Hasil Uji Konsumsi Bahan Bakar Mitsubishi Xpander Cross: Impresif!
Budi · 3 Mar, 2021 13:00
0
0
Belum lama ini, kami mendapatkan kesempatan menguji langsung crossover MPV, Mitsubishi Xpander Cross. Salah satu pengujian yang cukup impresif dari model penantang kelas LSUV ini adalah konsumsi bahan bakar Mitsubishi Xpander Cross yang ternyata cukup irit.
Model MPV dengan gaya SUV ini memang menjadi salah satu model yang menarik, mengingat di kelasnya, Mitsubishi Xpander Cross seakan langsung menantang kelas LSUV yang dikuasai oleh Toyota Rush. Tak heran jika kemudian Mitsubishi mendadani Xpander Cross dengan berbagai aksesoris yang membuatnya tampak lebih keren untuk diajak berpetualang. Tapi apakah dengan berbagai aksesoris itu jadi memperbesar bobotnya?
Ya, tentu saja! Tercatat, total bobot Xpander Cross mencapai 1.840 kg, atau bertambah 60 kg dari Xpander biasa yang hanya 1.780 kg. Penambahan bobot jelas membuat mobil ini akan terpengaruh dari sisi performa. Sementara dari sisi dapur pacu, di balik kap mesinnya tetap mengusung mesin serupa Xpander biasa yaitu mesin 4-silinder 1,5 liter berteknologi MIVEC yang mampu menghasilkan tenaga 104 PS pada 6.000 rpm dan torsi puncak 141 Nm pada 4.000 rpm.
Nah apakah penambahan bobot into membuat konsumsi bahan bakarnya kemudian menjadi lebih boros? Simak hasil pengujian konsumsi BBM Xpander Sport berikut ini.
Bagaimana kami menguji konsumsi bahan bakar?
Sebagaimana biasa, proses pengujian konsumsi bahan bakar Mitsubishi Xpander Cross ini kami sesuaikan dengan penggunaan kendaraan sehari-hari. Yang pertama, kami pastikan bahwa tekanan udara seluruh ban sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Untuk Mitsubishi Xpander Cross, yang kami uji, tekanan udara yang disarankan pada bagian depan dan belakang adalah 210 kPa (30 Psi) untuk muatan satu hingga lima orang penumpang.
Kemudian, tangki bahan bakar Mitsubishi Xpander Cross sebesar 45 liter kami isi penuh hingga bensin mencapai bibir tangki pengisian. AC kami pasang pada hembusan angin terkecil dengan posisi temperatur paling rendah. Dalam berkendara untuk uji konsumsi BBM kali ini, kami mengusahakan mendapai kecepatan rata-rata di dalam kota pada kisaran 20 km/jam dan luar kota antara 60 – 70 km/jam. Kecepatan maksimal kami batasi pada 110 km/jam.
Cara kami berkendara, kami lakukan senormal mungkin, tanpa berusaha mengemudi secara eco driving ataupun agresif. Kami mencoba menikmati semaksimal mungkin pengendaraan crossover ini, baik saat di dalam kota maupun ke luar kota.
Pengujian konsumsi BBM pertama kami lakukan di Ibu Kota Jakarta yang di dalam masa pandemi seperti saat ini ternyata tak bisa dibilang padat, meskipun kemacetan tetap hadir di beberapa ruas jalan. Pengujian kami mulai dari SPBU di bilangan Jakarta Timur, dengan mengisi penuh bahan bakar, menuju daerah Bekasi Timur, sebagian rute melewati jalan tol dalam kota dengan beberapa ruas cukup padat.
Seperti sempat kami sebutkan dalam pengujian mobil ini, respon Mitsubishi Xpander Sport dalam berakselerasi memang tak terasa spontan. Hal ini yang membuat saat beranjak dari kondisi diam, mobil ini lambat merespon pergerakan injakan pedal gas, sebelum putaran mesin sedikit meninggi. Meski begitu, saat dalam kecepatan menjelajah mulai kecepatan 40 km/jam hingga 60 km/jam, kenyamanan berkendara mobil ini begitu mendominasi. Kesenyapan kabin istimewa, dan redaman suspensi juga lembut.
Dari daerah Bekasi, kami mengajak mobil ini kembali ke daerah Jakarta Selatan, kali ini kondisi lalu-lintas bisa dibilang cukup lenggang, sebelum kemudian perjalanan dilanjutkan ke dareah Tangerang Selatan, menembus jalanan kompleks perumahan dengan kondisi stop and go di sore hari. Setelah total menempuh jarak 80,9 km kami mengisi bahan bakar sebanyak 6,25 liter yang artinya konsumsi bahan bakar mencapai 12,9 km/liter. Sementara pada layar Multi Information Display (MID) tercatat 14,4 km/liter.
Keesokan harinya, usai melakukan beberapa sesi pengujian performa, kami kembali mengisi penuh tangki bensin Mitsubishi Xpander Sport di daerah Bintaro, Tangerang Selatan. Dengan kondisi lalu lintas yang relatif lenggang di malam hari, kami menguji konsumsi bahan bakar ini dengan rute yang sepenuhnya jalan tol.
Melewati jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) menuju jalan Tol Jakarta – Cikampek (Japek) Elevated, kondisi lalu lintas masih cukup padat, sehingga kecepatan masih berkisar di kisaran 60 – 80 km/jam. Kondisi jalan tol JORR yang tidak terlalu bagus membuat kami sesekali mampu menguji kesigapan kemudi Mitsubishi Xpander Sport saat menghindari lubang-lubang sisa terkena hujan.
Memasuki jalan Tol Japek Elevated, kecepatan mobil ini dapat kami kembangkan dan sesekali kami gunakan cruise control untuk berlari di kecepatan konstan 100 km/jam. Yang menarik, dan kami yakini menjadi salah satu kontribusi cukup irit konsumsi bahan bakar mobil ini adalah putaran mesin rendah saat kami berlari di 100 km/jam, yang hanya 2.400 rpm.
Usai melintasi Gerbang Tol Kalihurip, kami melanjutkan perjalanan di jalan Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang menuju rest area KM 72 Purwakarta, Jawa Barat dengan mencatatkan jarak sejauh 101,3 km dari titik awal keberangkatan. Kami kemudian mengisi bahan bakar sebanyak 5,634 liter sehingga menghasilkan konsumsi bahan bakar Mitsubishi Xpander Sport sebesar 17,9 km/liter. Pada MID, konsumsi bahan bakar menunjukkan 19,0 km/liter dengan kecepatan rata-rata 66 km/jam.
Kesimpulan
Dengan capaian konsumsi bahan bakar Mitsubishi Xpander Sport dalam kota yang 12,9 km/liter dan luar kota yang dapat mencapai 17,9 km/liter, maka perhitungan konsumsi bahan bakar kombinasi dapat mencapai 15,4 km/liter. Artinya, dengan kapasitas tangki bahan bakar terisi penuh 45 liter, Anda dapat mengajak mobil ini berjalan hingga 693 km. Yang perlu diingat, hal ini dicapai dalam kondisi mobil yang hanya diisi oleh satu orang.
Capaian konsumsi bahan bakar ini bisa saja berubah saat mobil diisi penuh oleh tujuh orang, plus beberapa barang bawaan. Apalagi, karakter pengendaraan Mitsubishi Xpander Sport ini bisa dibilang tidak responsif, yang menyebabkan diperlukan usaha yang kuat bagi mesinnya untuk menggendong bobot lebih berat yang diusungnya. Meski begitu, angka pencapaian konsumsi BBM tersebut dapat dibilang impresif untuk sebuah crossover MPV berbobot 1,8 ton.
Berpengalaman sebagai jurnalis otomotif sejak lebih dari 15 tahun, Ia telah mencicipi berada di beberapa sisi industri, PR, agency dan media, baik cetak maupun online. Kegemarannya berkendara membawa Ia mencoba berbagai jenis mobil, mulai single seater di lintasan sirkuit hingga off-road di lintasan salju bersuhu -15 derajat Celsius.
Facebook: budityas
Instagram: budityasbebe