Tips:Jangan Cuma Cari Hemat, Ketahui Bahaya Pakai Octane Booster di Mesin Toyota Agya 2021 Dkk
Yongki Sanjaya · 19 Nov, 2020 15:07
0
0
Tingginya harga bahan bakar non subsidi mendorong banyak pengguna LCGC mensiasatinya dengan cara memakai octane booster. Memang, zat aditif ini memperbaiki pembakaran, namun banyak juga efek samping yang ditimbulkannya. Jadi, kalian perlu tahu bahaya octane booster di mobil murah seperti Toyota Agya 2021 dan sejenisnya.
Memang, produsen aditif tersebut mengklaim terdapat beberapa khasiat yang bermanfaat untuk kendaraan. Peningkat oktan diklaim menghilangkan gejala ngelitik, terhentak-hentak, dan juga mengembalikan tenaga yang hilang. Selain menambah angka oktan, cairan ini juga disebut membersihkan ruang bakar.
Octane booster terbukti mampu meningkatkan performa secara instan. Tapi lambat laun, kandungan logam didalamnya mampu merusak sistem pembakaran pada mobil. Akibatnya, pembakaran di mesin malah jadi tidak bekerja optimal bila memakai bahan bakar biasa tanpa aditif.
Perlu kamu ketahui, aditif oktan kandungannya tidak bisa benar-benar menggantikan bahan bakar non subsidi. Zat aditif yang jamak digunakan pemilik kendaraan bermotor adalah yang berjenis octane enhancer non-oxygenated. Zat ini memiliki kandungan bahan dasar dari campuran unsur timbal, besi, dan mangan.
Pada tahun 2013 lalu Dirjen Migas telah menyebutkan beberapa jenis aditif yang berdampak buruk kepada mesin. Kandungan dalam aditif bahan bakar ini juga berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan alam.
Untuk itu, hindari penggunaan Octan Booster Non-Oxygenated. Aditif yang berbahan dasar logam (organometallic) atau berbasis logam misalnya MMT (metilsiklopentadienil manganese tricarbonil) dan Ferrocene (disiklopentadienil iron) juga jangan dipakai.
Sebagian produsen octane booster pun sebenarnya tidak menyarankan produknya dipakai secara rutin setiap hari. Mereka menyadari aditif ini bisa menimbulkan jelaga di ruang bakar. Kotoran tadi tidak bisa diatasi oleh zat pembersih dalam bahan bakar non subsidi atau oktan tinggi.
Risiko Pakai Octane Booster, Bukan Solusi Instan Pemilik Toyota Agya 2021 Cs
Bila digunakan dalam intensitas yang cukup lama, maka material dalam booster yang tidak tercampur akan membentuk endapan di dalam tangki bahan bakar. Akibatnya, kinerja pembakaran malah jadi tidak optimal dan akan berpengaruh ke mesin.
Alangkah baiknya, pemilik kendaraan terutama dengan kompresi tinggi seperti Toyota Agya dan sejenisnya tidak langsung percaya dengan kelebihan-kelebihan yang diklaim ada pada octane booster. Setidaknya lakukan riset lebih dulu dari testimoni orang yang sudah menggunakannya.
Pasalnya, dampak pada pemakaian octane booster secara rutin malah akan membuat mesin malah tidak bertenaga. Akhirnya, mobil bakal keluar masuk bengkel untuk membersihkan jelaga yang mengotori ruang bakar mesin.
Dampak besar lainnya yaitu pada catalytic converter. Komponen penyaring gas buang kendaraan tersebut lama kelamaan akan rusak dan pada akhirnya tidak bekerja dengan sempurna menyaring emisi gas buang kendaraan.
Octane Booster Alami Sudah Tersedia, Lebih Aman?
Berdasarkan uji Lemigas (Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi) dari Kementerian ESDM, bahan bakar ditambah aditif alami masuk dalam kategori 1A. Artinya, zat alami seperti ekstraksi minyak atsiri tidak bersifat korosi atau dengan kata lain tak akan merusak mesin.
Salah satu syarat aditif yang baik yaitu tidak menyebabkan kotoran pada dan abu jelaga pada mesin. Bahan yang alami, termasuk dari minyak atsiri pada prinsipnya mengikat partikel bahan bakar sehingga lebih mudah terbakar.
Cara Aman Meningkatkan Oktan, Oplos Bensin Kualitas Tinggi dan Rendah
Untuk mendapat nilai RON 92 misalnya, bisa mencampur bahan bakar oktan 88 dengan bahan bakar oktan 98 dengan perbandingan 1:1. Nantinya, hasil campuran kedua bahan bakar tadi menghasilkan RON 93.
Perhitungan harga pun bakal jadi lebih murah ketimbang bahan bakar RON 92 di pasaran. Memang sih sedikit repot karena kita perlu keluar masuk barisan nosel pompa untuk Premium dan Pertamax Turbo.
Dari segi harga, Premium dijual Rp 6.450 dan Pertamax Turbo dijual Rp 9.850, sedangkan harga Pertamax yaitu Rp 9.000. Maka, perhitungan harga ‘oplosan’ tadi sebagai berikut:
(Rp. 6.450 + Rp. 9.850) : 2 = Rp 8.150
Tentu, angka ini sedikit lebih murah dari harga Pertamax yang dijual Rp 9.000 oleh Pertamina. Secara kualitas jelas lebih bagus hasil oplosan ini dibandingkan Pertamax karena menghasilkan nilai RON 93.
Kesimpulan
Melihat fakta di atas, produsen aditif penambah oktan tidak merekomendasikan produk mereka untuk pemakaian rutin. Artinya, mereka pun tidak ingin para konsumennya terdampak dari efek samping octane booster dalam jangka panjang. Bila ingin memakai produk aditif, gunakanlah produk berbahan alami.
Solusi lainnya, mengoplos bensin berkualitas tinggi dengan bensin bersubsidi bisa jadi langkah manjur untuk pemakaian sehari-hari. Dari sisi oktan lebih bagus dan secara harga lebih terjangkau bila dibandingkan bensin dengan RON 92.
Berpengalaman di beberapa media online. Bermula menjadi reporter otomotif di situs yang lain hingga kini menjadi Editor di Autofun Indonesia. Penghobi mobil lawas dan anak 90-an banget.
FB:Yongki Sanjaya Putra