**Artikel ini adalah pengalaman pribadi dari pemilik Toyota Kijiang Innova dan artikel ini tidak mencerminkan pendapat AutoFun.
Pemilik Toyota Kijiang Innova
Toyota Kijang Innova merupakan salah satu mobil terpopuler dalam industri jasa meskipun harganya lebih tinggi daripada kompetitornya. Ingin tahu alasannya? Ayo simak cerita dari Bapak Hendra – seorang sopir yang telah menggunakan Kijang Innova selama enam tahun.
Bapak Hendra adalah pemilik Toyota Kijiang Innova 2.0G dan dia menggunakan mobil ini untuk transportasi harian.
Q1: Terima kasih untuk menerima wawancara kami Pak Hendra. Bisakah kami tahu tujuan Anda membeli Toyota Kijiang Innova ini?
Sebagai seorang sopir, saya menggunakan mobil ini untuk mengantar penumpang dan barang. Saya mencari nafkah dengan menjemput dan mengantar penumpang ke berbagai tempat. Ini seperti telah menjadi kebiasaan hidup saya sehari-hari.
Q2: Apakah Anda pernah menggunakan mobil lain sebelum mobil Innova ini?
Dulu saya pernah memiliki Innova 2.0G 2015 dan Toyota Vios. Kedua mobil ini juga digunakan untuk mengantar jemput penumpang.
Q3: Mengapa Anda menggunakan mobil Toyota Kijiang Innova selama bertahun-tahun tanpa mencoba mobil lain?
Innova pertama saya adalah Toyota Kijiang Innova 2.0 G 2015. Selama penggunaan beberapa tahun ini, saya menyadari bahwa mobil ini memang mobil yang sangat cocok bagi para pekerja di industri jasa, jadi pada akhir tahun 2020 saya menjual mobil itu dan mengantinya menjadi Kijang Innova 2.0G keluaran terbaru.
Pertama kali saya mencoba Innova, saya menyadar bahwa mobil ini adalah mobil impian saya. Mobil ini memiliki kabin yang lapang dan bisa memuat hingga delapan orang. Posisi kursinya tinggi, visibilitasnya luas dan tenaganya kuat. Pengalaman saat mengendarai mobil ini agak berbeda dengan mobil sedan.
Saya membeli mobil baru untuk menyesuaikan dengan kebutuhan penumpang. Awalnya saya tak berencana untuk mengganti mobil karena performa mobil Innova 2015 itu masih bagus, meskipun dia telah menempuh jarak 700.000 kilometer. Tapi ternyata mobil baru ini sangat memuaskan klien saya, jadi saya juga tak menyesal membelinya.
Saya mencintai Innova berdasarkan beberapa alasan:
Yang utama karena mobil ini sangat awet. Mobil Innova pertama saya telah menempuh jarak hampir 700.000 km tapi jarang rusak. Saya hanya melakukan perawatan secara rutin. Selama waktu penggunaan 5 tahun itu, hanya pompa bahan bakarnya yang pernah mengalami kerusakan. Tampilannya masih terlihat sangat baru. Jika bukan permintaan klien, kemungkinan saya akan terus pakai mobil itu.
Kedua, tenaga mobil Innova cukup kuat dengan mesin berkapasitas 2.0L. Mobil ini masih mempertahankan sistem penggerak roda belakang. Makin banyak penumpang, konfigurasi tempat duduknya juga dapat disesuaikan.
Ketiga, mobil ini memiliki ruang kabin yang lapang. Klien saya selalu memuji Innova atas kenyamanan kursinya dan kapasitas bagasi yang besar itu.
Yang terahkir, biaya perawatannya rendah. Konsumsi BBM-nya sekitar 9.5L per 100 km dan biaya perawatan tahunannya kira-kira Rp4 juta. Ini termasuk murah.
Q4: Mengapa tak beli Innova transmisi manual tapi otomatis?
Setelah mengendarai mobil selama beberapa tahun, saya menemukan transmisi otomatis itu lebih nyaman untuk dikendarai, terutama di daerah perkotaan. Selain itu, Toyota Kijiang Innova 2.0G ini telah di-upgrade secara baik. Baik di depan ataupun di belakang tersemat sensor yang membuatnya lebih mudah dikendarai di gang-gang yang sempit. Mobil ini dibekali pula lampu LED otomatis yang sangat terang.
Q5: Ada orang berpikir bahwa sebenarnya Innova tak banyak berubah di generasi baru. Bagaimana pendapat Anda?
Menurut saya, Innova di-upgrade secara baik di setiap generasinya. Desainnya diperbaiki dan fiturnya dilengkapi, contohnya setir mobil. Setir Innova 2018-2020 memiliki desain agak berbeda daripada versi 2015. Lebih nyaman untuk dipegang, posisinya juga lebih tinggi jadi tak mudah lelah dalam perjalanan jauh.
Q6: Masih ada yang belum memuaskan?
Iya di Innova masih ada hal yang bisa diperbaiki. Layarnya belum cukup canggih, fungsinya terbatas, hanya bisa mendengar musik dan membantu parkir. Tak bisa menghubungkan ponsel secara nirkabel atau dengan Bluetooth. Selain itu, kursinya mudah menjadi panas dan kotor. Saya berencana untuk menggantinya dengan melapisi kulit biar penumpang bisa merasa lebih nyaman.
Q7: Mobil 7 seater itu banyak tersedia di pasar mobil misalnya Mitsubishi Xpander Cross dan Suzuki Ertiga. Mengapa Anda memutuskan untuk membeli Toyota Kijiang Innova dengan harga yang jauh lebih tinggi?
Saya membeli Innova 2.0G 2020 ini dengan harga hampir Rp360 Juta, sedangkan harga Xpander AT hanya Rp250 Juta lebih. Iya memang harga Innova Rp 100 Juta lebih mahal daripada kompetitornya, tapi akhirnya saya masih memilih Innova karena performa mobil ini di beberapa bidang memang tak tertanding di segmen MPV.
Kelebihan mobil ini banyak. Yang terutama, mesin dan transmisinya jauh lebih unggul daripada mobil lain. Mesinnya yang berkapasitas 2.0L terasa sangat tangguh, tenaganya cukup kuat dengan penggerak roda belakang. Transmisi 6 percepatan bekerja lebih lancar daripada transmisi 4 percepatan di mobil lain.
Selain itu, Innova adalah mobil yang bukan main awet. Saya pernah mendengar keluhan dari beberapa pengguna Xpander tentang masalah mobil mereka yang baru dibeli itu. Akan tetapi, selama 6 tahun ini, hampir tak ada masalah yang terjadi pada Innova saya. Sebagai pemiliknya, saya merasa sangat bangga. Harga jualnya memang lebih tinggi, tapi harga Innova bekas itu juga tak rendah, jadi pengguna tak akan rugi banyak jika ingin menjualnya kembali.
Q8: Apakah Anda akan mencoba mobil lain seperti SUV di masa depan?
Sampai saat ini, Innova adalah pilihan yang terbaik untuk seorang sopir seperti saya. Cinta saya terhadap Innova tak akan berubah. Semoga di masa depan Toyota Kijang Innova bisa terus diperbaiki dengan keunggulan yang tetap: selalu awet, ekonomis dan sesuai kebutuhan pengguna.