5 Kekurangan Nissan Juke yang Belum Banyak Orang Tahu
Enda · 11 Feb, 2024 10:02
0
0
Kekurangan Nissan Juke adalah hal yang patut kalian perhatikan ketika hendak membeli SUV crossover berwajah unik yang satu ini.
Sebab selain dibekali sejumlah nilai lebih yang membuatnya jadi menarik, kelemahan Nissan Juke juga wajib diperhatikan supaya kalian paham lebih dalam akan mobil tersebut sebelum memilikinya.
Kalian mungkin setuju jika Nissan Juke telah lama menjadi salah satu model crossover yang menarik perhatian para pembeli mobil di seluruh dunia.
Dijual sampai dengan tahun 2017, SUV pesaing dari Honda HR-V ini sempat mengalami penyegaran secara facelift pada tahun 2015.
Mengenai ubahan yang dilakukan meliputi; grill, lampu depan dan belakang dengan teknologi LED, sekaligus bemper depan serta belakang yang tampak lebih dinamis sekaligus sporty.
Untuk harga bekasnya, Juke lansiran awal kini ditawarkan mulai dari Rp95 jutaan, namun untuk edisi pamungkas, harga Nissan Juke bekas masih di angka Rp165 jutaan.
Seperti halnya mobil lainnya, Nissan Juke juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan sebelum membelinya.
Yuk kita simak 5 kekurangan Nissan Juke di bawah ini.
Sebenarnya secara tampilan fasad Nissan Juke terlihat begitu revolusioner.
Namun tak sedikit masyarakat Indonesia menghujatnya karena dianggap memiliki desain yang aneh.
Membahas daripada tampilannya, mobil ini menyerupai kodok dengan bagian depan yang sedikit mendangak ke atas, dan atap yang dibuat melandai mulai dari pilar A ke C.
Lekukan di atas roda belakangnya sendiri dibuat membulat keluar yang menggambarkan seperti kodok yang siap melompat.
Bicara soal fascia depan, grillnya dibuat lebar seperti tersenyum dengan lampu utama berbentuk bulat besar dibawahnya.
Di samping penutup mesin, terdapat lampu senja yang dibuat menyatu dengan lampu seinnya.
Di bawah bumpernya yang bulat seperti mulut kodok, dua buah foglamp berbentuk bulat untuk memberikan tingkat pencahayaan lebih baik saat berkendara di malam hari.
2. Blind Spot Nissan Juke Cukup Banyak
Memiliki body yang membulat dengan kaca yang sempit, untuk visibilitasnya Nissan Juke mempunyai banyak blind spot.
Dengan begitu pengemudi akan sedikit kesulitan ketika berkendara dalam kondisi jalan ramai dan jalan sempit.
Guna mengurangi blind spot pada mobil ini, sebenarnya kalian bisa menambahkan blind spot mirror, rear view camera, serta kamera 360 derajat.
Tapi tentunya hal itu membutuhkan dana tambahan termasuk untuk biaya pemasangannya.
3. Kabin Belakang Terasa Sempit
Secara dimensi, untuk panjangnya Nissan Juke berada di angka 4.135 mm, lebar 1.765 mm dan tinggi 1.565 mm.
Meskipun desain interior Nissan Juke menarik dan futuristik, namun bagi beberapa orang, ruang kabin yang terbatas bisa menjadi kekurangan.
Menyoal keleluasan kabin yang dihasilkan, pada baris pertamanya terasa cukup lega dan nyaman digunakan meskipun visibilitas pengemudi kurang begitu baik karena mobil seperti mendangak ke atas.
Hal yang berbeda terjadi bagi penumpang belakang, pada jok di baris keduanya, mobil ini terasa sempit ketika disinggahi.
Karena setiap penumpang terutama dengan postur tubiuh agak jangkung, pasti akan merasakan ruang kepala dan kaki yang terbatas yang menjadi tidak nyaman, terutama dalam perjalanan jarak jauh.
Hal ini terjadi karena bagian atap Juke dibuat melandai dan dinding body yang dibuat mengecil.
Bagi penumpang dengan postur tinggi, duduk di belakang tentunya tidaklah nyaman.
Selain atap yang rendah serta body yang mengecil, ketidaknyamanan berkendara terjadi juga dikarenakan legroom yang sempit.
Jadi, jika Anda memiliki keluarga besar atau sering membawa penumpang belakang, Anda mungkin perlu mempertimbangkan kembali kenyamanan interior mobil ini.
Menyoal performa, Nissan Juke dibekali mesin bensin berkombusi injeksi berkodekan HR15DE Dual CVTV DOHC 4-silinder segaris berkubikasi 1.498 cc.
Secara data, mesin tersebut dapat menghailkan tenaga 114 PS di angka 6.000 rpm serta torsi 150 Nm di puataran 4.000 rpm.
Bagi yang belum tahu, mesin yang dipakai juga digunakan di Grand Livina dan Evalia.
Mengenai responsivitasnya, karakter mesin yang digunakan cenderung lemot untuk tarikan awalnya.
Terlebih Juke hanya ditawarkan dengan pilihan transmisi Xtronic CVT.
Transmisi CVT sendiri mampu menghasilkan perpindahan gigi menjadi sangat halus.
Selain itu, pengemudi juga tidak perlu RPM tinggi agar mendapat tenaga besar dan juga berdampak pada penggunaan bahan bakar yang menjadi lebih irit.
Namun pada kenyatannya, transmisi CVT yang digunakan pada Juke ini juga kurang responsif.
Alhasil untuk konsumsi BBM nya mobil ini terbilang boros.
Beberapa pemilik mobil ini menyebutkan, untuk konsumsi BBM Nissan Juke dapat menempuh jarak 8-11 km/liter.
Sebagai informasi, Nissan tidak menawarkan banyak pilihan mesin pada Juke selama hayatnya, tidak seperti beberapa pesaingnya di pasar.
Hal ini bisa menjadi kekurangan bagi mereka yang menginginkan variasi mesin yang lebih besar atau lebih efisien dalam hal konsumsi bahan bakar.
Meskipun mesin yang disediakan cukup layak dalam performa, namun memiliki lebih banyak pilihan mesin bisa menjadi nilai tambah bagi konsumen yang menginginkan fleksibilitas yang lebih besar dalam memilih mobil yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
5. Suku Cadang Mahal, Nissan Juke Juga Diwajibkan Menenggak BBM Non Subsidi
Kekurangan lain dari Juke ialah suku cadangnya yang mahal.
Sebenarnya kejadian seperti ini tidak hanya menimpa mobil ini.
Sebagian besar lini produk Nissan untuk harga suku cadangnya dibandrol lebih mahal dari mobil Jepang lainnya untuk segmen yang sama.
Sebagai contoh untuk businya, per pcs dibandrol Rp150 ribu.
Lainnya coil, satunya parts ini dijual Rp300 ribu.
Untuk BBM yang digunakan, pengguna Nissan Juke diwajibkan selalu mengkonsumsi RON92 atau Pertamax dan BBM lainnya yang setara setiap kali mengisi bahan bakar.
Apabila pengguna memakai bensin di bawah itu, hal yang sering kali terjadi ialah timbul suara ngelitik ketika menanjak atau setelah melewati polisi tidur.Tak hanya itu, mengkonsumsi BBM dengan kualitas rendah juga dapat menimbulkan kerak di dalam mesin yang kemudian akan menghambat sistem kinerja pembakaran.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.