Kecelakaan beruntun terjadi di tol Cipularang KM 92 Jawa Barat, dari Bandung arah Jakarta, Senin (11/11/2024) tepat pukul 15.15 WIB.
Akibat kecelakaan tersebut sejumlah mobil mengalami kerusakan parah. Bahkan ada yang tertumpuk dengan mobil lainnya, sehingga kondisi lalu lintas sempat ditutup.
Dalam sebuah rekaman video dashcam terlihat, kecelakaan ini bermula dari sebuah truk yang membawa muatan berat merangsek dengan kecepatan tinggi, hingga menabrak deretan mobil di depan.
Baca juga: Kecelakaan Jalan Raya Ternyata Lebih Sering Terjadi Saat Cuaca Cerah
Dari video yang beredar lainnya, terlihat sejumlah korban masih bisa bergerak, dan berusaha keluar seeta menjauh dari lokasi kejadian.
Kabar yang beredar, truk bermuatan berat tersebut adalah pengangkut kardus, yang diduga mengalami rem blong.
Hal ini diakui juga oleh Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol. Jules Abraham Abast dalam keterangannya.
“Rem blong karena bermuatan cukup banyak, cukup berat, sehingga menabrak kendaraan yang ada di depannya,” ungkap Jules.
Baca juga: Mengemudi Mobil Sambil Menggunakan Ponsel Adalah Sumber Kecelakaan Paling Berbahaya di Muka Bumi
Akibat kejadian ini, PT Jasa Marga, memohon maaf kepada para pengguna jalan atas ketidaknyamanan yang dialami akibat kejadian tersebut dan selama proses evakuasi berlangsung.
"Penyebab kecelakaan dan korban masih dalam proses pendataan bersama pihak Kepolisian,” tulis Jasa Marga dalam keterangannya.
Hingga berita ini ditayangkan, tercatat ada 19 kendaraan yang terlibat kecelakaan, dimana satu orang dinyatakan meninggal dunia dan 21 orang lainnya mengalami luka-luka.
Kecelakaan di tol Cipularang kerap kali terjadi. Hal inilah yang membuat pakar keselamatan berkendara sekaligus Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana ikut angkat bicara.
Menurut Sony, kecelakaan berulang kali terjadi yang rata-rata hilang kendali lantaran rem blong.
"Pendapat saya, sudah saatnya aturan kecepatan di route tersebut khususnya arah Bandung-Cikampek (dan sebaliknya) dibatasi, terutama kendaraan bis atau truck dan kendaraan yang overspeed," jelas Sony.
Memang, sejumlah kecelakaan di jalan tol Cipularang, sering terjadi pada kendaraan khususnya mereka yang memiliki body besar.
"Karena dilokasi tersebut banyak crosswind (berlawanan dengan arah perjalanan) dari arah pegunungan yang membuat kendaraan mudah hilang keseimbangan, turunan yang panjang dan cuaca yang tidak menentu," terang Sony.
Sony tak menampik, bahwa dirinya sangat sulit berharap dari para oknum pengemudi, yang kerap emosi dan memiliki ego tinggi untuk berlomba-lomba sampai pertigaan Cikampek arah Jakarta.
"Disini pentingnya kemampuan mengontrol diri untuk dapat berpikir sehat dalam mengambil keputusan yang benar, terutama kemampuan melihat resiko bahaya dan menentukan kecepatan yang ideal sesuai aturan lalu lintas," ujarnya.
Kata Sony, sepanjang jalan tol Cipularang, sejatinya sejumlah rambu-rambu lalu lintas sebagai pengingat kendaraan sudah cukup memadai.
Akan tetapi, lanjut dia, di ruas jalan tersebut seharusnya ditambah marka Reducing Speed yang berfungsi sebagai ilusi mata efek visual agar para pengguna jalan dapat mengurangi kecepatan kendaraan dan lebih berhati-hati dalam berkendara untuk menekan terjadinya kecelakaan.
Selain itu bisa juga jalan ditambah Speed Bump yang berfungsi memberikan rintangan, dimana biasanya dipasang di jalan untuk mengurangi kecepatan kendaraan.