Mitsubishi Motors Corporation (MMC) menambah investasi senilai Rp5,7 triliun untuk melakukan perluasan kapasitas produksinya di Indonesia.
Investasi sebesar itu disebut untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 250.000 unit pada tahun 2024. Dengan begitu, sepanjang tahun 2023 MMC menargetkan realisasi penanaman modal di Indonesia hingga Rp12,3 triliun.
Baca juga: Sempat Dijajal Jokowi, Mobil Listrik Mitsubishi Minicab-MiEV Siap Dipakai Gojek dan Pos
Menurut President & CEO MMC, Takao Kato Indonesia merupakan pangsa pasar besar bagi Mitsubishi, bahkan dibandingkan dengan pasar Jepang sendiri, penjualan Mitsubishi di Tanah Air lebih besar. Karenanya MMC semakin serius untuk melakukan investasi di Indonesia.
"Mitsubishi mendiversifikasi produknya dengan mengeluarkan kendaraan jenis Hybrid Electric Vehicle (HEV) atau Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), serta Battery Electric Vehicle (BEV) untuk mendukung program pemerintah Indonesia mencapai carbon neutral di 2060 mendatang," ungkap Kato dalam keterangannya, Kamis (9/8/2023).
Mitsubishi juga menyiapkan produksi mobil listrik jenis Battery Electric Vehicle (BEV) di fasilitas produksinya yang berlokasi di Kota Deltamas, Bekasi, Jawa Barat.
Baca juga: 4 Produsen Mobil China dan Eropa Kepincut Bangun Pabrik Mobil Listrik di Indonesia
Konon, mobil listrik yang dimaksud adalah mobil niaga listrik Minicab-MiEV, dimana mobil ini akan mulai diproduksi mulai pada Desember 2023.
Mobil listrik niaga ini nyatanya telah melakukan pilot project dengan empat perusahaan, yakni PT Pos Indonesia, PT Haleyora Power, Gojek dan DHL Supply Chain Indonesia untuk menggunakan kendaraan jenis Mitsubishi Minicab MiEV secara komersial.
Penambahan investasi yang dilakukan perusahaan berlogo tiga berlian, ternyata disambut hangat Kementerian Perindustrian.
Bahkan menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, pemerintah sangat mengapresiasi Mitsubishi yang telah berkomitmen untuk turut berperan mengembangkan ekosistem industri otomotif di Indonesia yang berdaya saing.
"Apalagi, Mitsubishi juga fokus menjadikan Indonesia sebagai bagian basis produksinya,” jelas Agus.
Kata Agus, pemerintah bertekad untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku industri, termasuk sektor otomotif.
Beberapa kebijakan strategis yang pro bisnis telah dikeluarkan pemerintah untuk menggenjot kinerja industri otomotif di Tanah Air.
"Sebelumnya, impor CBU ada bea masuk dan PPN, yang rencananya akan di nolkan. Fasilitas ini diberikan kepada para investor yang ingin membangun pabriknya di Indonesia untuk memproduksi kendaraan listrik. Kami optimistis, apabila diterapkan bisa memacu investasi sekaligus juga meningkatkan minat penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri,” paparnya.
Agus berharap, MMC dapat memanfaatkan fasilitas fiskal tersebut, yang diyakini dapat menguntungkan perusahaan untuk memperkenalkan produk barunya di segmen kendaraan listrik.
“Saat ini, formula untuk insentif itu sedang didiskusikan oleh pemerintah. Ada dua pendekatan, yakni jumlah impor CBU akan disesuaikan dengan nilai investasi, dan yang kedua adalah berbasis produksi,” jelasnya.
Agus juga menyatakan, bahwa pemerintah terbuka dan fleksibel atas strategi investasi yang dilakukan Mitsubishi.
"Tetapi yang juga perlu dilihat adalah adanya peluang untuk investasi pengembangan teknologi baterai listriknya. Tentu kami berharap akan lebih banyak investasi baterai listrik di Indonesia, karena demand akan terus meningkat serta mengarah pada tujuan ekspor,” imbuhnya.
Diketahui, setelah 2023, MMC akan fokus memproduksi model mobil jenis xEV. Bahkan, Mitsubishi tak cuma berencana memproduksi kendaraan untuk pasar domestic, namun juga jadi tujuan ekspor.
Total produksi MMC di Indonesia mencapai 176.000 unit pada tahun 2023, dan ditargetkan menjadi 231.000 unit pada 2024. Selain itu, ekspornya ditargetkan mencapai 98 ribu unit pada 2024.
"Kami sudah restart produksi jenis pickup model L300 sejak April 2023, kemudian kami akan mengekspor Pajero Sport ke Australia pada Desember 2023, serta siap meluncurkan model SUV baru yang akan dilakukan di GIIAS 2023," tutup Kato.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2022 Toyota CALYA G 1.2
4.994 km
1,5 tahun
Banten
2019 Suzuki ERTIGA GX 1.5
15.040 km
4 tahun
Jawa Barat
2017 Toyota AGYA G TRD 1.0
10.656 km
6,5 tahun
Jawa Barat
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta