PT Astra Daihatsu Motor (ADM) tetap yakin segmen mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) masih akan diminati konsumen di Tanah Air sepanjang 2023. Termasuk Daihatsu Ayla dan Daihatsu Sigra.
Menurut Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director ADM Sri Agung, di tahun ini pasar LCGC akan meningkat karena kondisi ekonomi akan lebih baik dibandingkan tiga tahun terakhir.
"Jadi before Covid-19, kurang lebih segmen LCGC itu pasarnya 25 persen, tapi di 2022 market segmen LCGC tinggal 18 persen yang terdiri dari, MPV 9 persen, hatchback 9 persen," ucap Agung saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Agung juga bercerita, segment LCGC sebelum pandemi, 90 persen konsumen yang membeli mobil di kelas ini merupakan first buyer atau orang yang baru pertama kali punya mobil.
"Tapi, sekarang tinggal 70 persen. Artinya apa? Waktu Covid-19 kira-kira kondisi ekonomi membuat konsumen first buyer ini yang sebagian besar income-nya dari informal sektor agak sedikit terganggu," ujar Agung.
Baca juga: Daihatsu Belum Mau Jualan Mobil Listrik atau Hybrid di Indonesia, Nasib Ayla EV Digantung?
Agung juga mengatakan, selama Covid-19, konsumen yang membeli kredit semakin meningkat bahkan hampir 80 persen. Padahal sebelum pandemi, 90 persen konsumen LCGC membelinya dengan cara tunai.
Untuk menarik konsumen LCGC, jika pada 2018-2019 tenor pembelian mencapai empat tahun, namun selama pandemi, tenor yang dipilih konsumen jadi lebih lama. "Sekarang 5-6 tahun itu hampir normal. Artinya, boleh disampaikan market LCGC sangat bergantung pada kondisi ekonomi di Indonesia," kata dia.
Untuk menyiasati semakin panjangnya tenor yang dipilih calon konsumen, Daihatsu sendiri tak menampik menggaet beberapa perusahaan pembiayaan yang menawarkan paket kredit 7-8 tahun
"Cuma pasti semakin lama tenornya, semakin mahal. Ini hanya pilihan saja bagi konsumen, kalau memang mereka mempunyai kemampuan seperti itu, meskipun 7-8 tahun mereka akan ambil juga. Nah jadi tergantung mereka," terang Marketing and CR Relations Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), Hendrayadi Lastiyoso.
Baca juga: Sigra Jadi Mobil Terlaris Daihatsu Selama 2022, Gran Max yang Nomor 2
Seperti diketahui, segmen LCGC yang dimulai sejak 2013, dimana segmen ini merupakan bagian dari program pemerintah yang diatur pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2013, agar mendorong penggunaan kendaraan bermotor yang hemat energi dan ramah lingkungan, serta mendukung konversi energi dan ramah lingkungan.
Keberadaan LCGC ini juga sebagai upaya pemerintah untuk mendukung peningkatan kapasitas produksi industri kendaraan dalam negeri.
Karena itulah, mobil LCGC dianggap produk yang istimewa lantaran diberikan insentif oleh pemerintah. Hanya saja, per 1 Oktober 2022 keistimewaan berupa insentif dihapus. Alhasil imej mobil paling terjangkau di mata masyarakat jadi tak lagi disematkan.
Lantas bagaimana Daihatsu melihat pasar mobil LCGC tahun 2023? "Kami sangat yakin dan tetap optimis di market ini (LCGC). Karena apa? Sejauh ini pemerintah sangat memperhatikan market LCGC, yaitu orang-orang yang ingin memiliki mobil di harga yang terjangkau, tapi bukan hanya di depan, tapi juga biaya perawatannya terjangkau," ucap Agung.
Agung juga meyakini, bahwa di tahun 2023 kondisi ekonomi di Indonesia lebih baik daripada tahun 2020, 2021 dan 2022 akibat pandemi. "Jadi ekonomi membaik di 2023, kami percaya di market ini masyarakat akan mampu membeli mobil LCGC," tutup Agung.
Baca juga: Dimensi Tubuh Daihatsu Ayla dan Toyota Agya 2023 Bakal Lebih Besar
Selain itu, salah satu yang bakal menaikan penjualan tentu saja mobil baru. Ya, kabarnya dalam waktu dekat Daihatsu juga akan menghadirkan model baru.
Jadi penasarankan!
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2017 Toyota AGYA G 1.0
10.656 km
6,5 tahun
Jawa Barat
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta
2019 Honda MOBILIO E 1.5
18.533 km
4,5 tahun
Jawa Barat