Apes, Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid Cs Nggak Dapat Subsidi dari Pemerintah
Herdi · 7 Mar, 2023 18:51
0
0
Pemerintah memastikan subsidi mobil listrik melalui program pemberian bantuan untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) mulai diterapkan pada 20 Maret 2023. Namun program ini hanya untuk kendaraan full listrik atau baterai murni (Battery Electric Vehicle/BEV).
Hal ini diakui Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang Kartasasmita, usai menghadiri Konferensi Pers Insentif KBLBB di gedung Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta.
Lantas jika insentif ini diberikan untuk kendaraan full electric, bagaimana dengan nasib mobil hybrid? Apakah mendapatkan keistimewaan berupa bantuan subsidi mobil listrik juga? "Hybrid nggak, nggak dapet bantuan pemerintah," tegas Agus, Senin (6/3/2023).
Lebih lanjut Agus kembali memastikan, bahwa bantuan dari pemerintah untuk KBLBB hanya diberikan untuk mobil listrik murni yang diproduksi di dalam negeri dan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen. Hal ini juga berlaku untuk sepeda motor listrik.
Apa yang diungkapkan Agus kali ini memang berbeda dengan rencana yang sempat diutarakan beberapa waktu lalu. Sebelumnya jika mobil listrik murni mendapatkan insentif sebesar Rp80 juta, maka untuk mobil berbasis teknologi hybrid dijanjikan bisa mencapai Rp40 juta.
Hanya saja, seiring berjalannya waktu dan alotnya keputusan untuk pemberian subsidi dengan sejumlah pihak dari kementerian, membuat mobil bermesin hybrid tidak disebutkan untuk mendapatkan insentif.
Sementara itu menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, regulasi tersebut didesain berupa skema bantuan pemerintah yang diharapkan dapat menstimulasi pasar kendaraan listrik. Memang, saat ini sudah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program KBLBB, namun kebijakan tersebut belum cukup untuk menggenjot produksi dan penjualan KBLBB di Indonesia.
"Harapannya, kita bisa meningkatkan adopsi KBLBB secara massal dan menjadikan negara-negara di dunia untuk berinvestasi di industri KBLBB kita,” ucap Luhut.
Selain itu, Luhut juga menyebutkan, sebagaimana dalam Perpres, disebutkan bahwa percepatan KBLBB didorong oleh alasan peningkatan efisiensi energi, ketahanan energi, dan konservasi energi di sektor transportasi, serta terwujudnya energi bersih, dan ramah lingkungan.
"Serta yang terpenting adalah mengurangi ketergantungan kita terhadap impor BBM. Ini sesuai dengan komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca," kata Luhut. Adapun untuk mobil bermesin hybrid, meski dianggap lebih irit dalam urusan bahan bakar, namun tetap saja teknologi ini masih mengandalkan penggunaan bahan bakar fosil.
Bantuan KBLBB Tidak Memihak Merek Jepang
Jika benar bantuan KBLBB tidak diberikan untuk mobil hybrid, maka hal ini akan sangat berimbas pada merek mobil asal Jepang. Terlebih Toyota yang tergolong paling banyak memiliki model mobil hybrid dibandingkan brand lainnya.
Selain itu, Toyota juga kerap sangat percaya diri menjual mobil dengan dua mesin. Bahkan di akhir tahun lalu, Kijang generasi ketujuh atau Kijang Innova Zenix sudah dilengkapi teknologi hybrid. Tak hanya Kijang Innova Zenix, Toyota juga baru meluncurkan Corolla Cross GR Sport Hybrid di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023, kemudian aja juga Camry 2.5 Hybrid, Corolla Altis Hybrid, dan CHR Hybrid.
Keluarga terdekat Toyota, yaitu Lexus, juga cukup banyak mobil hybrid, diantaranya UX 250h Luxury, UX 250h F Sport, RX 450h+Luxury, RX 350h Luxury, NX 350h Luxury dan juga NX 350h F Sport.
Pabrikan Jepang yang juga punya mobil hybrid yaitu Mitsubishi, dengan Outlander PHEV, kemudian Nissan Kick Power, serta Suzuki Ertiga Hybrid. Sedangkan mobil asal China, Wuling punya satu model mobil hybrid melalui Almaz.
Mengawali karir sebagai jurnalis sejak tahun 2011 di salah satu media massa Nasional Tanah Air. Memiliki ketertarikan untuk membahas bidang otomotif, mulai dari sepeda motor, mobil, hingga bus dan truk.