Beberapa waktu lalu heboh soal niatan pemerintah yang berencana menyesuaikan harga segmen Low Cost Green Car (LCGC) atau mobil murah ramah lingkungan sebesar lima persen. Informasi tersebut disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat di acara ceremony ekspor perdana Toyota Kijang Innova Zenix.
Namun statement perihal kenaikan LCGC sebesar lima persen yang disampaikan Agus diklarifikasi oleh Kasubdit Industri Alat Transportasi Darat Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (Ilmatap) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Dodiet Prasetyo. Menurut dia, kenaikannya bukan lima persen, melainkan Rp5 juta.
Baca juga: Ini Perbedaan Toyota Agya 2023 Tipe GR Sport dan Versi LCGC
"Iya, Rp5 juta. Kalau PPnBM (masih) 3 persen. Mungkin salah kutip (5 persen sebelumnya), sebenarnya Rp5 juta untuk ceiling price," ungkap Dodiet saat acara diskusi bersama Forum Wartawan Industri (Forwin) di Jakarta, Kamis (23/2/2023).
Kata Dodiet, alasan segmen LCGC dinaikkan harga, hal ini tak lepas dari beberapa faktor utama dalam proses produksi, mulai dari kenaikan harga bahan baku seperti logam, plastik, dan sebagainya.
Untuk kapan waktu penetapan harga mobil LCGC naik, Dodiet menuturkan hal tersebut akan langsung dilakukan oleh pemerintah. Hanya saja, lanjut Dodiet, kenaikan dengan besaran Rp5 juta tidak langsung diambil produsen, namun harus melihat terlebih dahulu market dan beberapa faktor lainnya untuk menentukan harga jual ke konsumen.
"Itu dilakukan guna mengantisipasi kenaikan harga bahan baku dan inflasi," ucap Dodiet.
Baca juga: Daihatsu Masih Pede Jualan Mobil LCGC di Indonesia, Paket Kreditnya Makin Ringan
Rencana pemerintah menaikan harga LCGC sendiri ternyata mendapatkan dukungan dari Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi. Menurut dia, kenaikan harga LCGC memang sudah waktunya dilakukan.
Yohannes tak menampik bahwa penyesuaian harga mobil LCGC karena beberapa faktor, termasuk inflasi dan segala macam. Alhasil, kenaikan lima persen yang awalnya disebutkan Kementerian Perindustrian dianggap sudah tepat.
Baca juga: Kilas Balik Perjalanan Daihatsu Ayla dan Toyota Agya, LCGC yang Harganya Sempat Rp80 Jutaan
"Saya rasa dampaknya (terhadap penjualan) kecil sekali, karena kalau lima persen itu bukan terhadap jualnya, tapi ke harga pokoknya," ucap Johannes saat ditemui di Mazda Indonesia Headquarter, Kamis (23/2/2023).
Maka dari itu, dia memprediksi bahwa market share mobil LCGC di tahun ini tidak akan turun. Kecuali, di tahun depan, karena ada tahun politik.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2022 Honda BRIO SATYA E 1.2
5.503 km
0,5 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO SATYA E 1.2
16.096 km
3,5 tahun
Jawa Barat
2021 Honda BRIO RS 1.2
17.289 km
2,5 tahun
Banten
2020 Honda BRIO RS 1.2
3.226 km
3,5 tahun
Banten