Honda Brio pertama kali meluncur di Indonesia pada Agustus 2012, yang mana saat itu didatangkan langsung dari Thailand. Guna menghadirkan Brio yang lebih kompetitif, PT Honda Prospect Motor menghadirkan versi lokal pada tahun 2014.
Berdasarkan review pemilik kali ini, kami akan mengulas Honda Brio tipe A produksi tahun 2015. Untuk diketahui, Brio sendiri ditawarkan dalam tiga varian, A, S dan E. Ada juga tipe RS dengan tampilan sporty serta memiliki fitur paling lengkap.
Menurut cerita dari pemilik, ia mendapatkan mobil ini pada tahun 2020. Saat itu dirinya membeli Brio A di harga Rp85 juta dari tangan pertama, dengan jarak tempuh di angka 57 ribu kilometer.
Bicara mengenai kebutuhan, Brio miliknya hanya digunakan sesekali saat berbelanja bulanan serta berpergian saat waktu senggang. Selebihnya mobil ini hanya sebagai penghuni garasi.
Menurut cerita, mobil ini sangat fun to drive terlebih untuk penggunaan dalam kota. Karena jarang digunakan, untuk kaki-kaki depan terbilang sangat baik tidak menimbulkan suara asing ketika melewati jalan rusak.
Dari segi perawatan, pemilik mengungkapkan bahwa Honda Brio terbilang mudah. Dirinya hanya rutin mengganti pelumas mesin, tune up, serta pengecekan lainnya. Hanya saja pemilik belum lama ini mengalami kendala pada sistem pendingin udara. Diketahui bahwa AC nya mengalami kerusakan pada kompresor yang mana menghabiskan biaya perbaikan hingga Rp5 juta.
Mempunyai budget di bawah Rp100 juta, sebelum pilihan jatuh pada Honda Brio A 2015, pemilik memiliki beberapa opsi lain, seperti; Datsun GO, Toyota Agya dan Daihatsu Ayla. Berkat melakukan banyak pertimbangan serta sabar dalam mencari unit yang diinginkan, pada akhirnya Brio A 2015 jadi pilihan hingga saat ini.
Disampaikan pemilik Brio A 2015 kepada Autofun Indonesia, alasan dirinya memilih Honda Brio sebagai mobil keluarga selain budget adalah garasi di rumahnya yang memiliki lahan terbatas. Alasan lainnya karena Brio juga cocok digunakan anaknya yang berusia 24 tahun.
Meski varian terendah, Brio A 2015 memiliki fitur yang terbilang lengkap. Terlihat didalamnya mobil ini dibekali AC dengan arah semburan ke kaki pengemudi dan penumpang depan, power window di semua kaca, serta Electronic Power Steering (EPS).
Tak hanya itu, di baris pertama juga sudah dilengkapi dual airbags yang dapat meminimalisir cedera serius ketika mengalami benturan cukup keras. Terbilang ringkas dan praktis, mobil ini memiliki kompartemen tempat penyimpanan barang sekaligus cup holder yang terbilang cukup banyak. Seperti di console tengahnya terdapa dua cup holder dan di door trim baris pertama. Untuk baris kedua terdapat di satu buah tepat di belakang tuas handbrake.
Hal yang disayangkan dari tipe terendah Brio, mobil ini untuk pengaturan kaca spion hanya bisa dilakukan secara manual dari luar, serta tidak dilengkapi rear wiper, dan foglamp di bumper depan. Meski masih mengandalkan spion manual serta tidak mendapatkan wiper di belakang, untuk sistem keamanan mobil ini disematkan immobilzer dan central lock.
Oh iya, alasan lain pemilik menjatuhkan hati pada Brio yakni performanya yang terasa buas. Berbekal mesin L12B dengan kapasitas 1.198cc SOHC i-VTEC, di atas kertas jantung pacunya sanggup memeras tenaga hingga 88 PS di 6.200 rpm dan torsi 110 Nm pada putaran 4.900 rpm. Bicara transmisi, Brio A 2015 miliknya dipadukan dengan gearbox manual 5-percepatan.
Kelebihan Honda Brio 1.2 2015
Tampilan terlihat dinamis
Fitur keselamatan lengkap
Performa terbesar di kelasnya
Konsumsi BBM irit
Handling stabil
Perawatan mudah
Kekurangan Honda Brio 1.2 2015
Ground clearance rendah
Kabin terasa sempit
Bantingan suspensi keras
Material terkesan murahan
Kesimpulan
Mobil perkotaan di bawah Rp100 juta, Honda Brio gen1 jadi pilihan menarik bagi kalian yang mengincar performa, fitur, serta gaya berkendara fun to drive. Tak perlu khawatir akan memakan biaya perawatan serta perbaikan yang mahal, bermain di segmen LCGC berhadapan langsung dengan Toyota Agya, Daihatsu Ayla dan Datsun GO, mobil ini masih cukup terjangkau.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.