut terdiri dari sokbreker dan per. Suspensi keluaran Kayaba ini memiliki diameter yang lebih besar dan lebih kuat dibandingkan sokbreker bawaan pabrik atau orisinil.
Penyakit atau kelemahan lain yang dimiliki oleh Toyota Calya produksi awal adalah kaca belakangnya yang rentan pecah. Masalah ini cukup banyak dialami oleh pengguna Toyota Calya.
Pecahnya kaca belakang juga tanpa diawali dengan gejala-gejala apa pun. Faktor yang menyebabkan retaknya kaca belakang Toyota Calya terjadi pada saat handling atau proses transfer kaca dari pemasok ke pabrik perakitan Daihatsu. Meski demikian, Toyota bertanggung jawab dan menyarankan konsumen untuk segera datang ke bengkel resmi untuk melakukan penggantian kaca belakang.
Baca juga : Simak Kelebihan dan Kekurangan Toyota Calya, Walau Gak Murah Lagi Tapi Peminatnya Tetap Banyak
Masalah lain yang dikeluhkan adalah soal performanya. Toyota Calya dibekali dengan mesin 4 silinder berkapasitas 1.200 cc, dan berteknologi Dual VVT-i.
Mesin tersebut hanya mampu menghasilkan tenaga maksimal sebesar 87 HP dan torsi maksimalnya juga hanya 108 Nm. Tak heran jika banyak pengguna Toyota Calya yang merasa performa mobilnya pas-pasan.
Saat berada di putaran bawah, mesinnya terasa ngeden dan suara gerungan mesin terdengar cukup jelas. Sebenarnya karakter mesin seperti itu lebih cocok untuk digunakan dalam kondisi lalu lintas yang agak lengang di dalam perkotaan. Namun, ada keuntungannya juga, yakni konsumsi bahan bakarnya jadi lebih efisien alias lebih irit.
Kelemahan Toyota Calya lainnya adalah kursi baris ketiga yang dinilai sulit dikunci ke posisi semula. Banyak pemilik Calya yang mengaku kesulitan saat mengaitkan jok di baris ketiga dengan besi engsel yang ada di lantai kabin.
Penyebab masalah tersebut adalah tambahan karpet di atas karpet dasar. Sehingga, membuat jarak pengunci dengan pengait jadi bertambah, karena karpet yang semakin tebal. Untuk mengatasinya cukup mudah, hanya perlu melepas karpet tambahannya saja. Cukup gunakan karpet dasar, agar pengaitnya dapat terkunci.
Beberapa permasalahan yang dikeluhkan pada pemilik Toyota Calya mungkin bukan sesuatu yang benar-benar serius. Tapi, tetap saja dapat mengganggu kenyamanan berkendara. Bagi Anda yang berminat untuk membeli Toyota Calya bekas, maka perlu tahu juga cara untuk mengatasi beberapa permasalahan tadi agar tidak merasa kaget pada saat sudah memilikinya.
Saat ini, harga bekas Toyota Calya bisa dikatakan cukup stabil dikisaran Rp110 jutaan untuk tahun produksi 2016 dengan transmisi matik. Sedangkan transmisi manual, harganya bisa lebih rendah lagi. Untuk tahun 2017, Toyota Calya bertransmisi matik ada di kisaran Rp 115 jutaan.
Baca juga : Harga Toyota Calya Bekas Nyaris Dua Kali Lipat Datsun Go+ Bekas, Apakah Value For Money?
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Honda MOBILIO E 1.5
18.533 km
4,5 tahun
Jawa Barat
2021 Toyota CALYA G 1.2
12.503 km
2 tahun
Jakarta
2021 Toyota CALYA G 1.2
18.150 km
2,5 tahun
Jawa Barat