Ini Modal Ford Everest 2023 untuk Gulingkan Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport
Prasetyo · 9 Jun, 2023 10:02
0
0
Ford Everest 2023 resmi menyapa publik Indonesia, setelah tahun lalu sudah lebih dulu hadir di negara tetangga, Thailand.
Hadirnya kembali Everest seakan meramaikan segmen SUV ladder frame di Indonesia yang saat ini hanya diisi oleh tiga merek Jepang, yaitu Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero Sport, dan Isuzu MU-X.
Ford Everest facelift yang baru saja masuk ke Indonesia didatangkan dari Thailand dengan mesin diesel 2.0-liter Bi-Turbo dengan daya puncak 210 PS di 3.750 rpm dan torsi 500 Nm pada 1.750-2.000 rpm
Mesin ini dikombinasikan transmisi otomatis 10-speed dengan teknologi shift-by-wire e-shifter dan sistem penggerak 4x4.
Bagaimana dengan Fortuner? Ternyata cuma SUV Fortuner ini yang masih memiliki varian mesin bensin, meskipun itu statusnya spot order, artinya pesan dulu baru unitnya dibuat.
Untuk mesin bensin 2.7-liter pakai kode 2TR-FE 4 silinder DOHC Dual VVT-i yang sanggup menghasilkan tenaga 163 PS dengan torsi 242 Nm yang tersalurkan melalui transmisi otomatis 6 percepatan.
Sedangan opsi mesin diesel juga ada dua pilihan, pertama berkode 2GD-FTV 2.4-liter VNT Intercooler yang berdsaya 149 PS dengan torsi 400 Nm yang tersedia dengan opsi transmisi manual 6 percepatan atau otomatis 6-speed Sequential.
Mesin diesel berikutnya berkode 1GD-FTV VNT Intercooler dengan kapastas 2.8-liter yang bertenaga 204 PS dengan torsi 500 Nm, namun cuma disediakan dalam transmisi otomatis sequential 6 percepatan.
Bagaimana dengan Mitsubishi pajero Sport? Ternyata juga mirip Everest karena ada dua pilihan mesin diesel.
Pertama mesin berkode 4D56 2.5-liter Commonrail Turbocharged dengan daya puncak 136 PS dan torsi 324 Nm yang punya pilihan transmisi manual 5 percepatan atau otomatis 5-speed.
Mesin diesel kedua berkode 4N15 MIVEC Turbocharged berkapasitas 2.4-liter namun tenaganya 181 PS dengan torsi puncak mencapai 430 Nm serta memakai gearbox otomatis 8 percepatan.
Di atas kertas, mesin diesel 2.0-liter Bi-Turbo milik Ford Everest ternyata lebih tinggi dibanding Fortuner 2.8 maupun Pajero Sport Dakar.
Sebagai pemain baru, Ford harus menawarkan banyak kelebihan dibanding Fortuner mapun Pajero Sport, termasuk juga dalam hal kelengkapan fiturnya.
Untuk sisi entertainment, Everest terbaru ini punya monitor 10,1 inci yang diposisikan vertikal sehingga terlihat sangat menonjol dibagian kabin dan sudah memiliki fitur Apple CarPlay serta Android Auto.
Lantas ada juga digital instrument cluster, sistem SYNC4A yang memungkinkan pelanggan terhubung ke Everest saat terhubung dengan aplikasi FordPass, 8-way electric adjustable seat baik untuk jok pengemudi maupun penumpang belakang serta panoramic sunroof.
Fitur keselamatan cerdas seperti electric parking brake, adaptive cruise control, rear view camera, Hill Descent Control, dan Blind Spot Monitoring, ada di mobil ini.
Untuk Fortuner sepertinya harus mengakui kalau Ford lebih kaya fitur, pasalnya Toyota cuma membekali dengan headunit 9 inci, wireless charger, rear seat entertainment, dan arround view monitor.
Tapi untuk kelnegkapan fitur keselamatannya tidak bisa dianggap kacangan, mengingat sudah ada 7 airbags, Downhill Assits Control, Hill Start Assist, Emergency Brake Signal, Vehiocle Stability Control, dan Trailer Sway Control.
Sementara untuk Mitsubishi Pajero Sport sedikit lebih lengkap fiturnya dibanding Fortuner, karena untuk kenyamanan ada monitor 8 inci, paddle shift, meter cluster digital engan layar 8 inci yang punya tiga tampilan berbeda, serta electric sunroof.
Untuk fitur lainnya yang bisa menunjang keselamatan antara lain power back door, Off Road Mode dengan tiga pilihan tipe jalan, dan juga adanya aplikasi Mitsubishi Remote Control yang bisa terhubung dengan ponsel untuk memantau kondisi mobil hanya dalam genggaman.
Punya tenaga dan torsi besar, fiturnya juga cukup lengkap, jadi modal Ford Everest 2023 bersaing dengan Toyota Fortuner maupun Mitsubishi Pajero Sport.
Sayangnya harga yang dipatok pihak RMA selaku distributor mobil Ford di Indonesia saat ini masih terlalu tinggi sehingga kurang bisa menggoda para pengguna dua rivalnya untuk beralih.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.