5 Hal Ini Penyebab Pengemudi Ngebut di Jalan, Merasa Jago Nyetir Satu Diantaranya
Adit · 12 Jan, 2022 12:07
0
0
Penyebab ngebut di jalan karena didukung lingkungan dan kemampuan
Pengemudi memacu kendaraannya juga dikarenakan naluri untuk menghemat waktu tempuh
Ngebutdi jalan menjadi salah satu penyebab kecelakaan fatal di dunia. NHTSA melaporkan, sepanjang 2019 lalu perilaku pengemudi memacu kendaraan di atas rata-rata berkontribusi sebanyak 26 persen terhadap total kecelakaan di jalan.
Selain dapat mencelakakan diri sendiri, serta pengguna jalan lain di sekitar, juga termasuk tindakan melanggar aturan lalu lintas. Ini tentu jadi permasalahan yang harus dibenahi. Terlebih jumlah pengemudi awam selalu meningkat tiap tahunnya. Khawatir dengan pengetahuan minim, angka kecelakaan terus meningkat.
Beberapa riset menyebut perilaku ngebut di jalanan timbul tanpa disadari pengemudi. Berikut ini hasilnya untuk dijadikan pelajaran, supaya terhindar dari musibah kecelakaan yang diakibatkan dari memacu kecepatan kendaraan terlalu cepat.
1. Jalanan Lengang dan Merasa Jango Nyetir, Kombinasi yang Pas Buat Ngebut
Berdasarkan riset yang dilakukan Erie Insurance pada awal 2021 lalu terhadap 500 pengemudi, tak kurang 66 persen dari responen mengaku karena jalanan lengang tidak macet, dapat meningkatkan rasa aman untuk mengemudi lebih cepat dari batas kecepatan yang telah diatur.
Kemudian 46 persen merasa dia adalah pengemudi yang mahir, jadi cenderung dapat mengemudi dengan aman, bahkan pada kecepatan tinggi, sehingga mereka kerap memacu kendaraannya dengan laju di atas rata-rata.
2. Naluri Biar Cepat Sampai Tujuan
Alasan lainnya adalah adanya naluri untuk memangkas waktu tempuh. Walaupun tidak terlalu dipikirkan, pengemudi biasanya sudah memiliki bayangan seberapa jauh waktu tempuh perjalanan. Apabila terasa lama dan bakal melelahkan, maka ada kecenderungan untuk bisa sampai lebih cepat.
Ini kemudian memunculkan dengan sendirinya rasa tidak sabar segera sampai. Untuk itu, tak ada cara lain selain memacu kendaraan lebih cepat, kecepatannya menjadi lebih ngebut demi memangkas waktu tempuh.
Hal tersebut juga timbul manakala pengemudi tidak lagi menikmati perjalanan. Kemudian timbul rasa jenuh ketika tidak kunjung sampai di lokasi tujuan. Kejenuhan ini muncul bisa jadi karena sudah biasa terhadap jalan yang dilalui sehingga untuk menghindari bosan, ya ngebut caranya.
Lalu sebanyak 34 persen dari responden memandang bahwa, penegakan hukum untuk kendaraan yang melaju cepat terbilang lemah. Sehingga mereka dapat dengan bebas ngebut di ruas jalan yang memungkinkan untuk hal tersebut.
Sederhananya mereka berani ngebut walaupun tahu melanggar aturan lalu lintas yang berlaku, tapi tidak dikenakan hukuman. Oleh karena itu, tak heran kita sering mendapati mobil yang kebut-kebutan di jalan tol.
4. Melaju Cepat Dianggap Hebat
Masih dari hasil survei, sebanyak 25 persen responden merasa bahwa memacu kendaraan lebih cepat bakal dianggap lebih hebat ketimbang kecepatan yang biasa-biasa saja. Utamanya ketika dikaitkan dengan jarak tempuh jauh. Biasanya pengemudi punya kepuasan tersendiri apabila jarak perjalanan jauh tapi dapat dilibas dengan waktu tempuh singkat.
Dalam hal ini kita juga sering menemukan percakapan soal perbandingan waktu tempuh bepergian. Misalnya dari Jakarta ke Bandung, apabila normalnya sekitar 3,5 sampai 4 jam, ketika ada yang bisa menempuh di bawah itu, maka dianggap hebat. Padahal untuk mencapai itu dibayar dengan laju yang lebih cepat.
5. Keinginan Supaya Lekas Istirahat
Terakhir adalah supaya pengemudi bisa lekas melepas beban tanggung jawab dan segera beristirahat. Mengingat perjalanan jauh yang menguras tenaga, pengemudi juga tidak segan-segan menambah kecepatan laju kendaraannya melebihi batas yang ditentukan.
Hal ini senantiasa dilakukan untuk cepat sampai di tujuan agar bisa langsung istirahat. Sebab manakala istirahat sejenak di rest area, ada kecenderungan belum lega karena masih harus mengemudi lagi hingga tujuan.