Disebut-sebut mempunyai banyak keunggulan, siapa sangka masalah Toyota Kijang Innova diesel ini seringkali dikeluhkan pemiliknya.
Memang, Kijang Innova diesel punya banyak keunggulan yang membuatnya banyak diminati sampai dengan sekarang terlebih pada varian maticnya.
Saat diluncurkan pertama kali pada tahun 2004, Kijang Innova diesel sanggup menghipnotis para pengguna Isuzu Panther untuk beralih menggunakan mobil ini lantaran punya banyak kelebihan.
Kelebihan yang dimiliki ada pada mesin dieselnya, dimana sudah menggendong teknologi common rail dengan turbocharger dengan perolehan tenaga besar namun irit bahan bakar.
Pada generasi pertamanya yang diproduksi hingga tahun 2005, versi diesel Kijang Innova dibekali mesin 2.500 cc 2KD-FTV 4-silinder segaris dengan melecutkan tenaga sebesar 104 PS di 3.600 rpm.
Mengenai torsi yang dihasilkan varian manual 5-percepatan berada di angka 200 Nm di 1.400 - 3.200 rpm, dan transmisi matic ECT 4-percepatan torsinya di angka 260 Nm di angka 1.600 – 2.400 rpm.
Sedangkan pada generasi keduanya yang meluncur pada 2016, Kijang Innova Reborn versi diesel dibekali jantung pacu2GD-FTV 4-silinder, 4-silinder, 16 valve DOHC with VNT Intercooler 2.400 cc.
Tenaga yang dihasilkan mesinnya sebesar 149 PS pada putaran 3.400 rpm dan torsi maksimal mencapai 359 Nm di angka 1.200-2.600 rpm.
Mesinnya dipadukan dengan transmisi otomatis 6-percepatan with Sport Sequential Switchmatic serta manual 5-percepatan.
Baca juga: 5 Mobil Bekas Diesel Murah di Bawah Rp 200 Juta, Toyota Kijang Innova Diesel Jadi Idola
Selain jantung pacunya, kelebihan lain pada mobil ini yaitu fitur serta kenyamanan berkendara yang disuguhkan.
Seperti yang diketahui, pada generasi pertamanya mobil ini sudah dilengkapi AC hingga baris ketiga, jok pengemudi dengan pengaturan ketinggian, dan pada tipe V Luxury jok baris kedua menggunakan serta ABS dan airbag untuk fitur keselamatannya.
Di generasi keduanya, mobil ini punya fitur keselamatan lebih lengkap, seperti; ABS dan EBD serta 3 airbag (Front D+P, D-Knee), Brake Assist (BA), Vehicle Stability Control (VSC), Hill Start Assist (HSA), Convenient Rear Camera, Emergency Brake Signal (EPB), isofix with Tether Anchor, immobilizer, bahkan keyless entry di varian paling atas.
Dibalik keunggulan yang dimiliki, berikut beberapa masalah Toyota Kijang Innova diesel yang kerap dikeluhkan pemiliknya.
Bicara sistem kemudi, Kijang Innova diesel masih menggunakan hidrolik dengan memanfaatkan tekanan fluida untuk membuat putaran setir jadi lebih ringan.
Power steering hidrolik menggunakan tekanan yang dihasilkan dari pompa yang digerakkan oleh crankshaft melalui drive belt dan vane pump.
Cara kerja sistem ini adalah minyak atau oli power steering akan ditarik dari reservoir menuju pompa saat mesin sedang hidup.
Kemudian minyak tersebut akan ditekan menggunakan satu switch dan control valve yang berada di dalam pompa.
Pada vane pump, terdapat relief valve yang berfungsi sebagai pegas percepatan.
Saat mobil dikemudikan pada kecepatan tinggi, maka membuat power steering juga menjadi bertekanan tinggi.
Dalam kondisi tersebut, relief valve akan menciptakan tekanan rendah sehingga akan mendorong pegas dan membuat efek roda kemudi menjadi lebih berat.
Power steering dengan sistem hidrolik yang digunakan Kijang Innova diesel rentan mengalami kebocoran setelah beberapa tahun pemakaian apabila jarang dilakukan pengecekan atau perawatan secara berkala.
Hal ini lah yang kerap kali dikeluhkan pemilik mobil ini yang mana rawan mengalami kebocoran di bagian seal dan pompa.
Tak sedikit pemilik Kijang Innova diesel generasi kedua mengalami masalah pada bagian transmisi yang disampaikan melalui forum.
Dikatakan bahwa varian maticnya mengeluarkan suara serta hentakan meskipun tak secara terus menerus.
Hentakan terjadi ketika kaki diangkat dari pedal gas selepas menginjak pedal secara spontan.
Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa pemilik dan bengkel menyarankan untuk seringkali melalukan reflushing oli transmisi supaya perpindahan giginya lebih lancar.
Generasi pertama Kijang Innova menggunakan suspensi berjeniskan Double Wishbone dengan Pegas Koil dan Stabilizer di depan dan 4 Link dengan Pegas Koil dan Lateral Rod pada roda belakangnya.
Untuk karakter yang dihasilkan, tak sedikit pemilik menyebutkan bahwa suspensi belakangnya terasa lebih stiff dari Kijang kapsul.
Guna mendapatkan bantingan yang lebih empuk, tak sedikit merekomendasikan untuk menggantinya dengan suspensi aftermarket yang memiliki ayunan lebih empuk namun tetap stabil.
Baca juga: Mobil Bekas Pilihan : Toyota Kijang Innova Reborn, Si Legenda Mobil Keluarga
Kijang Innova diesel mangandalkan timing belt guna menggerakan crankshaft dan camshaft dalam proses pembakaran baik itu di mesin 2KD maupun 2GD.
Untuk diketahui, material utama yang digunakan timing belt sendiri adalah karet.
Sabuk karet ini sewaktu-waktu dapat putus apabila pemilik tidak rajin melakukan pengecekan maupun perawatan.
Apabila timing belt putus secara tiba-tiba disaat mesin menyala, tentu dapat mengakibatkan mesin mati serta kersuakan komponen lain di dalam mesin.
Disarankan untuk penggantian timing belt mobil ini dilakukan setiap pemakaian 100.000 km, supaya sabuk karet tidak secara tiba-tiba putus saat mobil digunakan.
Pemakaian biosolar secara terus menerus pada Kijang Innova diesel tanpa adanya perawatan atau pengecekan, dapat menyalakan lampu indikator pada panel instrument secara tiba-tiba.
Hal ini sebagai peringatan dimana pemilik harus mengganti filter solar secepatnya.
Nyalanya lampu indikator peringatan akibat memakai bisolar dikarenakan adanya endapan lumpur di filter solar, yang menyebabkan tekanan solar menjadi di bawah standar.
Apabila gejala endapan lumpur dibiarkan masuk, dampak yang bisa ditimbulkan dapat mengalami sumbatan pada injector.
Injector yang tersumbat tidak bisa menyemprotkan solar secara maksimal di dalam ruang bakar.
Dengan begitu mengakibatkan mesin menjadi pincang saat menyala serta tenaga yang dihasilkan jadi lebih tidak maksimal.
Supaya indikator tidak muncul secara tiba-tiba, ada baiknya pemilik selalu menggunkan solar dengan kualitas baik serta rajin mengganti filter solar secara rutin paling tidak setiap pemakaian 20.000 km.
Sebagai informasi, filter solar yang terdapat pada Kijang Innova diesel terdapat tiga bagian, yang pertama di tangki, kedua pada bagian mesin dan ketiga pada distem common rail.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, generasi kedua Kijang Innova diesel menggunakan mesin berkodekan 2GD-FTV.
Mempunyai performa lebih buas dibandingkan mesin diesel 2KD-FTV, disampaikan beberapa pemilikinya melalui forum disebutkan bahwa secara kualitas material mesin, 2GD lebih ringkih serta rawan rusak apabila sering menggunakan solar dengan kualitas rendah.
Pertama ciri yang ditimbulkan dari kerusakan mesin ini yaitu suara mesin terdengar lebih kasar dari biasanya, serta asap yang dikeluarkan dari pipa knalpot tercium lebih bau dari biasanya.
Untuk performa, mesin diesel 2GD yang dijejali solar dengan kualitas rendah juga akan terasa lebih berat saat berakselerasi.
Baca juga: Sekilas Terlihat Sama, Perbedaan Toyota Kijang Innova Reborn Q dan V Cukup Banyak!
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
{{variantName}}
{{expSellingPriceText}}
{{carMileage}} km
{{registrationYear}} tahun
{{storeState}}