Pabrik Suzuki di Thailand yang berada di bawah payung Suzuki Motor Thailand Co LT akan berhenti beroperasi pada akhir 2025.
Keputusan ini dilakukan setelah principal Suzuki melakukan pengamatan, khususnya strategi bisnis mereka di Negeri Gajah Putih itu.
"Dalam rangka mempromosikan netralitas karbon dan elektrifikasi secara global, Suzuki telah mempertimbangkan untuk mengoptimalkan lokasi produksi global dalam grup tersebut," tulis keterangan resmi Suzuki, Jumat (8/6/2024).
Baca juga: Pabrik Baterai Hyundai Indonesia Diresmikan Juni 2024, Harga Mobil Listrik Ioniq 5 Bisa Turun?
Seperti diketahui, Suzuki Motor Thailand atau SMT sudah lama memiliki fasilitas produksi di Pluakdaeng, Rayong.
Resmi memulai bisnisnya pada 2007, saat itu pemerintah setempat memberikan kebijakan untuk program mobil ramah lingkungan.
Alhasil, Suzuki mengajukan proyek tersebut dengan rencana memproduksi mobil-mobil kategori Eco Car dan mendirikan pabrik Suzuki Thailand pada 2011.
Pabrik ini kemudian di resmikan oleh pemrintah Thailand, serta Suzuki rela menggelontorkan nilai investasi mencapai 12,6 juta Baht, saat itu.
Pabrik mobil yang memiliki 800 karyawan tersebut mulai beroperasi pada tahun 2012, dan sanggup memproduksi sebanyak 60.000 unit setiap tahunnya baik untuk kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.
Beberapa mobil yang diproduksi di Thailand diantaranya adalah Suzuki Swift, Ciaz dan juga Celerio.
Sayangnya produksi pabrik Suzuki Thailand bukannya meningkat, tapi malah mengalami kemerosotan.
Selama 2023, pabrik SMT hanya berhasil memproduksi 7.579 unit.
Beredar kabar, jika penjualan mobil Suzuki di Thailand terus alami kemunduran karena tergerus dengan berbagai brand otomotif lain yang kini beralih menghadirkan mobil listrik.
Terlebih lagi, pabrikan otomotif China, kini semakin berekspansi untuk menawarkan berbagai mobil yang ramah lingkungan, seperti jenis hybrid maupun listrik.
Sejalan dengan mobil ramah lingkungan, pemerintah Thailand sendiri sangat membuka lebar terhadap hadirnya kendaraan elektrifikasi, sehingga berbagai insentif dikucurkan.
Alhasil, penjualan Suzuki termasuk yang terkena imbas, dan menjadi tergerus.
Baca juga: Pabrik BYD di Subang Akan Jadi Lapangan Kerja Baru dan Transfer Teknologi Mobil Listrik
Meski menutup pabriknya, disebutkan jika SMT akan tetap melanjutkan penjualan dan layanan purna jualnya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di Thailand, melalui impor CBU dari pabrik di kawasan ASEAN seperti Indonesia, Jepang dan India.
Selain itu, untuk berkontribusi dalam mencapai tujuan netralitas karbon yang dipromosikan oleh pemerintah Thailand, perusahaan akan memperkenalkan model-model listrik termasuk kendaraan hybrid.
Dengan adanya isu penutupan pabrik Suzuki di Thailand, tentu menjadi pertanyaan, apakah akan berpengaruh terhadap Suzuki Indonesia.
Pasalnya, Indonesia juga banyak dihujani merek mobil baru listrik dari China yang semakin massif penjualanya, selain itu Suzuki juga punya pabrik produksi di Tanah Air.
Menanggapi hal tersebut 4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Harold Donnel menyatakan, bawa sebagai entitas Suzuki yang berbeda negara, pihaknya tidak dapat memberikan keterangan saat ini.
"Jika melihat dari model-model mobil yang diproduksi di Suzuki Thailand, maka tidak ada dampak maupun pengaruh yang akan dirasakan oleh Suzuki Indonesia, karena model yang mereka produksi tidak dipasarkan di Indonesia pada saat ini," ungkap Harold.
Kata Harold, untuk informasi yang resmi terkait kondisi yang sedang terjadi di fasilitas produksi Suzuki Thailand, maka bisa mengakses secara langsung pengumuman yang telah diterbitkan oleh principal, Suzuki global.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
{{variantName}}
{{expSellingPriceText}}
{{carMileage}} km
{{registrationYear}} tahun
{{storeState}}