Hadirnya Hyundai Staria memberi warna baru produk mobil di Indonesia. Lewat desain tersebut, bentuk MPV premium tak lagi full mengotak atau memiliki bentuk depan yang melandai dan hampir tegak lurus seperti Toyota Alphard atau Honda Odyssey. 

Namun sadar atau tidak, desain Staria seperti mengingatkan kita akan mobil lain yang punya bentuk serupa, tapi sekarang sudah tak diproduksi lagi, yakni Daihatsu Zebra Espass. Lihat saja bagian depannya sama-sama punya bentuk menumpul. 

Baca Juga: Toyota Sienta, Sodorkan Kepraktisan dengan Fitur Sliding Door

Daihatsu Zebra Espass merupakan produk asli PT Astra Daihatsu Motor, yang dikenalkan pada 1995 silam. Dan merupakan produk pengembangan dari model Daihatsu Zebra. Ada dua model yang dipasarkan, minibus dan pick up ringan 

Selain itu Zebra Espass memiliki beberapa fakta menarik yang harus diketahui. Sebagai penyegar ingatan, mari kita kupas bersama mobil minibus andalan masyarakat Indonesia era 90-an hingga 2000-an awal ini. 

1. Pengganti Daihatsu Hijet dan Hidupnya Diteruskan oleh Granmax dan Luxio 

Sejarah mencatat awal kemunculan mobil ini diawali pada 1972. Saat itu Daihatsu memasarkan Hijet S38 yang masih didatangkan langsung dari Jepang. Beberapa tahun berikutnya tepatnya 1977, pabrikan mulai memproduksi secara semi knock down Daihatsu Hijet 55 Wide pakai mesin 550 cc. 

Sejumlah pengembangan dan rombakan desain pun dilakukan Daihatsu. Hingga pada akhirnya pada 1986, pabrikan menyempurnakan generasi Hijet 1000 dan menamainya Daihatsu Zebra. Tapi tetap pakai mesin 1.000 cc lawas yang dikembangkan sejak 1983. Jadi secara silsilah, Daihatsu Zebra merupakan suksesor Hijet di Indonesia. 

Lanjut awal 1990, Daihatsu mengembangkan Zebra pakai mesin yang lebih besar 1.300 cc. Ciri khas model ini sudah pakai bentuk yang mengerucut ke depan, tetap pilar A-nya masih mengotak. 

Barulah pada 1995, Daihatsu merombak total bodi keseluruhannya. Pakai struktur rangka monokok sehingga didapatlah kabin yang lebih lega. Kemudian eksteriornya juga punya desain yang revolusioner, beraerodinamika, dan lebih modern, hingga lahirlah Daihatsu Zebra Espas atau Daihatsu Espass. 

Model ini memiliki lampu yang tak lagi mengotak. Kalau dilihat dari depan seperti orang bermata sipit yang sedang tersenyum malu-malu. Lampu utamanya berbentuk segitiga, namun sudut melandainya dibuat mengurva sesuai bahasa tubuh si mobil. 

Pada bagian belakang tetap pakai lampu vertikal. Bila ingat dulu, orang awam yang baru memilikinya bisa kecele pada cover lampu pelat nomornya. Karena banyak yang mengira di sanalah tuas atau mekanisme pembuka pintu bagasi. 

Tak jarang, banyak Daihatsu Espass yang ditemui tanpa cover lampu yang bertuliskan Daihatsu itu, karena kemungkinan besar terlepas lantaran dikira gagang untuk membuka bagasi. Padahal sebenarnya masih tetap menggunakan anak kunci.  

Kemudian pada 1997, lahir varian baru Daihatsu Espass Supervan yang memiliki AC, head unit (radio tape, serta penggunaan velg cast wheel). Masuk tahun 2000, Zebra Espass terus disempurnakan lagi bentuk bodinya, hingga lahir Neo Zebra pada 2003 dengan pilihan mesin 1.300 cc atau 1.600 cc. 

Di generasi terbaru ini Daihatsu seakan mengerti permasalahan pada mobilnya, yakni soal mekanisme pembuka bagasinya. Maka dari itu si desainer menyematkan tuas yang posisinya terpisah dan di bawah housing pelat nomor. Tujuannya agar orang mudah membedakannya. 

Pada 2005, Daihatsu membuat gebrakan dengan menyematkan sitem teknologi Electronic Fuel Injection (EFI). Tapi sayang umurnya tidak bertahan lama, pada 2007 disuntik matik dan kiprahnya dilanjutkan Daihatsu Granmax serta Daihatsu Luxio. 

2. Varian Mesin 1.300 dan 1.600 cc

Tadi disebutkan bahwa Daihatsu Zebra Espass memiliki dua varian mesin, 1.300 dan 1.600 cc. Varian pertama yang disebutkan paling populer menjadi idaman masyarakat karena irit dan sudah cukup mumpuni di perkotaan. 

Di atas kertas kapasitas mesinnya 1.298 cc, 4-silinder, SOHC yang mampu memuntahkan tenaga hingga 76 dk dan torsi 112 Nm pada 4.300 rpm. Adapun tipe mesin 1.600 cc, kapasitas isi silindernya 1.598 cc SOHC, bertenaga 87 dk pada 5.400 rpm dan torsi 130 Nm pada 3.600 rpm. 

Kedua mesin di atas untuk generasi Espass berpengabut karburator. Tak ada opsi matik, semuanya manual 5-percepatan. Selanjutnya untuk mesin yang sudah injeksi mampu menjanjikan performa yang lebih baik lagi. 

Platform mesinnya masih sama, tapi karena jeroannya diubah, untuk mesin 1.300 tenaganya naik menjadi 80 dk pada 6.000 rpm dan torsi 114 Nm di 4.500 rpm. Serta mesin 1.600 cc tenaganya menjadi 95 dk pada 6.000 rpm serta torsi 138 Nm di 4.200 rpm. 

Baca Juga: Perhatikan Perawatan Pintu Geser Mobil Anda Agar Tidak Jadi Merepotkan

3. Salah Satu Dedengkot Mobil Pintu Geser di Indonesia

Boleh dibilang sejak kemunculannya, Daihatsu Zebra Espass seperti tak memiliki lawan sepadan. Suzuki Carry? Memang benar sekelas, tapi fiturnya tak semewah Espass yang punya pintu geser. 

Ada model lain yang menawarkan fasilitas serupa, Mazda E2000 atau Mazda Bongo generasi ketiga yang tahun kelahirannya hampir persis, 1996. Jadi sederhananya pilihan MPV atau minibus pintu geser dulu cuma Daihatsu Espass atau Mazda E2000. Menariknya generasi terbaru Bongo menggunakan model yang sama, yakni Daihatsu Granmax yang ganti emblem. 

4. Daihatsu Zebra Espass Muat Banyak

Sebagai sebuah minibus atau mobil multiguna, interior Daihatsu Espass terbagi ke dalam banyak konfigurasi kursi. Pilihannya mulai jok berkapasitas 7-penumpang yang jok tengahnya terdapat gang, atau bisa muat 9-penumpang karena bagian belakangnya berupa jok menyamping seperti angkot. 

Bagi yang tertarik meminangnya kembali sebagai obat rindu atau karena butuh kabin yang lega, harga Daihatsu Zebra Espass bekas sudah murah. Malah lebih murah dari Yamaha Nmax terbaru sekitar Rp 30 jutaan. 

Baca Juga: Perbandingan Suzuki Katana vs Daihatsu Feroza, SUV 4X2 Rp50 Jutaan yang Populer Era 90-an