Jangan Asal Didorong atau Derek Kalau Mobil Hybrid Mogok, Ini Alasannya
Herdi · 17 Mei, 2024 09:01
0
0
Mobil mogok didorong mungkin hal yang lumrah kalian temui ketika ada kendaraan mengalami masalah di jalan.
Biasanya mobil mogok didorong untuk memindahkan posisi kendaraan itu ke tempat yang lebih aman supaya tidak menghalangi kendaraan lain dan mengganggu lalu lintas.
Selain didorong, mobil yang mengalami masalah di jalan, umumnya akan di derek ke bengkel terdekat guna dilakukan perbaikan.
Namun ternyata perlakuan seperti itu sebaiknya jangan diterapkan pada kendaraan elektrifikasi seperti mobil hybrid.
Mobil berteknologi Hybrid Electric Vehicle (HEV) memang saat ini semakin banyak digandrungi konsumen di Indonesia, bahkan populasinya lebih tinggi dibandingkan mobil listrik murni (Baterry Electric Vehicle).
Banyak yang beralasan, mobil yang mengkombinasikan motor listrik dan mesin pembakaran internal atau Internal Combustion Engine (ICE) ini lebih sesuai dengan infrastruktur di Indonesia.
Pasalnya, dengan stasiun pengisian daya listrik yang masih terbatas, hybrid dianggap lebih irit dalam urusan bahan bakar, memberikan sokongan tenaga jadi melimpah, lebih senyap, dan emisi gas buang lebih rendah.
Hanya saja jika kalian memiliki atau berencana membeli mobil bermesin ganda tersebut, ada hal yang perlu diketahui, yaitu saat bermasalah seperti mogok atau mengalami kecelakaan, maka tidak boleh asal didorong atau diderek.
Hal ini diakui Kepala Bengkel Auto2000 Bekasi Timur, Suratman, dimana menurutnya mobil berteknologi hybrid memiliki roda penggerak mekanisme motor listrik untuk mengisi baterai.
"Kalau dia (mobil diam) digerakkan maka berputar mekanismenya, maka akan jadi ngisi (daya baterai). Kalau berputar mengisi baterai dalam kondisi mesin bekerja tidak ada masalah, ya aman. Tapi kalau kondisinya sedang bermasalah, maka bisa terjadi konslet bahkan bisa kebakar," ungkap Suratman saat ditemui di bengkel Auto2000 Bekasi Timur, Jawa Barat, Rabu (15/5/2024).
Lebih lanjut Suratman menjelaskan, mobil bermesin hybrid saat melakukan deselerasi atau perlambatan maka ketika putaran roda bergerak, secara otomatis akan mengisi daya baterai.
Dia juga menyatakan, jika mobil hybrid mengalami kerusakan akibat kecelakaan, sebaiknya langsung menghubungi bengkel untuk didatangkan mobil towing.
Pasalnya, mobil di towing perlu dilakukan untuk menghindari adanya resiko konslet pasca kecelakaan, yang biasanya justru membuat kerugian jadi lebih parah.
Selain menghindari mobil mogok didorong atau diderek secara asal, saat hedak melakukan derek untuk menaikkan kendaraan ke atas truk towing, pemilik atau pengemudi wajib tahu dimana letak mekanisme penggerak putaran roda pada mobil hybrid, apakah di depan atau belakang.
Sebab motor penggerak pada mobil hybrid posisinya tidak semua sama, bisa ada di roda depan atau belakang.
"Makanya kalau di derek, mekanisme berputar pada penggerak roda depan, maka roda depannya diangkat, tapi kalau mekanisme penggerak roda belakang, jadi belakangnya diangkat. Kalau mekanismenya 4WD, ya diangkat semua, digendong (towing)," jelas Suratman.
Perhatikan Cara Kerja Mobil Hybrid Supaya Tidak Didorong Ketika Mogok
Toyota jadi salah satu yang cukup banyak menerapkan mobil full hybrid, memanfaatkan tenaga motor listrik dan mesin bensin.
Melansir Auto2000, fungsi motor listrik yang ada di mobil full hybrid berguna sebagai generator tenaga penggerak tambahan jika diperlukan.
Sementara energi listrik yang digunakan akan fokus untuk menjadi sumber daya penggerak utama ketika mobil dalam kecepatan rendah.
Artinya, motor listrik pada mobil hybrid akan lebih berfungsi sebagai energi penggerak saat mobil berjalan perlahan atau kondisi macet.
Selain itu, ada juga beberapa hal yang perlu diketahui mengenai cara kerja mesin hybrid di berbagai kondisi.
1. Saat Menghidupkan Mesin Pertama Kali
Ketika menghidupkan mesin pertama kali, maka daya yang diambil untuk menghidupkan komponen elektronik di dalam mobil berasal dari baterai.
Sementara itu, untuk mesin mobil akan menyala, jika terjadi tambahan daya dilakukan seperti saat menggerakan mobil bensin pada umumnya.
2. Pada Kecepatan Rendah
Jika mobil dipacu dalam kecepatannya rendah, maka teknologi hybrid akan menggunakan sumber penggerak motor listrik dari baterai, seperti ketika melaju pada 20 km per jam.
Lalu bagaimana mesin bensinnya? Tentu system akan membacanya sehingga mesin bensin akan tidak aktif sementara.
Alhasil, dengan adanya bantuan motor listrik ini, maka mesin hybrid bisa lebih efisien, serta emisi yang dikeluarkan jauh lebih rendah.
3. Ketika Dipacu dengan Kecepatan Tinggi
Ketika hendak melaju dengan kecepatan tinggi, maka mobil hybrid akan secara otomatis mengaktifkan mesin bensin.
Bahkan karena hybrid sudah mengkombinasikan motor listrik dan mesin bensin, maka mesin bisa bekerja bersamaan untuk menghasilkan tenaga yang lebih besar.
Hal ini pula yang bisa membuat pengemudi mobil hybrid akan mudah berakselerasi dan siap menyalip mobil lainnya.
4. Saat Melakukan Pengereman
Salah satu keuntungan hybrid bisa dirasakan saat melakukan pengereman, karena laju mobil jadi perlahan.
Pasalnya, dengan melakukan pengereman, motor penggerak pada roda mobil akan berputar menghasilkan daya listrik yang disimpan di baterai.
5. Saat Berhenti
Enaknya pakai hybrid juga akan sangat terasa ketika berhenti, karena mesin bensin akan mati secara otomatis, sehingga bahan bakar tidak berkurang.
Misal, Ketika di lampu merah atau macet, mesin akan mati.
Lalu bagaimana dengan berbagai sistem kelistrikan seperti audio, AC, lampu-lampu dan lainnya? Tenang, semuanya akan tetap menyala berkat adanya energi listrik yang tersimpan pada baterai.
Mengawali karir sebagai jurnalis sejak tahun 2011 di salah satu media massa Nasional Tanah Air. Memiliki ketertarikan untuk membahas bidang otomotif, mulai dari sepeda motor, mobil, hingga bus dan truk.