Mazda CX-80 menjadi mobil pertama Mazda di Indonesia yang menggendong teknologi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV). Diluncurkan secara resmi di Tanah Air pada 22 Januari 2025, CX-80 ditawarkan dalam dua varian, yakni Elite dan Kuro yang keduanya sama-sama dibandrol Rp1.199.900.000 OTR Jakarta.
Guna mengetahui lebih dekat CX-80, kami diberi kesempatan oleh PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) selaku agen pemegang merek sekaligus distributor resmi kendaraan Mazda di Tanah Air, merasakan bagaimana impresi berkendara CX-80 melalui kegiatan Mazda 7G Media Expedition 2025 yang diselenggarakan beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi, kegiatan Mazda 7G Media Expedition 2025 diselenggarakan selama empat hari dengan menempuh jarak sejauh 640 kilometer. Adapun acara ini dimulai dari Mazda Indonesia Headquarters yang berlokasi di Simprug, Jakarta Selatan, dengan tujuan Cikidang kemudian Ciletuh.
Selanjutnya di hari kedua dimulai dari Ciletuh, Sukabumi, Cianjur dan istirahat Bandung. Dilanjut hari ketiga dari Bandung ke Ciwidey, Rancabali dan kembali Bandung. Hari terakhir eksplorasi dari Bandung dengan tujuan waduk Jatiluhur yang berakhir kembali di Mazda Indonesia Headquarters.
Dalam kegiatan test drive kali ini setidaknya diikuti oleh delapan rekan media dengan dua unit CX-80 dan dua unit lainnya merupakan CX-30. Untuk tahu bagaimana impresi berkendara CX-80, simak ulasan berikut ini.
Baca juga: Ini Keunggulan Mazda CX-80 dengan Teknologi PHEV
CX-80 mengimplementasikan filosofi Mazda, yakni Jinba-Ittai yang menggabungkan harmoni antara mobil dan pengemudi untuk memberikan pengalaman berkendara yang dinamis dan nyaman. Dengan filosofi tersebut, SUV ini mengajak pengendara untuk terhubung secara fisik dan emosional dengan kendaraannya, menciptakan momen berharga bersama orang terkasih dalam setiap perjalanan.
Untuk diketahui CX-80 merupakan versi panjang dari Mazda CX-60. Menempati segmen Medium SUV premium 7-seater, mengenai posisi duduk dan pandangan mengemudi ke depan mirip dengan CX-60. Bicara akan pandangan mengemudi ke depan, mobil ini terasa cukup luas ditambah adanya Head-up Display yang memudahkan kami mengetahui berapa kecepatan kendaraan serta beberapa informasi lainnya.
CX-80 memiliki pilar A yang terbilang sedikit tebal. Namun pilar A-nya tersebut tidak begitu menggangu pandangan kami saat melewati jalan menanjak-menurun dan berbelok di bagian selatan Sukabumi menuju cileteuh dan Bandung.
CX-80 yang kami gunakan dalam kegiatan test drive kali ini untuk jok pengemudi sudah dibekali pengaturan elektrik 10-arah berikut lumbar support. Jok dengan pengaturan elektrik ini memudahkan kami ketika ingin mengatur posisi duduk yang pas. Terlebih adanya lumbar support juga membuat posisi sandaran terasa nyaman berkat bagian punggung yang dapat diatur mengenai lekukannya.
Selanjutnya untuk posisi setir bisa distel maju-mundur, dan tinggi-rendahnya secara elektrik dengan menggerakan tuas analog yang berada di bagian kiri kolom setir. Oh iya, baik Elite dan Kuro juga dibekali teknologi Driver Personalization System. Teknologi ini memudahkan penggunanya untuk mendapatkan poisisi berkendara yang ideal tanpa harus melakukan penyetelan secara manual meski diatur secara elektrik.
Secara otomatis Driver Personalization System mengatur posisi mengemudi Jinba-Ittai khas Mazda hanya dengan memasukan data tinggi badan pengemudi melalui head unit. Posisi mengemudi ideal secara otomatis meliputi kursi, setir, spion samping dan heads-up display. Posisi duduk terasa nyaman kami rasakan berkat adanya fitur ventilasi udara berikut pemanas jok, yang dapat disesuaikan ketika berkendara melewati dataran tinggi di wilayah Bandung.
Baca juga: Perbedaan Mazda CX-80 Elite dan Kuro, Mana yang Paling Menarik?
Secara ukuran CX-80 memiliki panjang 4.990 mm, lebar 1.890 mm, tinggi 1.713 mm dengan jarak wheelbase mencapai 3.120 mm. Untuk sistem peredam kejut, mobil menggunakan suspensi berjeniskan double wishbone di bagian depan, dan multi-link untuk roda belakang.
Dari segi berkendara mobil ini terasa cukup stabil ketika dipacu dalam kecepatan 100-120 km/jam tanpa menimbulkan gejala body roll. Mengenai bantingan yang dihasilkan menurut kami untuk suspensinya memiliki karakter yang cenderung lebih ke arah stiff ketika melewati jalan berkontur. Meski begitu bantingan yang dihasilkan terasa nyaman, meski tidak sebaik beberapa pesaing sekelasnya.
Fitur keselamatan yang ada pada CX-80 terbilang komplit. Seperti diketahui mobil ini telah dibekali dengan Anti-lock Brake System (ABS) with Electronic Brakeforce Distribution (EBD) & Brake Assist (BA), 6 airbags, Electric Parking Brake (EPB), Dynamic Stability Control (DSC) & Traction Control System (TCS), Hill Launch Assist (HLA), Emergency Stop Signal (ESS) dan Hill Descent Control (HDC).
Selain itu juga terdapat front & rear parking sensors, kamera 360 derajat, Collapsible steering shaft & injury-minimizing brake pedal, Neck injury mitigation front seats, SKYACTIV-BODY, i-ACTIV AWD dan Brake-by-wire regenerative-friction brake coordination system. Dari segi keamanan dibekali power door locks with auto door lock system, serta immobilizer & burglar alarm.
Guna memberikan rasa aman selama perjalanan, mobil ini dilengkapi fitur keselamatan pintar yang dinamai i-Activsense. Adapun fitur keselamatan bagian dari Advanced Driver Assistance System (ADAS) di CX-80 meliputi;
Untuk fitur keselamatan ADAS yang sangat kami rasakan sangat membantu ketika mobil tak disadari berpindah jalur dengan sendirinya yakni Lane Departure Warning System (LDWS) dan Lane keep Assist System (LAS).
Fitur ini memberikan peringatan suara disaat mobil mendekati garis marka di jalan tol, serta memberikan koreksi untuk kembali ke tengah secara otomatis. Ketika kembali ke jalu normal secara otomatis, feedback yang diberikan terasa halus sehingga tidak mengagetkan kami.
Seperti yang disampaikan sebelumnya, CX-80 mengusung teknologi Plug-in Hybrid (PHEV). Mobil ini dipersenjatai mesin 2.500 cc dengan motor listrik tunggal. Mesin berbahan bakar bensin yang digunakan jenis e-Skyactiv-Phev 2.5 4-silinder segaris DOHC 16 valve.
Mesin berkapasitas 2.488 cc yang digunakan itu dapat menghasilkan tenaga 191 PS di 6.000 rpm dan torsi 261 Nm pada 4.000 rpm. Untuk motor listrik yang digunakan dapat meletupkan tenaga sebesar 129 kW (175 PS) di 5.500 rpm dengan torsi puncak 270 Nm pada 400 rpm. Motor listrik tersebut mendapat asupan daya dari baterai lithium-ion berkapasitas 355 kW dengan tegangan 355 volt yang diletakan di bawah lantai kabinnya.
Mesin maupun motor listrik yang dipakai disandingkan dengan transmisi otomatis 8-percepatan berpenggerak semua roda (AWD) dengan i-Activ serta fitur Mazda Intelligent Drive Select (Mi-Drive). Dengan begitu memudahkan pengemudi ketika ingin mengubah sistem penggerak menjadi semua roda dan pergantian mode berkendara tergantung pada kondisi mengemudi dan jalan.
Guna menyesuaikan gaya berkendara yang diinginkan, mobil ini dilengkapi dengan 4 mode berkendara, yakni; Normal, Sport, Off-Road dan EV.
Menggunakan mode EV, mobil ini secara seutuhnya mengandalkan motor listrik untuk membuatnya berjalan selama jumlah listrik yang ada di dalam baterai memadai. Untuk rasa berkendara menggunakan mode EV seperti mobil listrik pada umumnya yang mana tarikan bawahnya terasa instan serta tidak adanya hentakan ketika mobil melakukan perpindahan gigi secara otomatis.
Oh iya, mobil ini memiliki tingkat pengisian baterai yang dapat diatur menyesuaikan kebutuhan dengan ditampilkan pada layar head unitnya. Jika pengisian baterai distel di angka 70% dalam kondisi listrik di dalam baterai berada di atasnya, maka ECU akan memerintahkan untuk lebih banyak menggunakan motor listrik.
Beda halnya apabila pengisian baterai distel di angka 70% dengan kondisi listrik yang kurang memadai, meski menggunakan mode EV, mesin konvensional akan menyala yang berfungsi untuk menggerakan mobil sekaligus melakukan pengecasan.
Ketika menggunakan mode Normal dalam kondisi berkendara dengan menggunakan mesin konvensional, akselerasi yang diberikan terasa cukup responsif baik putaran bawah maupun atasnya. Saat melewati jalan menanjak dan menurun menggunakan mode ini melewati jalan di wilayah Sukabumi dan Bandung pun memberikan akselerasi yang cukup baik.
Selanjutnya ketika mencoba mode Sport dengan melewati jalan bebas hambatan, mobil ini seolah menunjukan taringnya terlebih ketika pedal gas diinjak secara spontan. Kami merasakan untuk kecepatan 70 km/jam ke 100 km/jam-nya terasa sangat instan.
Mengandalkan transmisi otomatis 8-percepatan, dengan menggunakan mode Sport dalam kondisi mesin berkerja, terasa sedikit adanya hentakan ketika melakukan perpindahan gigi secara otomatis yang mana terasa fun-to-drive.
Baca juga: 4 Fakta Menarik CX-30, SUV Kompak Premium Mazda dengan Banyak Keunggulan
Mazda CX-80 dipersenjatai dengan teknologi Plug-in Hybrid (PHEV) dengan mengandalkan motor listrik tunggal yang dipadukan mesin bensin 2.5L, berpenggrak AWD.
Harga mobil Mazda terbilang mahal bila dibandingan dengan mobil Jepang lainnya lantara perusahaan menyasar kalangan menengah atas dengan menempasti posisi sebagai kendaraan premium. Hal ini mengakibatkan kendaraan yang dijual dibanderol dengan harga yang cukup tinggi.
Mazda CX-80 Phev dapat terisi penuh dalam waktu 8,5 jam menggunakan soket wall charging. Selain itu juga bisa memanfaatkan pengisian daya AC fast charging dengan lama waktu pengecasan 1,5 jam menggunakan port tipe 2 dari kondisi 20% hingga 80%. Saat baterai hampir habis, mode hibrida diaktifkan dan mengisi daya baterai melalui mesin bensin, sehingga daya tetap terjaga.