Mobil hybrid dinilai menjadi transisi yang tepat sebelum sepenuhnya beralih ke mobil listrik. Di Indonesia sendiri jenis kendaraan roda empat yang satu ini agaknya mulai digemari banyak orang. Sebab beberapa pabrikan besar sudah banyak yang menjualnya.
Melalui sistem kerja kombinasi mesin dan motor listrik, membuat performa akselerasi lebih optimal. Kemudian konsumsi bahan bakar bisa tereduksi dan irit pastinya. Ini karena motor listriknya bekerja menggunakan daya yang disuplai dari baterai. Biar makin irit lagi penggunanya bisa mengaktifkan mode EV apabila baterai sudah terisi daya yang cukup banyak.
Baca Juga: Buruan Beli Mobil Hybrid Sekarang, Sebelum Harganya Meroket Imbas Kenaikan PPNBM
Namun demikian harga jualnya masih terpaut tinggi, sehingga belum ramah bagi segmen menengah maupun menengah ke bawah yang biasa beli mobil di harga Rp250 jutaan. Mobil hybrid termurah yang tersedia adalah Nissan Kicks e-Power dengan harga Rp479 juta OTR Jakarta.
Bagi yang menginginkan kendaraan hybrid tapi dananya belum mencukupi, tentu akan beralih membelinya dalam versi mobil hybrid bekas. Hanya saja sebelum Anda benar-benar memboyongnya ke rumah dari bursa mobil bekas, ketahui dulu beberapa pertimbangan berikut ini. Sebab jantung mekanisnya beda dari mobil konvensional.
1. Ketahui Kondisi Baterai Mobil Hybrid Bekas
Benefit penggunaan mobil hybrid bekas dapat dirasakan apabila kondisi baterai masih bekerja dengan baik. Untuk itu sebelum beli, cek dulu umur baterainya, masih mampu menyimpan dan menyuplai daya ke motor listrik atau tidak.
Untuk mengetahuinya jangan sungkan minta test drive dulu agar mengetahui sistem kerja baterai melalui informasi yang ada di panel instrumen mobil. Periksa ketika deselerasi, fungsi regenerative braking bekerja dengan baik atau tidak.
Lalu cek juga bahwa mesin yang terintegerasi sistem generator, ikutan menyuplai daya listrik ke baterai dan juga boosting ke mesin, atau malah tidak ada sistem hibrida yang bekerja. Bila mendapati hal ini, segera cari mobil hybrid bekas lainnya.
2. Beli yang Baterainya Masih Tercover Garansi
Dalam hal ini sebenarnya bisa diketahui dari jarak tempuh mobil. Autolist melaporkan, cari kendaraan hybrid bekas yang baterainya masih tercover garansi. Sebab banderol baterai untuk kendaraan listrik masih mahal tinggi.
Jangan sampai mendapatkan unit yang butuh pergantan baterai. Sudah barang tentu Anda harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk biaya baterai baru dan penggantiannya. Toyota Prius misalnya, dari sumber artikel yang sama, harga baterainya sekitar Rp37,5 jutaan. Itu belum termasuk biaya pengerjaan.
Baca Juga: Meski Pandemi Penjualan Mobil Hybrid Malah Naik, Toyota Corolla Cross Jadi yang Terlaris
3. Hindari Mobil Hybrid Generasi Pertama
Sejalan dengan poin nomor 2, hindari pembelian mobil hybrid generasi pertama, atau umurnya yang sudah terpaut tua. Beberapa meyakini, angkatan pertama sebuah kendaraan biasanya memiliki sejumlah kekurangan. Apalagi menyangkut teknologi baru berbasis elektrifikasi.
Namun di Indonesia karena jenis kendaraan yang satu ini masih baru tahap awal berkembang, akan sulit menemukan mobil hybrid lawas atau generasi pertama. Paling berumur yang ditemukan di platform jual beli mobil bekas adalah Toyota Prius lansiran 2007.
4. Pilih Mobil Hybrid Bekas Umur Muda
Oleh karena itu idealnya beli mobil hybrid bekas berumur muda. Ini seperti diterangkan Chief Operating Officer mobil88, Sutadi. Menurutnya jualan mobil hybrid seken akan susah apabila tahun produksinya lama, karena berkaitan umur pakai baterai.
Selayaknya baterai pada perangkat gawai, lama kelamaan akan mengalami penurunan kualitas. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap kemampuannya menyimpan daya listrik dan menyuplainya ke motor dinamo. Bila rusak, maka keuntungan hemat bahan bakar tidak akan terjadi.
"Yang kami khawatirkan adalah lifetime dari baterainya yang umurnya 10 tahun. Karena hari ini baterainya sendiri lumayan harganya. Makanya kami masih berani ngambil yang usianya 5 tahunan," jelasnya.
Baca Juga: 5 Mobil Hybrid Terlaris di Indonesia yang Pajaknya Bakal Tambah Mahal